Pages

Saturday, November 14, 2015

I Want It That Way

Ann Aguirre
460 Halaman
Elex Media Komputindo, September 2015
Rp. 78.800,-

“Aku seorang mahasiswi yang ingin mewujudkan mimpi kedua orangtuaku: melihatku berhasil. Aku mencintai Ty, lelaki di apartemen 1B, dan Sam, putranya. Tapi kami tak bisa bersatu. Itu menghancurkanku.”
(Nadia)

“Aku seorang mahasiswa arsitek. Aku tinggal dengan Sam, putraku, tanpa seorang istri. Ya, aku sudah menghancurkan hidup Diana, dan aku tak mau menghancurkan hidup Nadia, tetangga apartemenku, meski aku tak bisa hidup tanpanya.”
(Tyler)

I Want It That Way

Waktunya memang sering tak tepat—tapi tak ada yang bisa menghalangi cinta jika ia harus tumbuh. Dan kau tak akan tahu apa yang benar-benar kau butuhkan hingga kau hampir kehilangannya.

Pertama melihat judul I Want It That Way, aku otomatis bernyanyi ‘tell me why~’. Ketertarikan untuk membaca novel ini juga karena cover-nya yang cantik dan berwarna ungu hehe. Tapi melihat pasangannya, aku menduga cerita romance-nya akan sangat menguras emosi dan dilengkapi adegan sexy time yang cukup detail. Hmm, cocok untuk segala tekanan di bulan ini. Now, let’s review it! :D

"Hanya saja … aku orang yang selalu khawatir. Dipenuhi ketakutan. Aku selalu takut salah mengambil keputusan dan takut akan mengacaukan hidupku di masa depan. Tapi saat aku keluar ke sini dan mendengar suaramu, semua rasa takutku sirna. Kau membuatku mampu bernafas kembali." – halaman 56-57

Nadia Conrad dan ketiga temannya, Lauren, Max, dan Angus, memutuskan untuk pindah dari asrama kampus dan tinggal bersama di sebuah apartemen. Letaknya agak jauh dari kampus membuat harga sewanya cukup terjangkau. Di hari kepindahannya, Nadia dan Lauren bertemu dengan penghuni yang tinggal di apartemen di bawah mereka, Ty. Ty membantu mereka mengangkut sofa tapi dia tidak terlalu ramah dan menolak bersosialisasi lebih lanjut. Saat menikmati segelas teh di balkon, Nadia tak sengaja mendengar Ty membacakan cerita sebelum tidur untuk seorang anak. Nadia juga sempat menyaksikan Ty tampak kelelahan dan frustasi.

Sejak itu kegiatan meminum teh di balkon menjadi pertemuan khusus untuk Nadia dan Ty. Mereka membicarakan kehidupan masing-masing. Ty ternyata masih mahasiswa, tapi dia mengambil kuliah malam. Siangnya dia bekerja penuh waktu. Sisa waktu lainnya diisi dengan mengasuh anaknya, Sam. Nadia sendiri bekerja paruh waktu di sebuah day care. Di sana, dia lalu berkenalan dan langsung akrab dengan Sam. Setiap obrolan di balkon, Nadia dan Ty selalu jujur bahkan tentang ketertarikan pada satu sama lain. Nadia tidak ingin hanya berteman dengan Ty. Tetapi Ty tidak siap untuk berkencan. Dia tidak mau Sam ikut terluka jika hubungannya dengan Nadia bermasalah. Dia lebih tidak mau lagi menghancurkan kehidupan Nadia yang begitu terencana, seperti yang dulu dia lakukan pada ibunya Sam.
"Tidak semua cerita cinta berakhir bahagia. Kadang mereka hanya berakhir." – halaman 156

