Pages

Friday, September 11, 2015

Cherish Cheri

Nita Trismaya
252 Halaman
Plotpoint, Juni 2013
Rp. 15.000,-
(Promo Diskon Bentang PengenBuku)

Mikka dan Cheri jadi pacar di saat yang salah: waktu Mikka lulus SMA. Cheri tetap di Jakarta dan Mikka kuliah di Melbourne. Kalau dulu Cheri kangen, maka Mikka tinggal naik vespa bututnya ke rumah Cheri. Kalau dulu Cheri mau nelepon, dia tak perlu bergantung sama koneksi internet untuk Skype dengan Mikka. Kalau dulu Cheri kesepian, akan selalu ada Mikka di sampingnya.

Masalahnya sekarang yang di samping Cheri adalah Ebran. Ebran, cowok baru di sekolah, yang mau melakukan apa saja demi Cheri. Semakin Cheri berusaha menjauh, semakin Ebran nekat mendekat.

Cheri jadi pusing. Ternyata masalah utama LDR bukan cuma rindu beda waktu atau rindu yang ribuan kilometer jauhnya. Masalah utamanya cuma satu: siapa yang benar-benar Cheri butuhkan?

Cherish Cheri adalah salah satu buku yang kuborong dalam promo diskon di toko buku online tahun lalu. Menjelang akhir tahun ini aku sedang ‘membersihkan’ buku-buku yang sudah lama kubeli tak kunjung dibaca juga. Buku ini jadi pilihan pertama karena tidak terlalu tebal dan temanya yang ringan. Pasti tidak terlalu sulit untuk dibaca, kan? Let’s review it :D

"Coba deh lo pikir baik-baik. Secara logika, ngapain juga pacaran tapi nggak pernah ketemu, terus ke mana-mana sendirian atau pergi sama orang lain. Percuma dong. Ya, kan?" – halaman 54

Cheri dan Mikka menjalani hubungan jarak jauh. Cheri di Jakarta, bersiap-siap menghadapi ujian nasional, sedangkan Mikka di Melbourne, mempelajari ilmu bisnis. Mereka berkomunikasi secara rutin lewat Skype tapi sering terhalangi oleh perbedaan waktu dan koneksi internet. Selama Mikka pergi, Cheri, yang sudah mendapatkan tempat di keluarga Mikka di Bandung, diundang ke acara ulang tahun mama Mikka. Di sana dia berkenalan dengan Ebran, cowok yang kagum dengan selera makan Cheri yang tak kira-kira.

Kembali ke Jakarta, Cheri menemukan bahwa Ebran adalah murid baru di sekolahnya. Cowok itu mulai sering bergabung bersama Cheri dan teman-temannya, Thomas, Dodi, Kenny dan Andi. Dia bersedia melakukan apapun untuk bisa dekat dengan Cheri, mulai dari jalan-jalan pakai angkutan umum, membayar pesanan makanan mereka, dan berkunjung ke rumah Cheri untuk memenangkan hati kakek nenek. Ebran juga mulai mengoyahkan perjuangan Cheri menjalani hubungan LDR. Tapi dia lupa kalau dia juga berencana berkuliah di luar negeri. Jika dia berhasil memenangkan Cheri, dia juga akan menjalani hubungan LDR dengannya.

"Seseorang tidak akan pernah berhenti mencintai karena dia memang tidak punya alasan untuk tidak lagi mencintai. Kalau ada orang yang bilang bisa berhenti mencintai, itu karena dia memang tidak mau mencintai, tapi hanya ingin dicintai." – halaman 216

Cherish Cheri punya cerita remaja yang ringan dan cukup menghibur. Dengan gaya penulisan yang pas, kegalauan LDR-nya jadi tidak terlalu berlebihan, pas. Hubungan cinta antara Cheri dan Mikka terbilang sehat dan positif. Mereka saling mendukung dan berusaha untuk jujur agar hubungannya tetap bertahan. Selain itu, cerita juga penuh dengan keseruan anak sekolah bersama teman-temannya di penghujung tahun ajaran. Cheri dan teman-teman cowoknya punya kebiasaan yang sama, makan banyak dan saling comot punya orang hahaha. Nama berbagai makanan, dan porsinya yang nggak kira-kira, terus muncul. Dari yang sederhana seperti mie rebus di tenda pinggir jalan sampai pesta bakar berbagi jenis seafood di pantai.

Pembatas bukunya unik tapi gak berhubungan sama ceritanya sama sekali

Selipan makanan dalam cerita biasanya menggodaku untuk ikut makan juga, minimal jadi ngiler lah. Tapi yang ini tidak terlalu. Mungkin karena mereka kebanyakan makan fast food. Selama ini, aku gak pernah mesen dan makan fast food lebih dari paket nasi atau kentang atau porsi kecil yang terjangkau. Ngebayangin mereka makan paket standar ditambah menu-menu lain, membuatku enek sendiri. Kurangnya deskripsi tentang makanan itu juga sepertinya membuat nafsu makanku menolak untuk muncul. Tak hanya soal makanan, penjelasan untuk hal-hal lain juga minim. Sepanjang cerita, dialog lebih mendominasi. Jadi ceritanya terasa sangat cepat.

Untuk para tokohnya, Cheri cukup unik dengan selera makannya. Dia cepat akrab, terutama dengan cowok. Untungnya dia juga cepat sadar akan potensi ‘perselingkuhan’ saat Ebran semakin dekat. Tetapi semakin lama, porsinya semakin sedikit. Dia jadi pasif gitu. Yang heboh adalah Ebran dan Mikka yang memperebutkannya. Ebran, yang kupikir bisa seimbang dengan karakter Mikka, ternyata mengecewakan. Dia ini cowok yang terlalu dimanja dan berpikir kekerasan bisa menyelesaikan masalah. Lain dengan Mikka yang bisa kocak dan dewasa di saat-saat yang pas. Untuk teman-teman cowok Cheri, walaupun tidak ada penjelasan tentang karakter mereka, dialog, cara berpakaian dan jenis pesanan mereka menyuarakannya dengan cukup jelas. Sayangnya, jumlah mereka kebanyakan sehingga nama-namanya tidak ada yang berbekas.


At last, Cherish Cheri bisa menghibur dengan ceritanya yang ringan dan seru. Gaya tulisannya pun cocok untuk cerita yang penuh jokes ini. Tapi dialog yang terlalu mendominasi dan tokoh sampingan yang terlalu banyak, sulit membuat pembaca terkenang dengan ceritanya. Semoga saja penulis bisa lebih baik di karya selanjutnya ;D

No comments:

Post a Comment

Thanks for leave your comment :D