Pages

Wednesday, June 18, 2014

[One Book One Day] Career First: Melangkah Pasti Ke Dunia Kerja

Maya Arvini
202 halaman
GagasMedia, Juni 2014
Rp. 53.000,-

There is no shortcut to success.

Karier gemilang bisa dicapai jika kita berhasil melampaui berbagai tantangan sejak di tangga pertama. Sayangnya, banyak di antara kita yang baru memulai karier pertama, tidak punya petunjuk atau kisi-kisi tentang dunia profesional. Padahal banyak tahapan yang harus ditaklukkan karena tidak ada jalan pintas untuk meraihnya.

Career First hadir sebagai panduan untuk pendaki karier pertama maupun yang telah bertahun-tahun menjajaki dunia kerja. Ditulis berdasarkan pengalaman dan kiat dari peraih Young Women Future Business Leader, Maya Arvini, buku ini akan membantu kamu melalui berbagai tantangan dalam dunia profesional untuk melesatkan karier.

Berbagai hal yang akan kita temui dalam proses perjalanan karier, dibahas secara lengkap dalam buku ini, seperti bagaimana memiliki mentor, berkompetisi di lingkungan kerja, membangun aliansi, menyikapi kegagalan, hingga mengupas tentang
office politics.

So, prepare yourself first, and get ready for success in your career! 

***

“Buku ini memaparkan dan mengingatkan kita bahwa keberhasilan bisa diraih dari dalam diri kita sendiri.
Bravo, Maya!” —ASWIN WIRJADI, CIO, Bank Central Asia 1992-2007

“Buku ini memberikan inspirasi dan semangat bagi mereka yang baru akan memulai kehidupan karier.” —ANDREW DARWIS, Founder, Kaskus Networks

“Untuk anak-anak muda yang hendak memulai kariernya, buku ini wajib dibaca.
This book will open your eyes about the professional world!” —ALANDA KARIZA, Penulis DreamCatcher

Aku beruntung banget bisa mendapatkan dua kesempatan khusus dari penerbit yang bersangkutan untuk membaca Career First: Melangkah Pasti Ke Dunia Kerja. Yap, dua! Kesempatan pertama saat acara First Reader yang berlangsung di akhir bulan Maret dan awal bulan April 2014. Saat itu aku dan teman-teman yang terpilih membaca dan mengkritisi tulisan yang masih berbentuk draft serta memilih ilustrasi untuk cover. Lalu kesempatan kedua saat mendapat undangan dan terpilih untuk acara One Book One Day yang berlangsung pada hari Rabu, 18 Juni ini. Dulu sih, aku nggak bisa berkomentar kepada umum karena terikat kontrak. Eh, yang terjadi sekarang malah sebaliknya, aku harus memberitahu pada khayalak ramai tentang buku ini. Tau nggak, saat membacanya untuk kedua kali, aku merasa ditampar sekaligus disuntikan semangat. Penasaran? Let’s review the book :)

"Rahasia keberhasilan itu sebenarnya sederhana banget, kok, yaitu berani bercita-cita setinggi langit, giat bekerja keras sejak muda, dan siap menjawab tantangan yang ada di hadapan dengan sepenuh hati." – halaman 3

Career First: Melangkah Pasti Ke Dunia Kerja membahas perjuangan karir Mbak Maya Arvini dari sejak kecil sampai dia sukses sekarang. Topik pembahasannya dibagi menjadi lima bab. Bab pertama adalah ‘Diri Sendiri: Modal Awal’. Di sini, Mbak Maya bercerita tentang hal-hal yang memacu dia untuk sukses dari sejak masa sekolah dan kuliah. Di awali dengan latar belakang ekonomi keluarganya yang sederhana. Dengan kekurangan tersebut, dia lebih banyak menghabiskan waktu untuk belajar dan mengikuti kegiatan non akademik. Keaktifannya itu tidak mengantarkannya ke perguruan tinggi dengan mudah. Dia sempat gagal di jalur PMDK dan saat mengikuti ujian tertulis pun, dia malah lolos ke pilihan kedua, jurusan yang dia pilih asal-asalan. Tapi dia tidak menyerah. Dia mengikuti ujian tulis lagi tahun selanjutnya dan berhasil lolos ke jurusan impiannya. Karena merasa sayang dengan kuliahnya yang lama yang sama berharganya, Mbak Maya akhirnya menjalani kuliah di dua jurusan berbeda dan berhasil lulus dengan nilai cum laude!

