Pages

Sunday, December 13, 2015

[Blog Tour] Replay – Review


Halooo, Too Early menjadi salah satu host untuk blog tour untuk novel young adult GPU terbaru, Replay. Seperti biasa, setelah isi novelnya di-review, akan ada giveaway-nya.  :)

Seplia
204 Halaman
PT. Gramedia Pustaka Utama, November 2015

Nada pernah berjanji tidak akan membiarkan orang lain bunuh diri. Tapi sejak mengenal Audy, ia kehabisan akal dalam menepati janji tersebut. Audy, gadis yang berulang kali mencoba bunuh diri itu, begitu penuh kejutan.

Ujian tari membuat Nada terpaksa meminta bantuan Nino, pacar Audy, untuk mengiringi komposisi tariannya. Ia tidak memahami perasaan hangat yang timbul setiap melihat pemuda itu bernyanyi sambil memainkan jemari di tuts piano. 

Nada tidak menyadari bahwa secara perlahan kehadirannya mengganggu hubungan Nino dan Audy. Perlahan, Nada menjadi orang yang ia benci. Seperti wanita yang merebut ayahnya dan membuat ibunya bunuh diri.

Dapatkah Nada menepati janji?

Dari pertama terbit, novel-novel young adult dari penerbit ini selalu bikin penasaran. Ceritanya lebih serius dari teenlit, tapi tetap menyenangkan dan menghibur. Jadi aku otomatis tertarik untuk membaca Replay. Covernya yang super cerah itu sangat unik. Now, let’s review it! :D

".. terkadang kedekatan terjalin tidak hanya melalui pertemuan yang penuh senyuman dan obrolan basa-basi. Kedekatan bisa saja terjalin ketika dua orang yang terluka saling menambal sulam untuk menutup luka masing-masing." – halaman 88

Nada memutuskan untuk tinggal di apartemen setelah ibunya bunuh diri karena ayahnya ketahuan bersama wanita lain. Berkali-kali Tito, ayah Nada, muncul di depan pintu apartemen Nada. Pimpinan label musik itu memohon anaknya untuk memaafkannya dan pulang ke rumah. Nada tidak mengacuhkannya dan lebih memilih konsentrasi pada kuliahnya di jurusan tari. Dia sudah gagal mengikuti seleksi festival tari tahunan dan kini dia harus mencari inspirasi untuk ujian tari kontemporer.

Kegaduhan yang Tito buat, mengusik tetangga baru Nada, Audy. Dalam perkenalan pertamanya, Audy sudah memperingatkan Nada untuk tidak jatuh cinta kepada pacarnya, Nino. Audy cemburu kalau Nino berdekatan dengan perempuan lain sampai kerap mencoba bunuh diri. Sementara itu Nada tidak sulit untuk akrab dengan Nino dan teman-teman bandnya, Nightfall. Lagu ciptaan Nino membantunya menciptakan gerakan tari. Kesenduan dalam lagu tersebut membuat Nada penasaran dengan hubungan Audy dan Nino. Dia tidak mau akhir tragis ibunya terulang pada Audy. Tapi dia juga sadar kedekatannya dengan Nino tidak semestinya dibiarkan.

"Kalau suatu saat kebahagiaan tak memihak, masih yakin kamu akan jadi orang baik?" – halaman 143

Replay mengagetkanku dengan mengangkat masalah hubungan pacaran yang tidak sehat. Masalah ketergantungan dan terkekang pacar sudah beberapa kali aku lihat di kehidupan nyata. Membingungkan sekali jika isu tersebut muncul. Serba salah antara ingin membantu menyelesaikannya dan tidak enak karena mencampuri urusan yang tidak kita ketahui pasti akarnya. Itu juga yang terjadi pada Nada saat melihat hubungan Audy dan Nino. Keterlibatan Nada dalam hubungan Audy dan Nino ini merefleksikan masalah serius yang dialami Nada pribadi. Ironis sekali. Apalagi dia dan juga tokoh-tokoh lain tidak segan mengungkapkan pikirannya secara blak-blakan. Cerita ini pun jadi menarik, bikin geregetan, dan memberikan pengalaman yang cukup berbeda dari novel young adult lokal lainnya.

Lalu kenapa sih dua orang yang terluka sering ‘tertarik’ satu sama lain? Apa karena masalah mereka hampir sama dan ditakdirkan untuk membuka mata satu sama lain? Walaupun masih belum menemukannya jawabannya, ‘konsep’ tersebut selalu bisa menyajikan sisi lain dari sebuah masalah. Dari sana, bisa terlihat ada satu kesalahan bisa ‘diperbaiki’. Memang ada konsekuensinya dan tentunya bekas yang tidak bisa hilang. Tapi ada kehidupan yang harus dijalani setelah kesalahan itu terjadi. Ada kesempatan lagi dan pilihan lain lagi yang mengarah ke sisi baik dan buruk. Di sana lah pelajaran dari kesalahan pertama diuji. Apakah kita sudah mengerti dan bertanggung jawab akan kesalahan lama untuk tidak membuat yang baru? Bersama Nada, aku merasakan bagaimana sulitnya melalui fase tersebut. Hubungannya dengan ayahnya dan juga keterlibatannya di antara Audy dan Nino begitu rumit. Aku putus asa sendiri, benar-benar tidak punya ide bagaimana ceritanya berakhir.