I Want It That Way lebih dari novel percintaan yang hot dan menghibur. Kehidupan Nadia, Ty, dan tokoh-tokoh lainnya menggambarkan perjuangan menuju kedewasaan dengan baik. Memang tidak semua orang mempunyai anak di usia yang sangat muda, tapi kesibukan mereka mempersiapkan masa depan selepas kuliah sangat menginspirasiku. Aku tidak menyangka akan begitu tertarik dan menikmati kisah Nadia selain masalah cintanya. Persahabatannya dengan Lauren, Max, dan Angus juga mengasyikan untuk diikuti. Keakraban mereka mengingatkanku dengan New Girl versi para mahasiswa yang bersemangat dan bermasa depan cerah. Lalu usaha Ty untuk memberikan yang terbaik untuk Sam sangat menyentuh. Di tangannya, hal yang pada awalnya adalah sebuah kecelakaan bisa menjadi anugerah. Masih banyak lagi hal-hal yang terasa dekat dengan kehidupan pribadiku. Berbeda dengan novel lain yang membuatku merasa ketinggalan dan iri, yang ini malah membuatku merasa optimis. Hmm, jadi ini yang namanya novel New Adult. Aku harus sering-sering baca genre yang satu ini.

Untuk masalah percintaan Nadia dan Ty, ternyata tidak terlalu menguras emosi. Tapi adegan sexy time-nya tetap bikin ‘sakit kepala’. Aneh deh padahal dicari-cari tapi aku tidak begitu menyukai bagian itu. Mungkin karena aku lebih suka dengan interaksi mereka saat mengobrol. Tema obrolan mereka tidak terlalu berat tapi bisa memperlihatkan pandangan mereka ke depannya. Mereka juga penuh kejujuran, bahkan saat mengungkapkan perasaannya. Nggak ada tuh tarik ulur dan sok jual mahal yang sering bikin aku frustasi. Masih ada candaan dan rayuan yang agak nakal. Selebihnya adegan-adegan manis dan geregetan yang cukup .. logis. Memangnya ada, ya? :))

Aku tidak masalah dengan hubungan Nadia dan Ty yang cukup adem ayem itu. Tetapi rasanya aku seperti bukan baca cerita cinta. Kemelut cinta Lauren, Max, dan Angus malah lebih rumit dari Nadia. Sedikit bosan dan tidak percaya juga dengan kehidupan Nadia yang sangat terencana dan terkendali. Dia mengambil jurusan dan bekerja di bidang pendidikan anak, super rajin belajar untuk mempertahankan beasiswa, tapi masih bisa berpesta dan minum dengan penuh tanggung jawab. Dia sangat sabar saat mengasuh Sam dan juga lapang dada mendengar cerita Ty tentang ibu Sam. Nadia ini keibuan dan dapat berpikir dewasa. Walaupun kepribadiannya menjadi contoh yang bagus, semuanya terlalu sempurna. Namun, di akhir ketidaksempurnaan adalah jalan yang dia pilih. Jadi tokohnya ini tidak jauh berbeda dengan pembaca.

Untuk masalah teknis, aku suka dengan bahasa terjemahaannya. Gaya tulisan penulis yang luwes dan enak dibaca tersampaikan dengan baik. Masih ada beberapa salah ketik sih. Tapi tidak terlalu menganggu. Aku harap jumlahnya akan berkurang di novel 2B Trilogy lainnya. Kedua novel itu masih menggunakan judul lagu Backstreet Boys. Tapi untuk ceritanya sedikit berbeda. As Long As You Love Me bercerita tentang Lauren sedangkan The Shape of My Heart tentang Max. Yap, saking penasarannya aku sudah baca sinopsisnya sebelum menyelesaikan novel pertamanya ini ;p

At last, I Want It That Way menyuguhkan cerita menuju kehidupan dewasa baik dari segi percintaan dan karir. Kesempurnaan ternyata tidak begitu berarti kalau kamu tidak bahagia. Jadi tidak apa-apa mengambil atau melakukan sedikit perubahan dengan rencana, asal kamu bisa lebih berbahagia. Selain itu, tokoh-tokoh dengan latar belakang menarik, gaya bahasa dan terjemahan yang mengalir, dan sedikit selipan sexy time membuat aku tak sabar membaca buku selanjutnya ;)

1 comment:

Thanks for leave your comment :D