"Saya sendiri adalah tipe orang yang tidak suka dengan comfort zone. Kalau kita sampai merasa nyaman pada suatu kondisi, dampaknya kita akan lambat untuk berkembang. Kenyamanan, tanpa kita sadari, akan membuat kita kurang waspada dan malas untuk meningkatkan kompetensi." – halaman 60

Di bab kedua, ‘Kenali Dirimu’, Mbak Maya mulai menjelaskan bagaimana dia mulai masuk ke dunia kerja. Dia mulai mengenal nilai-nilai yang bisa/harus dipegang, seperti integritas, profesionalisme, comfort zone dan loyalitas. Pilihan kita pada nilai-nilai itu tergantung pada tujuan dan hasil yang ingin kita raih. Di bab ketiga, ‘You & Your Work Place’, Mbak Maya membahas pergaulan di dalam kantor, baik dengan teman kerja, atasan dan klien. Di bagian ini juga membahas office politics, yaitu taktik-taktik yang dilakukan seseorang untuk meraih suatu tujuan di kantor, bisa untuk mendapatkan hasil atau posisi tertentu tanpa bersusah payah mencapainya sendiri. Tak jarang cara seperti kiss-ass dan backstab terjadi dan merugikan orang lain. Mungkin kita sudah pernah mendengar dan mengalami hal-hal tersebut di perkuliahan, tapi di sini berbeda jauh. Bukan IPK lagi yang dipertaruhkan, tapi reputasi dan kinerja kita sebagai pekerja. Wuuih, ngeri banget ya :o

"Menurut saya, proses dan hasil akhir harus seimbang. Jika seseorang hanya berorientasi pada tujuan akhir, kemungkinan besar dia akan tergoda untuk mengambil jalan pintas dan berbuat curang . . . Sebaliknya, bahaya juga jika orang hanya berfokus pada proses tanpa tahu arah tujuan. Pada akhirnya, dia tak akan sampai ke mana-mana." – halaman 80

Bab keempat berjudul ‘Your Work, Your Life, Your Balance’. Jadi situ kita sudah kebayang Mbak Maya membahas hal apa. Keseimbangan antara kehidupan pribadi dan profesional. Presentasi keseimbangan itu tidak hanya mutlak 50% life - 50% work. Kalau kamu merasa puas dan menetapkan 30% life - 70% work, bisa saja koq. Semuanya tergantung pribadi masing-masing. Di bab kelima, ‘Happily Succesful,’ mengingatkan kita untuk tetap mensyukuri dan merayakan keberhasilan yang sudah kita raih. Tapi jangan puas dulu. Setelah berhasil mencapai sesuatu, tanyakan pada diri kita ‘what’s next’, agar kita terus terpacu untuk lebih baik lagi.



Setelah membaca ringkasan panjang isi Career First: Melangkah Pasti Ke Dunia Kerja, kamu kemungkinan berpikir isinya sangat berat, membosankan dan membuat ngantuk. Kamu salah besar! Walau isinya sangat serius, gaya bahasa yang mengalir dan lancar, ilustrasi yang menarik dan warna merah yang mendominasi membuat buku ini mengasyikan untuk dibaca. Dan tidak hanya pengetahuan yang kita dapat, kita juga bisa mulai mempraktekannya dengan mengisi latihan-latihan kecil yang ada di akhir bab.



Bagian yang aku suka adalah pembahasan tentang bangkit dari kegagalan, pilihan untuk orientasi ke proses dan tujuan dan office politics. Kalimat-kalimatnya ngena banget dan bikin pikiran aku terbuka. Seperti yang sudah aku sebutkan diatas, aku juga merasa tertampar. Kenapa? Karena aku berharap aku membaca buku ini jauh-jauh hari sehingga aku bisa memperbaiki pola berpikir dan benar-benar memanfaatkan waktu untuk mencari dan meraih yang aku mau huhuhuhu.

Selain merasa tertampar, aku juga kurang suka dengan beberapa hal dari buku ini. Pertama, kisah ini too good to be true. Nggak percaya Mbak Maya bisa begitu disiplin dan berhasil mencapai impiannya yang besar dan ambisius itu. Kegagalan yang dia ceritakan hanya mengenai ujian masuk ke perguruan tinggi, setelah itu semua berjalan begitu mulus. Lalu aku berpikir, kalo buku ini tentang kegagalan mulu, orang lain mana bisa terinspirasi? Yah, gitu deh. Aku yakin banyak kegagalan dan kesulitan lain yang Mbak Maya hadapi, hanya saja tidak menjadi fokus dalam pembahasan buku ini. Lalu soal penyampaian pembahasan, terutama bagian yang menoleh kembali ke masa sekolah, di saat pembahasan sudah berada di dunia kerja. Aku merasa urutannya tidak sesuai dan merasa lebih baik kalau cerita tentang masa sekolah dan kuliah hanya berada di bab-bab awal dan bab-bab selanjutnya benar-benar fokus pada dunia kerja.


At last, Career First: Melangkah Pasti Ke Dunia Kerja ini menjadi bacaan wajib untuk kamu-kamu yang mau sukses di kemudian hari. Pembahasannya segar dan baru, terutama tentang dunia kerja yang belum terekspos sebelumnya. And trust me, semakin cepat kamu membacanya, semakin banyak waktu dan kesempatan yang akan kamu dapatkan ;p

2 comments:

  1. Reviewnya bagus. Tapi, rayuan atau ajakan untuk tidak takut bosan membaca buku seperti ini menurutku masih kurang menggiurkan. Dengan kata lain, kelebihan buku ini dibanding buku yang hampir sama atau semacam masih kurang ditonjolkan.

    ReplyDelete
  2. Lucu juga ya bukunya, penuh ilustrasi, jadi gak berkesdan serius. Tapi pada intinya, seringkali apa yg kita baca di buku, lain banget kalo udah 'nyemplung' sendiri, hehehe...

    ReplyDelete

Thanks for leave your comment :D