Lalu benang kusut itu terurai dengan cara yang mengejutkan. Bukan langkah yang buruk, sih. Hanya saja, cara peristiwa itu disampaikan tidak menunjukkan bahwa bagian tersebut penting. Terjadi begitu saja. Padahal bagian itu langsung mengubah arah cerita. Gaya bahasa dan penulisan, ini nih yang kurang sreg selama membaca. Aku memang suka dengan keterbukaan dan sarkasme para tokohnya. Tetapi bagian narasi dan deskripsinya kurang menunjukan apa yang mereka dirasakan. Semua informasi disisipkan di bagian dialog. Seperti Nada yang berjanji tidak akan membiarkan Audy bunuh diri. Dia sering mengungkapkan ‘niat’ itu, namun tidak ada yang benar-benar dia lakukan selain ya, ucapan sarkastik. Waktu yang dia habiskan dengan Audy bahkan tidak ada setengahnya dari kebersamaannya bersama Nino. Dengan pengalaman tragis ibunya, aku berharap Nada bisa menunjukan bahwa ‘bunuh diri’  itu benar-benar tidak ada di kamus hidupnya. Itu juga yang membuatku merasa ceritanya terlalu ‘telling’ ketimbang ‘showing’. Anehnya, hal ini sepertinya tidak terjadi pada Nino. Lirik lagunya berhasil mengungkapkan keputusasaannya.  Lalu caranya menenangkan Audy yang cemburu itu patut ditiru. Aku selalu berpikir itu cara yang paling romantis untuk menenangkan pacar ;)

At last, Replay menghadirkan sisi lain dari masalah hubungan pacaran tidak sehat dan rasa terkekang kesalahan di masa lalu. Walaupun dari segi gaya penulisannya perlu ditingkatkan lagi, ceritanya berjalan dengan baik dari awal sampai akhir. Aku berharap hal tersebut bertahan dan terus dikembangkan di karya penulis selanjutnya. Good day, guys :D



Jangan lupa ikuti giveaway-nya di sini :D

2 comments:

  1. Ketertarikan Saya bermula dari kutipan, ".... terkadang kedekatan terjalin tidak hanya melalui pertemuan yang penuh senyuman dan obrolan basa basi. Kedekatan bisa saja terjalin ketika dua orang yang terluka saling menambal sulam untuk menutup luka masing-masing." That's right. Sangat setuju. Kedekatan malah akan lebih berkesan ketika bersama mencoba meresapi dan berbagi luka serta menambalnya agar tidak terus-terusan menganga.

    Sebenarnya hal yang paling membuat Saya jatuh cinta dengan Replay di luar kutipan yang luarbiasa bijak, konflik yang dihadirkan sangat komplit, bumbu-bumbu asmaranya sangat mengaduk perasaan. Perihal kehidupan, sepertinya Saya menemukan cerminan bijak bagi kehidupan Saya saat ini, manusia punya cara pandang sendiri terhadap kehidupannya, semua punya konsekuensi terhadap tindakan yang diperbuat, tidak ada alasan untuk saling menyalahkan atau di posisikan sebagai "yang bersalah," semua telah punya ketentuan masing-masing, tinggal langkah yang dipilih untuk menyikapi segalanya. So, Saya tidak bisa menyangkal untuk tidak tertarik dengan Young Adult satu ini. Apalagi dengan kutipan pamungkas review yang benar-benar ril, "... cinta sejati itu memang ada. Hubungan yang bertahan lama hingga akhir hayat itu bisa tercipta kalau kita menginginkannya. Kita hanya perlu berkomitmen dan berusaha menepatinya." 100% kagum dengan kepiawaian penulis dalam bermain kata-kata. Amazing. And the last, semoga Replay jadi Young adult pertama yang bisa mengisi list YA bacaan Saya. Karena jujur saja Saya belum pernah sama sekali membaca novel di lini YA.

    ReplyDelete
  2. Ah~ jadi semakin penasaran dengan buku ini. Di host blogtour lain saya menemukan mengapa cover buku Replay menampilkan sebuah pajangan balerina dan sekeping diskㅡyang masing-masing merupakan hobi Nino dan Nada. Kemudian di blog ini saya berkenalan dengan ayah Nada yang merupakan pimpinan sebuah label musik. Membuat saya jadi menebak-nebak ada hubungan apa antara sang ayah dan Nino nantinya.

    Sementara itu, saya juga setuju dengan Kak Dhyn yang bilang kalau buku ini menyajikan cerita yang tidak biasa tentang keposesifan seseorang dalam sebuah hubungan, yang saking ekstrimnya sampai bawa-bawa bunuh diri. Rasanya YA ini sedikit lain dari yang lain ya? :)

    ReplyDelete

Thanks for leave your comment :D