Rick Yancey
400 Halaman
PT. Gramedia Pustaka Utama, Juni 2015
Rp. 78.000,-
Bagaimana cara
melenyapkan miliaran manusia penghuni Bumi?
Lenyapkan sisi
kemanusiaan mereka.
Nyaris mustahil rasanya selamat dari empat Gelombang pertama. Tetapi
Cassie Sullivan berhasil, dan sekarang ia hidup di dunia baru, dunia tanpa rasa
percaya pada sesama. Saat Gelombang 5 menyapu segalanya, Cassie, Ben, dan
Ringer dipaksa berhadapan dengan tujuan utama para Makhluk Lain: pemusnahan
umat manusia.
Maka mereka pun terlibat dalam pertempuran terdahsyat: antara hidup dan
mati, cinta dan benci, harapan dan kenyataan.
"Novel sci-fi epik yang penuh romance, aksi, dan ketegangan."
—Seventeen.com
"Novel sci-fi epik yang penuh romance, aksi, dan ketegangan."
—Seventeen.com
Karena terlalu excited menanti film adaptasi The 5th
Wave, aku sempat lupa dengan buku sekuelnya. Kabar terbit versi bahasa
Indonesia The Infinite Sea – Lautan Tak
Bertepi datang begitu saja dengan cover
yang .. well, kurang kusuka. Kenapa gadis
berambut hitam itu harus menoleh ke arah calon pembaca? Saat berhasil memegangnya di toko
buku, aku kaget dengan jumlah halamannya yang terbilang lebih tipis dari buku
pertamanya. Ada yang terjadi di dalam ceritanya? Let’s review it :D
"Senjata
utama untuk memusnahkan manusia yang masih tersisa adalah manusia itu sendiri. Dan
begitu manusia ‘terinfestasi’ terakhir tewas, Vosch dan komplotannya akan
menyudahi Gelombang 5. Pemurnian selesai. Rumah telah bersih dan siap untuk
ditempati." – halaman 75
Setelah ledakan hebat yang
menghancurkan Kamp Heaven, Cassie Sullivan, Sammy, Ben ‘Zombie’ Parish, Ringer,
dan sisa prajurit dari regu mereka berlindung di sebuah hotel kumuh. Hotel itu
menjadi tempat pertemuan yang dijanjikan Evan Walker. Cassie masih mencoba
bertahan dengan janji Evan itu. Padahal dia tidak tahu apa-apa dan ceritanya
pun membuat yang lain kebingungan. Karena Evan tidak kunjung datang, Ringer pergi
untuk menyelidikinya.
Sepeninggalan Ringer, mereka baru
sadar Teacup menghilang. Keadaan makin kacau dengan suara pesawat dan
kemunculan teman lama Sam yang bersikap ganjil. Di tempat lain, Evan Walker
mengalami luka parah yang membuatnya tak berdaya. Grace, yang juga merupakan
seorang Peredam, merawatnya dan mengingatkannya pada masa lalu. Evan menyusun
rencana untuk memenuhi janjinya kepada Cassie. Dia tak mau Grace tahu yang
sebenarnya dan mencurigainya.
"Awalnya
mereka mengajari kita agar tak memercayai mereka. Kemudian mereka mengajari
kita agar tak saling memercayai. Kini mereka mengajari kita bahwa kita bahkan
tak bisa memercayai diri sendiri." – halaman 277
Sama seperti buku pertamanya, The Infinite Sea – Lautan Tak Bertepi fokus
pada bagaimana manusia menyikapi gelombang-gelombang serangan dari alien. Tak
hanya berjuang untuk bertahan hidup, mereka juga terus mempertanyakan kenapa Makhluk
Lain menyerang Bumi dengan cara yang cukup merepotkan. Saat jawabannya
terungkap, aku sangat kaget. Karena, ternyata, ternyata Makhluk Lain itu adalah
…
Jawaban itu sempat
membingungkanku. Apalagi ceritanya menggunakan kalimat-kalimat yang tidak
ringan, penuh metafora dan agak filosofis. Setelah membaca berkali-kali dan
terus mencoba memahaminya, aku akhirnya mengerti dan sangat puas dengan twist ini. Sayangnya, rasa terkejut itu
datang terlambat. Aku keburu kecewa dengan berbagai macam hal.
Pertama, jumlah halamannya lebih
sedikit dibandingkan buku sebelumnya. Entah karena ini versi terjemahan atau
memang lebih singkat dari sananya. Lalu adegan aksinya kurang bikin gereget. Kedua,
pembagian bab dan pemilihan sudut pandang tokoh yang kurang kusuka. Jika dulu
cerita disampaikan oleh Cassie, Ben, Sammy dan seorang Peredam, kali ini ada
Ringer, Cassie, Evan, dan sedikit dari Dumbo. Aku tidak bisa protes soal Evan,
karena dia tokoh favoritku hehehe. Aku suka bagaimana penderitaan Evan hampir
sama dengan yang Cassie alami sebelumnya. Dalam keadaannya yang sekarat dan
penuh ancaman, entah kenapa masih terasa romantis.
Yang tidak kusukai ada Ringer.
Butuh waktu yang lama untuk sadar kalau suara yang membuka cerita adalah Ringer.
Setelah pergi, dia hilang begitu saja dari cerita. Sementara itu Cassie, Ben,
Evan, dan lainnya bertarung dengan musuh kiriman Mahkluk Lain dan juga masa
lalu. Setelah bahaya terlewati, Ringer muncul kembali dengan ceritanya yang
menyedihkan dan terasa sangat laaaambat. Mungkin kalau saat yang lain bertarung
di hotel, kita bisa istirahat sejenak dan ‘menengok’ Ringer, ceritanya akan
lebih menegangkan. Sayangnya itu tidak terjadi. Aku merasa sangat bosan di
bagian kedua Ringer ini. Namun, harus diakui gaya pembagian cerita dan sudut
pandang ini membuat novel ini berbeda dari yang lain. Lewat beberapa sudut
pandang, aku mendapatkan cerita dari tokoh-tokoh lain yang sempat terlupakan
tapi ternyata punya latar belakang yang cukup mengharukan. Aku juga akhirnya
mengerti siapa gadis di cover itu (tapi aku
masih berharap dia tidak menoleh ke belakang.).
At last, walaupun tidak semuaskan buku pertamanya, The Infinite Sea – Lautan Tak Bertepi
memberikan jawaban untuk konflik utama ceritanya. Sebuah jawaban yang tak
pernah kupikirkan. Tidak sabar untuk melihat bagaimana kejutan itu diketahui
tokoh lain dan cara cerita ini selesai di buku ketiganya, The Last Star. Aku
berharap ceritanya nanti akan lebih panjang, lebih banyak aksi, dan menggunakan
sudut pandang tokoh-tokoh yang disukai pembaca, seperti di The 5th Wave :)
Ada pdf bahasa indonesia untuk trilogi ini? Saya ingin baca
ReplyDeleteAda pdf bahasa indonesia untuk trilogi ini? Saya ingin baca
ReplyDeleteKlo yg inggris ada sampai buku ke tiga, sudah baca semua, dan kecewa berat, bukan karena cassey ahirnya mati tapi karena kemiripannya sama alligiant (divergent series) ugh.... Tapi baca aja ada adegan lucu saat cassey nyuruh evan menyanyikan elien soong hehe...
DeleteArtikel yang bagus, mengobati penasaran hehehe
ReplyDeleteKapan the infinite sea Alan tayang??
ReplyDeletesuka nulis juga ya mbak, bisa dong sharing lmunya
ReplyDelete