Pages

Sunday, April 24, 2016

Love Theft #2

Prisca Primasari
242 Halaman
Prisca Primasari, Maret 2016

Permasalahan yang dihadapi Frea, Liquor, dan Night semakin rumit saja. Ketiganya harus membenahi kekeliruan yang mereka lakukan, sekaligus bertarung dengan perasaan masing-masing.

Di lain sisi, Frea semakin mengenal Liqour, sedikit demi sedikit. Dia memahami luka pemuda itu, mengetahui masa lalunya, juga terus mengobati hatinya.

Namun, tepat saat Frea menyadari betapa dia mencintai Liqour, sesuatu terjadi. Masalah baru yang luput dari perhitungannya.

Terdorong oleh cuplikan di akhir Love Theft #1, aku nggak nunggu hujan badai untuk baca LoveTheft #2. Seneng deh liat jumlah halamannya lebih tebal dari buku pertamanya. Terlebih lagi aku bisa menyatukan cover-nya menjadi gambar utuh, seperti di video ini. Now, let’s review it! :D

"Itu bukan karena aku cemburu. Aku tidak cemburu. Karena aku tidak mencintai Liqour. Sampai kapan pun, aku tidak akan pernah jatuh cinta pada pemuda yang suka mempermainkan wanita seperti dia." – halaman 12

Frea Renata, Liqour, dan Night menghadapi masalah besar setelah mencuri kalung milik Coco Kartikaningtias. Gadis manja itu menyimpan banyak rahasia dari yang mereka perkirakan sebelumnya. Liquor menolak mengembalikan barang tersebut karena hal itu bertentangan dengan prinsipnya sebagai pencuri professional. Sedangkan Night stres dengan surat perceraian dari istrinya. Frea ikut pusing memikirkan nasib mereka, terlebih lagi dia menyadari perasaannya untuk Liquor. Tetapi kejadian dari masa lalu memerngaruhi masa depan mereka.

"Apa pun pilihan hidupnya, aku akan selalu mengharapkan yang terbaik untuknya. Sebagaimana dia mengharapkan yang terbaik bagi kami semua, dengan caranya sendiri." – halaman 206

Love Theft #2 menghadirkan kejutan-kejutan dalam pencurian yang dilakukan Frea, Liqour, dan Night. Ternyata banyak sekali cerita dari sebuah kalung dan bikin semuanya makin ribet sekaligus seru hehehe. Ceritanya juga lebih melankolis di sini, terutama soal hubungan Frea dan Liqour. Hatiku berasa disiletin pelan-pelan saat mereka mencoba mencari jalan untuk bersama. Puncaknya adalah cerita flashback ke pertemuan pertama mereka. Setelah itu, aku nggak kuat untuk lanjut baca. Sempat libur dua harian terus maksain buat baca lagi. Aku suka ending-nya! Terutama bagian yang diceritakan dari sudut pandang Liqour. Dia ternyata begitu polos dan sederhana. Aku ‘menuntut’ penulisnya untuk menulis ulang ceritanya dari sudut pandang Liqour. Novel seri luar biasanya bikin versi tersebut untuk buku ketiganya. Aku juga ingin Liqour punya bukunya sendiriiiii. Tak disangka aku bisa terpikat juga sama si ngengat ini. Maaf, Night ;p

Selain bikin berkaca-kaca, banyak banget bagian yang bikin ketawa. Bagian lucu itu sebagian besar ada di bagian awal, saat Frea sibuk ngurusin Liqour dan Night yang tenggelam di masalah masing-masing dan si paman yang minta dibeliin lampu antik. Gila deh! Aku puas banget ketawanya. Agak aneh juga sih mengingat bahasanya cukup baku, tapi tetep enak dibaca koq. Eh, lama-lama ceritanya jadi mengharukan huhuhuhu. Ini bukan protes sih. Berasa dijebak aja hehe. Di bagian awal juga ada penjelasan singkat dan lengkap tentang isi buku pertama dan masalah yang mereka hadapi selanjutnya. Ini sangat membantuku mengingat detail-detail kecil yang kulupakan. Hal itu juga bikin cerita secara keseluruhan terasa utuh dan seperti novel beneran.

Tapi jumlah halaman yang lebih tebal tidak cukup menjawab rasa penasaranku dan beberapa hal yang kurasa penting. Seperti tokoh Coco Kartikaningtias yang hanya muncul sedikit. Padahal kan rahasia yang dia bawa sangat besar. Aku tadinya mengira Liqour dan Night bakal bisa mengelabui Coco dan ‘menang’, seperti di buku pertama. Sayang sekali fokus ceritanya tidak ke arah sana. Di sisi lain, ceritanya memperlihatkan sisi manusia kedua pencuri professional itu dan luka mereka yang akhirnya mengering.

At last, bagian melankolis dan humoris dalam Love Theft #2 memberi kesimpulan yang pas untuk kisah Frea dengan teman-teman pencurinya dan hati mereka masing-masing. Tulisannya yang memabukkan membuatku susah untuk tidak ikut hanyut dalam kisah mereka. Karena itu, sekali lagi, aku berharap ada buku ketiga yang isinya tentang Liqour. Pleeeeease?  Recommended! :D

No comments:

Post a Comment

Thanks for leave your comment :D