Pages

Monday, March 24, 2014

Jatuh Cinta Diam-Diam

Dwitasari
236 halaman
Plotpoint, Januari 2014
Rp. 39.500,-

Setiap orang punya caranya sendiri untuk mencintai; memilih untuk diam, memerhatikan dari jauh, atau mendoakan diam-diam. Setiap orang punya caranya sendiri untuk jatuh cinta tanpa membaginya dengan orang yang dia cinta. Setiap orang juga punya cara sendiri untuk berbagi tawa dan menyembunyikan tangisnya sendiri.

Setelah sukses dengan Raksasa Dari Jogja, Dwitasari kini mengumpulkan 14 kisah ini. Kisah tentang kebahagiaan mencintai dan kepedihan memendam cinta. Kisah tentang orang-orang yang menyimpan sebuah nama di hati mereka. Kisah yang akan membuat kita bertanya, "Apa halangan untuk nyatakan cinta?"

Walaupun pernah dengar kontroversinya lewat Twitter dan Kaskus, aku tetap penasaran dengan tulisan Dwitasari. Setelah Cerita Horor Kota, aku mau mencoba omnibook ketiganya, Jatuh Cinta Diam-Diam. Selain itu, aku ingin tahu bagaimana sebuah omnibook dari satu penulis yang sama, bukan rembukan seperti sebelumnya. Let’s review it :)

Jatuh Cinta Diam-Diam memuat 14 cerita pendek yang punya benang merah yang sama, para tokohnya jatuh cinta secara diam-diam. Kenapa diam-diam? Kenapa tidak dinyatakan saja? Karena selalu ada halangan yang menahan mereka menyampaikan perasaan tersebut. Berikut adalah ringkasan singkat dari setiap cerpennya :D
“Apa yang lebih sakit daripada ditinggalkan seseorang yang paling kamu sayangi? Tentu saja ada. Ada yang lebih sakit daripada itu. Mencintai seseorang yang begitu dekat, tapi cinta yang selalu bertumbuh itu tak pernah menyentuh dan menjamah.” – halaman 13
Rasa: Penjual Mie Ayam dari Wonogiri merantau ke Jakarta dan berteman dengan anak gadis pejabat yang menjadi pelanggan setianya.
Melihatmu: Seorang dokter berteman dengan seorang pelukis karena merasa bertanggung jawab atas kematian pacarnya.
Di Ujung Hari: Karena perusahaan Ayahnya sedang bermasalah, Fira terpaksa menunda keinginannya untuk kuliah di Fakultas Kedokteran dan terbang ke Palu untuk mengurus neneknya yang sudah mulai pikun.
Jari Manis: Di tengah kericuhan demo mahasiswa, Zaya diselamatkan oleh Damar, anak Fakultas Hukum, yang tidak pernah dia lihat sebelumnya.
Dalam Tawa: Alissa mengajari Haryo untuk menjadi stand-up comedian dan mengikuti kompetisi yang dia menangkan tahun lalu.

It’s okay, yang pertama selalu full of shit, kok. Itulah makanya lebih baik kita menikah dengan cinta terakhir daripada cinta pertama.” – halaman 65

Komedi Kampus: Raceya tertarik dengan dosen mata kuliah Kebudayaan Indonesia, Pak Jaran. Dia tidak patah asa sekalipun mendengar dosennya sudah punya tunangan.
Susu Kaleng: Hubungan Dian dan Reksa menjadi dekat setelah sering bertukar pesan dan menyukai hal yang sama. Tiap pagi, jauh sebelum kelas di mulai, mereka punya ritual khusus yang menimbulkan tanda tanya atas status mereka.
Memilih: Ayesha dan Janu, lebih dari sekedar teman tapi sulit untuk dibilang sepasang kekasih. Jilbab dan kalung salib yang mereka kenakan membuat mereka tak mampu memberi kejelasan pada status hubungan mereka.
Pertemuan: Cleo memilih untuk ke Jogya dengan menggunakan bus. Dia duduk di sebelah pemuda tampan yang menggunakan kacamata gelap. Mereka mulai mengobrol dan rasanya sulit untuk berhenti.
Melepas Matahari: Seorang mahasiswi rajin memasak dan membagikan sarapannya kepada temannya, Bagas. Hal ini sudah berlangsung lama tapi Bagas tidak pernah menyebut hubungan ini lebih dari pertemanan.
“Perbedaan yang paling indah adalah perbedaan yang mampu menciptakan penyatuan.” – halaman 83
Perpisahan Sunyi: Setelah lima tahun berlalu, seorang pendukung Persija bertemu kembali dengan cinta pertamanya, Dina, yang mendukung Persib. Diakhir pertandingan mereka berjanji untuk bertemu di suatu tempat.
Pergi: Nadea dan Regy sudah berteman sejak SD. Kedekatan mereka membuat pacar Regy, Tasya, cemburu dan meminta putus. Nadea lalu berusaha menyelamatkan hubungan tersebut, apapun syaratnya.
Harapan dan Bayangan: Seorang siswi SMA kelas XI menjalin hubungan lewat telepon dengan seorang siswa SMA kelas XII di Jogya. Mereka bertemu lagi ketika kuliah di universitas dan jurusan yang sama tapi semuanya sudah berubah.
Diakhiri Dengan Pelukan: Seorang mahasiswa berada di tengah persahabatan dua mahasiswi, Anesh dan Elma. Dia menyayangi salah satu, tapi akhirnya bersama dengan orang yang salah.

