Pages

Wednesday, January 13, 2016

The Stolen Years – Review

Halooo, Too Early akan membahas M-Novel terbaru dari Penerbit Haru, The Stolen Years. Walaupun ini bukan berupa blog tour, masih ada giveaway-nya loh. Baca dulu review dariku di bawah ini :D

Ba Yue Chang An
348 Halaman
Penerbit Haru, Januari 2016
Rp. 65.000,-

Benarkah waktu dapat mengikis perasaan cinta?

Hal terakhir yang diingat He Man adalah ia sedang berbulan madu dengan suaminya, Xie Yu. Namun, tiba-tiba gadis itu terbangun di rumah sakit dan sudah bercerai. He Man mengalami amnesia dan lupa akan lima tahun terakhirnya.

Ia tidak mengerti mengapa ia bisa bercerai dari Xie Yu padahal mereka saling mencintai. Ia tidak mengerti mengapa sahabatnya sekarang malah menjadi musuhnya. Ia tidak mengerti mengapa seakan semua orang membencinya.

Ketika He Man berusaha mengumpulkan kembali kenangan dan ingatannya, ia mulai menemukan hal-hal yang tidak pernah ia duga sebelumnya.

Walaupun cover-nya tak kalah cantik dengan Cafe Waiting Love, aku tidak terlalu bersemangat membaca The Stolen Years. Konflik mantan suami istri terdengar terlalu berat. Tapi bumbu amnesianya bikin penasaran. Bagian klise itu seperti candu buatku. Now, let’s review it! :D

"Manusia memang hidup mengandalkan ingatannya." – halaman 96

He Man sedang menikmati bulan madu bersama suaminya, Xie Yu. Di perjalanan pulang, motor yang mereka tumpangi menabrak pohon. Saat bangun, He Man mendapati dirinya terkena amnesia. Lima tahun terakhir hidupnya pun sudah berlalu. Kakaknya, He Qi, malah memberitahu He Man dan Xie Yu sudah bercerai selama setengah tahun. He Man sulit mempercayainya, apalagi dia yakin mereka saling mencintai.

Saat mendengar mantan istrinya mengalami kecelakaan, Xie Yu jadi serba salah. Dia terpaksa meninggalkan teman-temannya dan juga pacarnya, Lily, untuk menjaga He Man. Tak disangka, setelah siuman, He Man mendatangi rumahnya dan mengucapkan kata cinta lagi. Kisah amnesia itu terlalu konyol untuk dipercaya. Tapi He Man memang seperti He Man lima tahun yang lalu. Xie Yu lalu mengizinkan He Man tinggal bersamanya untuk sementara dan membantunya menyesuaikan diri denga kehidupan lebih modern.

"Terkadang aku berharap ingatanku tidak akan kembali selamanya. Aku takut tidak akan mencintaimu lagi saat aku kembali bisa mengingatnya. Dan terkadang, sebaliknya. Aku malah berharap ingatanku bisa cepat pulih. Dengan begitu, aku tidak akan mencintamu lagi, dan posisi kita berdua akan sama sekarang." – halaman 172

The Stolen Years ternyata mempunyai cerita yang sangat mengharukan dan hampir menguras persediaan air mataku. Cerita berbumbu amnesia ini agak berbeda dengan novel yang sebelumnya kubaca. Di sini amnesia tidak hanya dipakai untuk memaksa dua orang yang sedang bermusuhan terus bersama-sama, tapi memperlihatkan bahwa ingatan adalah salah satu bagian penting dalam kehidupan, terutama hubungan sesama manusia.

Walaupun dalam beberapa bab, penyebab retaknya hubungan He Man dan Xie Yu sempat tidak diungkit sama sekali, aku sudah terlanjut hanyut dengan ceritanya. Gaya tulisannya sangat enak dibaca. Tidak ada rasa bingung karena perbenturan budaya yang sering terjadi ketika aku membaca novel terjemahan Asia lain. Catatan kakinya pun pas. Konflik He Man dengan orang-orang terdekatnya, bahkan dirinya sendiri, juga dikupas pelan-pelan. Xie Yu juga bercerita dari sudut pandangnya. Fakta dari berbagai sisi membuat kedua belah pihak tidak lagi terbagi dalam hitam dan putih. Saat alasan mereka bercerai akhirnya terungkap, aku tidak terlalu terkejut. Sepertinya karena aku lebih tertarik sekaligus tersentuh dengan pernikahan mereka yang perlahan hancur. Mempertahankan cinta memang lebih sulit dibandingkan meraihnya.

Aku sangat menyukai ceritanya. Semuanya terasa pas. Namun, aku yakin ceritanya sebenarnya bisa lebih sedih, menyentuh, pokoknya memberikan efek lebih dahsyat dari ini. Aku sempat mengira ceritanya akan mengarah ke rom-com yang kadang penuh kegaringan. Apalagi ide teman Xie Yu sendiri sudah terdengar kekanak-kanakan. Setelah dipikir-pikir, aku lebih suka apa adanya seperti ini. Untuk bagian ending, kenapa aku merasa ada dua ending, ya? Sempat terkecoh dan mengira ceritanya sudah berakhir, eh tahunya masih ada beberapa halaman lagi. Aku lebih suka ‘versi’ pertama, bagian yang mengecohku itu. Tapi ‘versi’ yang kedua, yang merupakan ending asli, begitu dramatis dan mengharukan. Aku tak keberatan koq :’)

Books vs Movie Adaptation

Karena di bagian awal buku ada informasi ceritanya sudah diangkat ke layar lebar, aku pun sengaja mencari trailer-nya di Youtube. Agak beresiko karena aku baru baca beberapa bab. Hal itu tidak kusesali karena ternyata trailer-nya sama-sama bikin sedih. Aku jadi makin semangat buat menyelesaikan bukunya dan mencari filmnya nanti.


At last, walaupun menggunakan amnesia, The Stolen Years tidak penuh dengan bagian-bagian klise. Perjuangan He Man mendapatkan kembali ingatannya dan keberanian Xie Yu menghadapi masa lalunya menjadikan kisah cinta ini begitu romantis dan mengharukan. Aku berharap filmnya bisa sama bagusnya. Recommended! :D

2 comments:

  1. Aku juga lihat sinopsis komersial filmnya dan aku pengen lihat. AKu suka dengan pemerannya dan saat aku mencaritahu filmnya itu, aku menemukan screencap yang menampilkan saat He Man berusaha untuk selfie. Ngapain He Man selfie sih? Penasaran deh. >_<

    ReplyDelete
  2. Jadi ending nya yg mana ya ? Yg menua bersama dengan temannya atau yg melakukan operasi ?

    ReplyDelete

Thanks for leave your comment :D