Friday, July 31, 2015

The Infinite Sea – Lautan Tak Bertepi

Rick Yancey
400 Halaman
PT. Gramedia Pustaka Utama, Juni 2015
Rp. 78.000,-

Bagaimana cara melenyapkan miliaran manusia penghuni Bumi?
Lenyapkan sisi kemanusiaan mereka.

Nyaris mustahil rasanya selamat dari empat Gelombang pertama. Tetapi Cassie Sullivan berhasil, dan sekarang ia hidup di dunia baru, dunia tanpa rasa percaya pada sesama. Saat Gelombang 5 menyapu segalanya, Cassie, Ben, dan Ringer dipaksa berhadapan dengan tujuan utama para Makhluk Lain: pemusnahan umat manusia.
Maka mereka pun terlibat dalam pertempuran terdahsyat: antara hidup dan mati, cinta dan benci, harapan dan kenyataan.

"Novel 
sci-fi epik yang penuh romance, aksi, dan ketegangan."
—Seventeen.com

Karena terlalu excited menanti film adaptasi The 5th Wave, aku sempat lupa dengan buku sekuelnya. Kabar terbit versi bahasa Indonesia The Infinite Sea – Lautan Tak Bertepi datang begitu saja dengan cover yang .. well, kurang kusuka. Kenapa gadis berambut hitam itu harus menoleh ke arah calon pembaca? Saat berhasil memegangnya di toko buku, aku kaget dengan jumlah halamannya yang terbilang lebih tipis dari buku pertamanya. Ada yang terjadi di dalam ceritanya? Let’s review it :D

"Senjata utama untuk memusnahkan manusia yang masih tersisa adalah manusia itu sendiri. Dan begitu manusia ‘terinfestasi’ terakhir tewas, Vosch dan komplotannya akan menyudahi Gelombang 5. Pemurnian selesai. Rumah telah bersih dan siap untuk ditempati." – halaman 75

Setelah ledakan hebat yang menghancurkan Kamp Heaven, Cassie Sullivan, Sammy, Ben ‘Zombie’ Parish, Ringer, dan sisa prajurit dari regu mereka berlindung di sebuah hotel kumuh. Hotel itu menjadi tempat pertemuan yang dijanjikan Evan Walker. Cassie masih mencoba bertahan dengan janji Evan itu. Padahal dia tidak tahu apa-apa dan ceritanya pun membuat yang lain kebingungan. Karena Evan tidak kunjung datang, Ringer pergi untuk menyelidikinya.

Sepeninggalan Ringer, mereka baru sadar Teacup menghilang. Keadaan makin kacau dengan suara pesawat dan kemunculan teman lama Sam yang bersikap ganjil. Di tempat lain, Evan Walker mengalami luka parah yang membuatnya tak berdaya. Grace, yang juga merupakan seorang Peredam, merawatnya dan mengingatkannya pada masa lalu. Evan menyusun rencana untuk memenuhi janjinya kepada Cassie. Dia tak mau Grace tahu yang sebenarnya dan mencurigainya.

"Awalnya mereka mengajari kita agar tak memercayai mereka. Kemudian mereka mengajari kita agar tak saling memercayai. Kini mereka mengajari kita bahwa kita bahkan tak bisa memercayai diri sendiri." – halaman 277

Sama seperti buku pertamanya, The Infinite Sea – Lautan Tak Bertepi fokus pada bagaimana manusia menyikapi gelombang-gelombang serangan dari alien. Tak hanya berjuang untuk bertahan hidup, mereka juga terus mempertanyakan kenapa Makhluk Lain menyerang Bumi dengan cara yang cukup merepotkan. Saat jawabannya terungkap, aku sangat kaget. Karena, ternyata, ternyata Makhluk Lain itu adalah …

Jawaban itu sempat membingungkanku. Apalagi ceritanya menggunakan kalimat-kalimat yang tidak ringan, penuh metafora dan agak filosofis. Setelah membaca berkali-kali dan terus mencoba memahaminya, aku akhirnya mengerti dan sangat puas dengan twist ini. Sayangnya, rasa terkejut itu datang terlambat. Aku keburu kecewa dengan berbagai macam hal.

Pertama, jumlah halamannya lebih sedikit dibandingkan buku sebelumnya. Entah karena ini versi terjemahan atau memang lebih singkat dari sananya. Lalu adegan aksinya kurang bikin gereget. Kedua, pembagian bab dan pemilihan sudut pandang tokoh yang kurang kusuka. Jika dulu cerita disampaikan oleh Cassie, Ben, Sammy dan seorang Peredam, kali ini ada Ringer, Cassie, Evan, dan sedikit dari Dumbo. Aku tidak bisa protes soal Evan, karena dia tokoh favoritku hehehe. Aku suka bagaimana penderitaan Evan hampir sama dengan yang Cassie alami sebelumnya. Dalam keadaannya yang sekarat dan penuh ancaman, entah kenapa masih terasa romantis.

Yang tidak kusukai ada Ringer. Butuh waktu yang lama untuk sadar kalau suara yang membuka cerita adalah Ringer. Setelah pergi, dia hilang begitu saja dari cerita. Sementara itu Cassie, Ben, Evan, dan lainnya bertarung dengan musuh kiriman Mahkluk Lain dan juga masa lalu. Setelah bahaya terlewati, Ringer muncul kembali dengan ceritanya yang menyedihkan dan terasa sangat laaaambat. Mungkin kalau saat yang lain bertarung di hotel, kita bisa istirahat sejenak dan ‘menengok’ Ringer, ceritanya akan lebih menegangkan. Sayangnya itu tidak terjadi. Aku merasa sangat bosan di bagian kedua Ringer ini. Namun, harus diakui gaya pembagian cerita dan sudut pandang ini membuat novel ini berbeda dari yang lain. Lewat beberapa sudut pandang, aku mendapatkan cerita dari tokoh-tokoh lain yang sempat terlupakan tapi ternyata punya latar belakang yang cukup mengharukan. Aku juga akhirnya mengerti siapa gadis di cover itu (tapi aku masih berharap dia tidak menoleh ke belakang.).  

At last, walaupun tidak semuaskan buku pertamanya, The Infinite Sea – Lautan Tak Bertepi memberikan jawaban untuk konflik utama ceritanya. Sebuah jawaban yang tak pernah kupikirkan. Tidak sabar untuk melihat bagaimana kejutan itu diketahui tokoh lain dan cara cerita ini selesai di buku ketiganya, The Last Star. Aku berharap ceritanya nanti akan lebih panjang, lebih banyak aksi, dan menggunakan sudut pandang tokoh-tokoh yang disukai pembaca, seperti di The 5th Wave :)

6 comments:

  1. Ada pdf bahasa indonesia untuk trilogi ini? Saya ingin baca

    ReplyDelete
  2. Ada pdf bahasa indonesia untuk trilogi ini? Saya ingin baca

    ReplyDelete
    Replies
    1. Klo yg inggris ada sampai buku ke tiga, sudah baca semua, dan kecewa berat, bukan karena cassey ahirnya mati tapi karena kemiripannya sama alligiant (divergent series) ugh.... Tapi baca aja ada adegan lucu saat cassey nyuruh evan menyanyikan elien soong hehe...

      Delete
  3. Artikel yang bagus, mengobati penasaran hehehe

    ReplyDelete
  4. Kapan the infinite sea Alan tayang??

    ReplyDelete
  5. suka nulis juga ya mbak, bisa dong sharing lmunya

    ReplyDelete

Thanks for leave your comment :D