Ternyata membaca omnibook dari satu penulis menyenangkan. Gaya bahasanya tidak berubah-ubah si setiap judul cerpen dan itu jelas membuatku nyaman melahap semuanya. Tapi karena aku sudah tahu garis besar ceritanya, aku jadi sering menebak-nebak siapa jatuh cinta diam-diam pada siapa dan apa yang menjadi halangannya, entah status, agama, atau orang ketiga. Aku juga mempertanyakan, apakah jatuh cinta diam-diam itu termasuk friendzone? Karena tokohnya kebanyakan jatuh cinta mengurungkan perasaannya untuk diungkapkan karena salah satu pihak memasang status ‘teman’. Ckckck, kasiahan ya. Oh, ya, selain menebak siapa yang di-friendzone-in, aku punya kebiasaan aneh, mencari nama tokohnya di cover-nya hehehehe. Kamu mungkin bisa dengan gampang melihatnya di gambar cover di atas, tapi di buku yang aku pegang tidak begitu terlihat, jadi agak susah.

Entah apa maksud bagian belakang cover ini

Salah satu cerpen kesukaanku!

Karena kisah-kisahnya tampil dalam cerpen di mana medium ini lumayan singkat, informasinya setiap tokoh atau setting jadi agak menumpuk. Padahal hal-hal kecil yang tidak mendukung cerita tidak perlu dijelaskan. Ini terjadi di cerpen-cerpen awal. Untungnya, seakan bisa membaca pikiranku, cerpen-cerpen berikutnya jadi lebih baik. Cerpen yang menjadi favoritku adalah Komedi Kampus, Pertemuan dan Melepas Matahari. Sedangkan cerpen yang terasa agak konyol adalah Susu Kaleng dan Harapan dan Bayangan. Untuk masalah teknis, ada beberapa kata yang typo dan ada kalimat bahasa Sunda yang tidak diterjemahkan sedangkan bahasa Jawa dijelaskan. Seharusnya aku nggak protes ya, aku kan orang Sunda dan ngerti bahasanya. Untungnya, istilah stand-up comedy dijelasin, jadi lumayan nambah wawasan.

At last, omnibook Jatuh Cinta Diam-Diam ternyata lumayan asyik dinikmati, apalagi sambil dengerin mini album baru Girls’ Generation dan suara hujan di luar (maaf, jadi agak melankolis). Ada beberapa yang mengingatkanku pada pengalamanku sendiri dan bikin ketawa (miris) sendiri :p

19 comments:

  1. Oh ini omnibus ya, Kak? Saya suka quotenya hihi

    ReplyDelete
  2. Sempet ragu mau baca karya Dwitasari lagi, tapi kayaknya yang satu ini patut dicoba deh :D
    O iya kak, apa bahasa yang digunakan masih puitis-puitis yang menggalau? :3

    ReplyDelete
  3. Bahasanya masih puitis dan menggalau tapi nggak berlebihan koq ;D

    ReplyDelete
  4. Udah baca buku ini setengah jalan, tapi nyerah deh :(

    ReplyDelete
  5. baca quotenya bgus-bgus... kira-kira dari semua cerita yg mana ya paling bagus :D jadi pengen baca novelnya :D

    ReplyDelete
  6. nice review :) jadi pengen baca novelnya..

    ReplyDelete
  7. isi dari bukunya saya suka tapi covernya kak kurang menarik maunya di beri gambar yang lebih bagus lagi :)

    ReplyDelete
  8. promonya kumcer ini besar-besaran. udah sering pegang tapi belum sempat beli hahaha, karena masih milih2 kalo kumcer, kalo novel kemungkinan aku ambil. Aku suka review kamu, menceritakan kesluruhan hehehe

    ReplyDelete
  9. sering baca quote2 buku ini di twitter.. keren ya!

    ReplyDelete
  10. Aku baru aja mau baca, ternyata mbak udah mereview nya. Banyak yang bilang buku ini bercerita tentang menggalau-galau ria. Yah, tentang, perasaan yg tersembunyi tpi, blum terungkap #cie ..
    Untuk quote nya, aku suka...

    ReplyDelete
  11. Jangan baca ini dah buat yg belum move on 100% kali ya.... Bahaya :'D ahahaha

    ReplyDelete
  12. suka banget sama reviewnya kakak, apalagi cara riview kakak itu, menonjolkan keunggulan novel itu, selain itu, aku juga suka sama novel-novelnya kak dwitasari

    ReplyDelete
  13. Kak itu setiap cerita tokohnya pake sudut pandang ketiga?

    ReplyDelete
  14. Dear Windi, sudut pandang yang digunakan di sini macem-macem koq, nggak cuma orang ketiga doang.

    ReplyDelete
  15. Penasaran sama buku ini dan lumayan bisa jadi referensi cara ngereview buku kumpulan cerpen nih.. thanks

    ReplyDelete

Thanks for leave your comment :D