Receh Untuk Buku 2015 – Wrap Up

Sudah beberapa tahun, Maya dari Dear Readers mengagas tantangan yang menarik. Namanya Receh Untuk Buku. Pesertanya tidak disuruh untuk membaca buku dengan jumlah atau ketentuan khusus. Peserta hanya harus menabung uang recehan, yang biasanya terabaikan, selama setahun. Tabungan receh itu baru bisa dibuka menjelang pergantian tahun. Uang yang terkumpul kemudian dipakai membeli buku untuk sendiri atau orang lain.

Untuk menampung recehan, aku menggunakan botol air mineral bekas ukuran 600 ml. Di akhir tahun 2015, botol itu hampir penuh dengan recehan. Isinya pecahan 50, 100, dan 200. Aku tidak menabungkan pecahan 500 karena masih diperlukan untuk ongkos angkot hehehe.

Di hari pertama di tahun 2016, aku ‘pecahkan’ botol itu. Recehan disusun, masing-masing 1.000, dan sisanya dijejerkan di bagian paling bawah. Kalian bisa menghitung jumlah uang yang terkumpul. Tepatnya Rp. 41.050. Memang tidak sebanyak hasil Receh Untuk Buku 2013, tetapi cukup untuk membeli seri lengkap Legend karya Marie Lu.

Aku mendapatkan ketiga bukunya di Bursa Buku Diskon Mizan di parkiran Toserba Griya Buah Batu. Harga Legend dan Prodigy masing-masing 15 ribu, sedangkan Champion 20 ribu. Sisa tabungan recehku memang tidak cukup untuk membeli buku terakhir. Tetapi masa aku lewatkan begitu saja. 1 Januari adalah hari terakhir tumpukan buku itu diobral. Jadi aku menambahkan beberapa ribu lagi agar bisa membawa pulang semuanya.

Nah itu dia keberhasilanku menyelesaikan tantangan Receh Untuk Buku 2015. Siapa sangka recehan itu membantuku mendapatkan buku-buku yang sudah lama kuinginkan. Memang butuh waktu satu tahun untuk mencapainya, tapi tidak masalah, kan. Aku berharap bisa melakukan tantangan ini di tahun 2016. Sayangnya blog sang host sepertinya tidak aktif cukup lama. Tetapi untuk kalian yang punya uang recehan yang tidak tahu akan diapakan, lebih baik ditabungkan. Ternyata bisa berguna loh di masa depan. Sedikit-sedikit jadi bukit ;D