Pages

Monday, August 17, 2015

Coppélia

Novellina A.
192 Halaman
PT. Gramedia Pustaka Utama, 2015
Rp. 45.000,-

Sejak kecil Oliver sudah jatuh cinta pada Nefertiti yang aneh. Namun, tetangga depan rumah sekaligus teman sekelasnya itu tiba-tiba menghilang. Oliver ditinggalkan sebelum sempat membuat gadis itu mengingat namanya.

Sampai ke Jerman, Oliver mencari cinta pertamanya. Hingga akhirnya mereka bertemu. Tetapi, keadaan telah berubah. Nefertiti bukan lagi gadis yang dulu. Penari balet itu terluka sangat dalam dan menganggap cinta sebagai rasa asing yang terlalu mewah untuk ia miliki.

Akankah cinta menemukan jalannya, atau Nefertiti tidak akan dapat meloloskan diri dari masa lalunya yang begitu dingin … sedingin kisah boneka Coppélia yang begitu dicintai ibunya.

Melihat cover-nya yang cantik, Coppélia langsung kumasukan ke rak wishlist di akun Goodread-ku. Tidak ada dorongan untuk segera mencarinya, apalagi membacanya. Aku hanya menyatakan keterarikanku. Tak disangka novel ini datang melalui Tifany, salah satu booktuber Indonesia, sebagai hadiah ulang tahun. Senaaaaang sekali! Let’s review it now :D

"Aku lelah mencari cinta di mata orang-orang di sekitarku. Untuk sekali saja, aku ingin dibutuhkan, disayangi tanpa harus meminta." – halaman 49

Musim panas sudah berakhir, begitu pula perlarian Nefertiti di Santorini. Selama tiga bulan terakhir, dia menginap di hostel milik Angeliki dengan potongan harga yang cukup besar dan mencoba mengambil pekerjaan sampingan. Theos, putra Angeliki, ditugaskan untuk mengantarkannya ke bandara. Laki-laki yang hanya bicara dalam kondisi dan keadaan tertentu, akhirnya mengeluarkan suara. Dia ingin tahu seperti apa tempat berpulang Nefertiti. Cerita Nefertiti mundur jauh ke masa kecilnya, mulai dari kedua orangtuanya yang berusaha menemukan bakat seni dalam dirinya, perjuangannya mempelajari tarian balet, dan pertemanannya dengan anak bisu di kampung.

Di tengah-tengah studi doktoralnya di Jerman, Oliver pulang ke Indonesia dan menghadiri reuni SMA. Nefertiti dan kemisteriusannya menjadi topik obrolan, membuat Oliver resah karena dia masih tidak tahu di mana tetangga sekaligus cinta pertamanya itu. Lucunya, Oliver berteman baik dengan ibu Nefertiti yang kini tinggal di Hamburg. Dari lukisan-lukisan ibu Nefertiti, Oliver mengetahui bahwa hubungan ibu dan anak itu tidak terlalu harmonis. Tekadnya untuk menemukan Nefertiti semakin kuat.

"Luka karena kehilangan seseorang yang sangat kau cintai tak bisa begitu saja berkurang oleh waktu. Ada kalanya kau merasakan sakit yang beratus-ratus kali lipat. Aku tidak takut tidak bisa melihatnya lagi, tapi aku takut aku akan mati karena tidak bisa terlepas dari kenangannya." – halaman 117

Sinopsis di bagian belakang cover Coppélia menipuku! Aku kira ceritanya akan seputaran perjuangan Oliver mencari cinta pertamanya di Jerman dan menemukan bahwa orang itu tidak seperti bayangannya. Mirip-mirip Paper Towns, gitu lah. Tapi bab pertama, yang diberi nama Act I, malah diceritakan oleh Nefertiti sendiri. Sedikit bingung sih. Untungnya cerita masa kecilnya sangat menarik, apalagi diceritakan dengan gaya bahasa yang enak dibaca dan banyak kalimat yang quotable, hahaha. Aku langsung bisa menikmati ceritanya dan sedikit penasaran dengan hal-hal kecil yang ikut dijelaskan. Lalu di Act II, Oliver akhirnya muncul dan menceritakan sisi lain cerita. Dari sana terlihatlah bagaimana detail sebelumnya menyatukan masa kecil mereka dan menjadi motivasi Oliver mencarinya. Ternyata oh ternyata, ini tidak hanya tentang cinta lawan jenis, tapi juga cinta ibu dan anak! Cukup mengejutkan buatku. Fakta-fakta masa lalu ibu Nefertiti perlahan-lahan terkuak dan membuat apa yang dialami Nefertiti saat masih kecil jadi terlihat berbeda dan punya pengertian lain.

Sayangnya, ceritanya terlalu pendek dan masih banyak pertanyaan yang belum terjawab, seperti bagaimana hubungan Nefertiti dan ibunya, kenapa dan ke mana ibu Nefertiti pergi, dan siapa yang Nefertiti pilih sebagai pasangan. Tapi aku suka dengan ceritanya. Masih terkagum-kagum dengan kejutan yang disuguhkan. Efek misteri yang tak terpecahkan itu juga membuat ceritanya unik. Mungkin ceritanya mengikuti struktur film Perancis yang pembukaan yang cukup panjang, tiba-tiba klimaks, dan punya ending yang mengantung ;p

Setelah menutup buku, menarik nafas sejenak, lalu mencerna ulang cerita secara keseluruhan, aku menyadari beberapa hal, semuanya berhubungan dengan setting luar negerinya. Deskripsi setting-nya berbeda dari yang aku baca di novel-novel bercerita tentang luar Indonesia. Semua yang ditonjolkan cocok dengan latar belakang kehidupan tokoh-tokoh utamanya. Nefertiti yang tak lepas dari seni, Oliver yang lekat dengan ilmu ekstrak. Itu membuat karakter mereka unik dan tidak tertebak. Kalau menggunakan setting luar negeri, tentunya banyak penjelasan khusus untuk istilah asing. Aku agak terganggu di sini karena ada keterangan yang menggunakan footnote dan ada yang disisipkan di narasi, lalu yang istilah asing yang dijelaskan dan ada yang ada, dan ada kalimat asing yang tidak diterjemahkan. Untuk yang terakhir sih, entah kenapa aku nggak keberatan. Mungkin karena ada keasyikan sendiri menebak arti bahasa asing itu.

At last, walaupun ceritanya singkat dan ditutup dengan beberapa tanda tanya, kejutan-kejutan dalam Coppélia membuatku puas dan terhibur. Nefertiti dan Oliver punya karakter yang unik yang membuat ceritanya menarik. Dan tak lupa juga cinta ibu pada anaknya yang cukup mengharukan. Setelah ini, aku jadi tertarik buat baca karya lain dari penulis yang bersangkutan. Recommended! :D

No comments:

Post a Comment

Thanks for leave your comment :D