Marissa Meyer
Penerjemah: Jia Effendie
Penyunting: Selsa Chynthia, Brigida Ruri
Proofreader: Titish A.K.
Desain Cover: @hanheebin
576 Halaman
Penerbit Spring, Mei 2016
Cinder
dan Kapten Thorne masih buron. Scarlet dan Wolf bergabung dalam rombongan kecil
mereka, berencana untuk menggulingkan Levana dari takhtanya.
Mereka
mengharapkan bantuan dari seorang gadis bernama Cess. Gadis itu dipenjara di
sebuah satelit sejak kecil, hanya ditemani oleh beberapa netscreen yang
menjadikannya peretas andal. Namun kenyataannya, Cress menerima perintah dari
Levana untuk melacak Cinder, dan Cress bisa menemukan mereka dengan mudah.
Sementara
itu di Bumi, Levana tidak akan membiarkan siapa pun menganggu pernikahannya
dengan Kaisar Kai.
Cress adalah
buku ketiga dari seri The Lunar Chronicles. Aku mendapatkan langsung dari
penerbit Spring untuk early review.
Jauh sebelum versi cetaknya beredar di toko buku di Indonesia, aku sudah
menyelesaikan ceritanya. Tetapi saat itu aku ada di tengah-tengah kesibukan
akademik sehingga review ini baru
beres sekarang. Mohon maaf sekali untuk Spring. Semoga kejadian ini tidak
terulang kembali. Now, let’s review it
:D
"Dia
akan berpura-pura bahwa dirinya tidak sedang berada dalam satelit, tetapi dalam
sebuah podship menuju planet biru." – halaman 7
Cress sudah terkurung di dalam sebuah
satelit sepanjang hidupnya. Dia bekerja sebagai peretas untuk memuluskan
rencana-rencana Ratu Levana di Bumi. Salah satunya adalah mencari Cinder. Cress
tidak butuh waktu yang lama untuk menemukan buronan dan kawan-kawannya itu.
Mereka malah menghubungi satelit Cress dan meminta bantuan. Komunikasi pertama
di antara mereka menghasilkan rencana baru. Untuk Cress pribadi, dia sangat
menantikan pertemuan pertamanya dengan Thorne yang sudah dia pantau dari lama.
Di Bumi, Kai sibuk mengurus persiapan
pernikahannya dengan Levana. Tak lupa dia memantau perkembangan pencarian
Cinder. Laporan terakhir menunjukan aktivitas Cinder di Perancis dan melibatkan
orang-orang penting. Kai lalu berpikir Cinder sedang, bahkan sudah menemukan
Putri Selene.
"Apa
motif Cinder dan apa yang sedang dilakukan sekarang? Bagaimana orang-orang di
Bulan akan bereaksi ketika Putri Selene kembali? Seperti apa dia sekarang?
Apakah dia ingin menginginkan takhtanya kembali?" – halaman 175
Baca Cress rasanya campur aduk. Karakter lama dan baru sama-sama
penting. Mereka bikin alur ceritanya super rumit tapi justru itu yang bikin
isinya seru! Setelah berkenalan dengan dua pasangan di buku-buku sebelumnya,
Cinder dan Kai lalu Scarlet dan Wolf, kali ini pembaca bertemu pasangan Thorne,
Cress. Gadis berambut super panjang ini kecil-kecil cabe rawit. Dia punya
kemampuan meretas yang sangat berperan besar pada setiap pergerakan Ratu Levana
dan para pengawalnya. Kalau Cress tidak ada, hancurlah semua rencananya.
Karakternya juga imut. Karena tidak pernah keluar satelit dan jarang sekali
berinteraksi dengan orang lain, Cress punya imajinasi yang luas, cenderung
lebay sekaligus menggelikan. Obsesi ringannya sama Thorne bisa jadi salah satu
contohnya. Ini mungkin kejadian sama kalian yang pernah mengagumi seseorang
dari media. Semua yang diperlihatkan belum tentu karakter aslinya. Agak menyedihkan.
Thorne sendiri sedikit berbeda di sini. Dia tidak sedikit-sedikit menggoda atau
melemparkan komentar genit. Yaa, mungkin karena situasinya juga sedang genting.
Tapi aku kangen dengan Thorne yang dulu.
Hubungan Cress dan Thorne ini tentu
saja tidak jauh berbeda dengan dongeng Rapunzel. Segala hal yang terjadi pada
mereka malah mendekati dongeng aslinya. Aku terkaget-kaget membaca bagian
tersebut karena auranya sedikit gelap. Untuk dua pasangan lama, mereka masih
ada koq. Kejadian besar itu sangat berpengaruh pada Scarlet dan Wolf. Berhubung
aku tidak begitu suka dan super sirik sama mereka, aku tidak terlalu peduli
hahaha. Tapi lama-lama kasian juga sih. Untuk Cinder dan Kai, mereka akhirnya
mendapatkan kesempatan untuk meluruskan beberapa kesalahpahaman. Lucu deh
melihat mereka bertengkar. Mereka seperti pasangan beneran hahaha. Mereka juga
berbagi momen manis yang masih bikin aku senyum-senyum sendiri.
Porsi cerita Cinder sendiri menurutku
lebih banyak dan penting dibandingkan dengan masalah Cress. Agak disayangkan
karena bukunya kan harusnya fokus ke Cress. Secara garis besar, tujuan mereka
memang berkaitan. Di satu bagian, malah tertebak sekali tujuan Cress ke suatu
tempat. Untuk pembaca lain, hal yang bisa tertebak seperti itu mungkin agak
mengecewakan. Tapi untukku, malah jadi bikin makin semangat. Agak susah kali ya
menggabungkan konflik masing-masing tokoh dengan konflik besar yang menuntut
untuk diselesaikan. Sudut pandang cerita juga jadi banyak dan berpindah-pindah
cukup cepat. Sudut pandang yang bisa kunikmati hanya yang melibatkan Cinder dan
Kai hahahaha. Tebal bukunya yang mencapai 500 halaman masih tidak cukup
menampung semuanya. Aku merasa bersyukur buku terakhirnya nanti, Winter, sangat
tebal. Semoga isinya menjawab semua pertanyaan dan memberikan porsi yang pas
untuk setiap pasangan kesayangan masing-masing pembaca.
At
last, di Cress, aksi perlawanan Cinder kepada Ratu Levana yang semakin
rumit. Tokoh-tokoh lama dan baru hadir dan memberikan kisah mereka
masing-masing yang tak kalah seru. Porsi dan sudut pandangnya kurang
menyenangkan. Namun, aku tetap excited untuk
membaca Winter. Pasangan di seri
terakhir itu malah sudah hadir di sini. Penasaran, kan? Recommended! :D
No comments:
Post a Comment
Thanks for leave your comment :D