Pages

Saturday, April 9, 2016

Love Theft #1

Prisca Primasari
192 Halaman
Prisca Primasari, November 2015

Frea Rinata gadis yang sangat payah di kampus. Sementara teman-temannya sudah melangkah ke depan, dia tetap saja berjalan di tempat, minim prestasi, dan dipandang sebelah mata. Benar-benar menyebalkan.

Untungnya, dia punya kehidupan kedua yang lebih menarik, yang melibatkan seorang pemuda bernama Liquor. Atau setidaknya, pemudia yang "dipanggil" Liquor. Frea nyaris tidak tahu apa-apa tentangnya, kecuali bahwa pemuda itu sangat menarik, memiliki profesi yang tidak biasa, dan penuh misteri. Namun, jauh di dalam hati, Frea jatuh cinta padanya, meskipun tidak pernah mengakuinya.

Sampai kapan Frea akan menyangkal perasaannya? Dan benarkah kehidupan keduanya semenarik yang dia pikirkan? Karena semakin lama, segala hal tentang Liquor semakin membuat dirinya frustrasi. Dan sangat khawatir.

Terbitnya Love Theft #1 tahun lalu membuatku terkaget-kaget. Pertama, novel ini diterbitkan secara mandiri (self-published). Langkah ini pasti memunculkan beberapa tanda tanya di kepala pembaca, apalagi sang penulis sudah punya nama.  Kedua, cover-nya unik banget. Aku tidak bakal ngeh maksud judul dan desainnya apa kalau tidak ngepoin laman Goodreads-nya Love Theft #2 dan Instagram penulisnya. Berkat rasa penasaran itu juga, aku memilih untuk super sabar dan menunggu seri keduanya terbit dulu. Now, let’s review it! :D

"Saya harus pulang. Bukankah itu tujuan kita pergi? Untuk pulang." – halaman 34

Karena tidak lulus audisi untuk acara All Gustav Mahler Recital di kampusnya, Frea Rinata memutuskan untuk cuti kuliah. Dia lalu menjalani kehidupan keduanya, bergaul dengan para pencuri, yaitu Liquor dan Night. Tetapi Night mengundurkan diri dan akan pulang ke Jepang secepatnya. Dia menawarkan tugas terakhirnya dan disanggupi oleh Liquor. Tugas mencuri kalung Tifany & Co. milik Coco Kartikaningtias berjalan mulus sampai wajah pemiliknya muncul dalam puluhan reklame di penjuru kota. Frea, Liqour, dan Night dibuat pusing karenanya dan harus mencari jalan keluar secepatnya.

"Lama-lama, dia tidak mampu berhenti.
Karena dosa yang dilakukan berkali-kali tidak akan terasa seperti dosa lagi." – halaman 125

Love Theft #1 membeberkan kehidupan kedua Frea bersama para pencuri yang tak disangka menarik dan penuh drama. Tugas pencurian ‘sederhana’ itu ternyata memunculkan banyak masalah baru, yang secara tidak langsung menyentuh masalah pribadi pihak-pihak yang terlibat. Tokoh-tokoh itu juga punya karakter kuat yang membuat ceritanya mengasyikan untuk terus dibaca. Frea dan reaksinya menghadapi kegagalan di bidang akademis cukup lekat dengan kehidupan kita, lalu ada Night, pencuri ‘cantik’ yang punya gaya gothic itu sempet bikin aku jatuh cinta lalu patah hati (if you know what I mean), dan tak lupa Liquor, pemuda yang misterius tapi memabukkan dan loveable. Profesi mereka sebagai pencuri memang sedikit memberi aura gelap, tapi tingkah laku mereka banyak juga yang bikin geleng-geleng. Didukung dengan gaya tulisan yang menghanyutkan (dari kalimat pertama!), aku bisa menyelesaikan ceritanya kurang dari 24 jam. Di bagian ‘Thoughts’ yang merupakan halaman ucapan terima kasih, The Tale of Dexperaux karya Kate DiCamillo disebut penulis sebagai inspirasi kisah ini. Aku langsung girang sendiri. Itu salah satu buku kesukaanku sepanjang masa! Tidak terpikir sebelumnya, buku yang seringnya bikin aku lapar (karena isinya melibatkan sup super enak), bisa diinterpretasikan sangat berbeda oleh orang lain dan menjadi karya baru yang tak kalah bagus.

Dari bagian ‘Thoughts’ itu juga, aku tahu bahwa cerita Frea, Night, dan Liquor ini asalnya diunggah di Tumblr sebagai side story. Mungkin karena itu juga, ceritanya tidak terasa disusun menjadi satu novel utuh atau novel dualogi. Di awal tidak ada bagian yang memperkenalkan tokoh utamanya atau dunianya terlebih dahulu. Perkenalan itu baru ada saat tokoh baru muncul. Sebenarnya bagus juga karena terasa mengalir. Sayangnya, tak jarang hal itu terasa ganjil. Frea kan ceritanya sudah lama kenal dan nongkrong sama Night dan Liqour, tapi koq dia sering canggung gitu? Karakter dia juga kurang dibahas. Beda dengan pembahasan Night dan Liqour yang menyangkut nama, keahlian, sampai binatang pengalih perhatian milik mereka. Semuanya memang lebih menarik daripada kehidupan Frea yang sedikit mengingatkanku dengan kehidupan sendiri (#curhat). By the way, kenapa mereka sama-sama identik dengan peliharaan masing-masing? Apakah itu tren di kalangan pencuri atau mereka belajar di tempat yang sama atau menganut gaya curi yang demikian? Terakhir, cukup banyak ungkapan dalam bahasa asing, kebanyakan bahasa Jepang, yang tidak diberi catatan kaki. Tapi lama-lama terbiasa koq dan tidak masalah juga karena menurutku semua ungkapan itu sudah sering dipakai di novel lokal berlatar Jepang. Jadi pembaca pastinya cukup familiar atau paling tidak, mengerti maksud utamanya.


At last, Love Theft #1 adalah novel yang sayang untuk dilewatkan. Kisah mahasiswi yang ‘terjebak’ dalam gerombolan pencuri ini punya sisi terang dan gelap yang membuatmu berpikir ulang tentang tokoh-tokohnya. Gaya tulisannya juga akan membuatmu jatuh cinta. Di bagian akhir, ada cuplikan cerita Love Theft #2 yang bikin aku kegirangan sendiri hahaha. Recommended! :D

No comments:

Post a Comment

Thanks for leave your comment :D