Pages

Wednesday, July 10, 2013

Insurgent

Veronica Roth
551 Halaman
Mizan Fantasy, 2012
Rp. 59.000,-

"Satu pilihan bisa mengubahmu, atau justru menghancurkanmu."

Konsekuensi pilihan yang diambilnya membuat Tris terjebak dalam faksi pengkhianat yang membunuh keluarganya. Kini, Tris harus mencoba menyelamatkan orang-orang yang disayanginya, juga dirinya sendiri, sementara benaknya dikacaukan oleh berbagai pertanyaan tentang kesetiaan, identitas, dan pengampunan.

Ketika ancaman perang dan perpecahan faksi semakin mengancam, Tris harus memutuskan, tetap pada identitasnya sebagai Dauntless atau memunculkan dirinya yang sejati. Sebagai Divergent. Sebuah identitas yang dianggap berbahaya dan dihindari semua faksi.

Lanjutan seri Divergent yang menjadi Best Fantasy Book di Goodreads Choice Award ini tak mengecewakan pembaca. Seru, menegangkan, namun juga dibumbui dengan kisah cinta, patah hati, dan filosofi menggugah tentang manusia dan kehidupan.

Dua hari setelah menyelesaikan Divergent, aku langsung beli Insurgent. Insurgent ini nggak dijejerin ke rak tapi nggak langsung dibaca juga. Aku harus menulis review Divergent dulu. Baru deh bisa move on ke Insurgent. Tapi aku agak ragu-ragu juga ketika mau baca novel kedua ini. Karena aku nggak mau semua kenangan manis (duh!) ketika membaca Divergent terhapus sama Insurgent. Aku yakin Insurgent bakal berbeda, lihat aja judulnya. Tapi karena ingin memenuhi rasa penasaran dan kekangenanku sama Four aka Tobias, aku baca deh pelan-pelan sambil menahan sakitnya perut saat haid hari pertama :p

Cerita di halaman pertama Insurgent langsung meneruskan perjalanan Tris, Tobias, Marcus dan Peter yang melarikan diri dari markas Dauntless ke Amity. Mereka disambut oleh wakil fraksi Amity, Johanna dan sejumlah pengungsi dari fraksi Abnegation. Serbuan mendadak dari fraksi Erudite yang membawa serta para Dauntless pembelot, membuat mereka harus melarikan diri dan menemukan perkumpulan factionless. Factionsless yang semula dianggap lebih buruk dari kematian ternyata hidup secara berkelompok, mirip dengan fraksi lain dan dipimpin oleh Evelyn, ibu kandung Tobias. Tris dan Tobias lalu pergi ke fraksi Candor dan menemukan pengungsi dari fraksi lain, termasuk Dauntless yang setia dan Erudite yang kabur karena tidak bisa dimanipulasi. Para Dauntless lalu menyusun rencana untuk menyerang markas Erudite sekaligus bingung kenapa Janine, wakil fraksi Erudite begitu ingin mengendalikan semua orang termasuk para Divergent. Sebuah informasi ternyata telah disimpan rapat-rapat dan tidak ada pilihan selain mencarinya di komputer pribadi Janine. Tapi karena Amity dan Candor tidak mau membantu lalu Abnegation tidak bersisa, para Dauntless tidak punya pilihan selain bersekutu dengan factionless.

“Insurgent. Kata benda. Orang yang bertindak sebagai oposisi terhadap otoritas yang mapan, yang tidak selalu dianggap sebagai orang yang suka berperang.” – halaman 478

Insurgent benar-benar menyambung  ceritanya dari ending novel pertama. Tanpa ada jeda untuk memperkenalkan sejarah singkat sedikitpun. Jadi buat kamu yang baca sinopsis buatanku diatas mungkin agak bingung dengan beberapa istilah atau konflik yang menjadi inti novel ini. Baiknya ya, baca novel pertamanya dulu ;)

Dengan alur cerita yang masih lambat, novel ini menampilkan lebih banyak kekerasan dan pemberontakan yang tiada henti. Pindah ke fraksi ini, lalu pindah ke fraksi itu, dan akhirnya menetap di fraksi sendiri. Ya hitunglah sebagai jalan-jalan antar fraksi dan melihat perbedaannya. Entah kenapa semua itu nggak bikin aku excited atau book hangover sekalipun. Bukankah ini yang aku tunggu-tunggu? Apa mungkin karena hubungan Tris dan Tobias juga ‘memberontak’? Mereka tidak seakur dan semesra dulu huhuhuhuhu. Bahkan Tobias yang dulu keliatannya cenderung ke Abnegation sekarang malah terasa sangat Dauntless. Udahan deh book hangovernya :(

Tapi aku tetep menanti novel ketiga yang bakal terbit akhir tahun ini. Sebuah video yang menjadi twist di akhir novel kedua ini sangat mengejutkan dan pastinya bikin aku penasaran. Penantianku buat novel ketiga itu mungkin agak panjang, mengingat proses terjemahan yang bakal dilakukan penerbit Indonesia. Apa nanti aku coba beli versi bahasa Inggrisnya ya? Aku masih agak sangsi dengan terjemahan novel ini. Soalnya masih banyak kata-kata yang rancu, typo dan tidak sama sinkron dengan novel pertamanya. Yaaa itulah yang terjadi kalo penerjemahnya ganti. Semoga saja ada perbaikan di novel ketiganya nanti ;D

At last, walaupun isinya tidak begitu memuaskan tapi Insurgent membawaku ke rasa penasaran selanjutnya, ke novel ketiga, Allegiant. Aku berharap akan disuguhi kebenaran yang terpendam yang selama ini dicari Tris dan Tobias dan diakhiri dengan cara yang menarik dan memuaskan. Selagi menunggu itu, aku juga menunggu film adaptasinya sambil baca-baca hal menarik di Divergent:Wikia. Nggak takut kena spoiler lagi, malah sekarang aku nyari-nyari hahahaha. Recommended :D


P.S. Happy fasting guys :)

5 comments:

  1. Iya sih kak, selama baca ini rada datar dan jadi sebal sama Tobias nya. Tapi karena semakin banyak pemberontakan semakin seru dan nggak pengen nutup buku :D

    ReplyDelete
  2. Mungkin karena aku pengen lebih banyak adegan romance Tris dan Tobias, jadi agak kecewa. Yup, pemberontakannya emang rame.

    ReplyDelete
  3. kalau yang bagian ini saya suka,kayanya enak banget kalau ada yang memberontak,berjuang,tapi kisah romancenya emang sikit.Tapi tetap seruuuu :D

    ReplyDelete
  4. sebenernya sih belum baca novelnya, baca yang di atas tadi jadi sanksi mau baca. Gak rela kalo tris ama Tobiasnya berantem. huhuhu

    ReplyDelete
  5. Yes akhirnya ada adegan aksi. Mogah-mogahan karakter Tris sedikit diperbaiki di novel ini. Dia harus jauh lebih kuat dong.

    ReplyDelete

Thanks for leave your comment :D