Monday, July 4, 2016

Cress (The Lunar Chronicles #3)

Marissa Meyer
Penerjemah: Jia Effendie
Penyunting: Selsa Chynthia, Brigida Ruri
Proofreader: Titish A.K.
Desain Cover: @hanheebin
576 Halaman
Penerbit Spring, Mei 2016

Cinder dan Kapten Thorne masih buron. Scarlet dan Wolf bergabung dalam rombongan kecil mereka, berencana untuk menggulingkan Levana dari takhtanya.

Mereka mengharapkan bantuan dari seorang gadis bernama Cess. Gadis itu dipenjara di sebuah satelit sejak kecil, hanya ditemani oleh beberapa netscreen yang menjadikannya peretas andal. Namun kenyataannya, Cress menerima perintah dari Levana untuk melacak Cinder, dan Cress bisa menemukan mereka dengan mudah.

Sementara itu di Bumi, Levana tidak akan membiarkan siapa pun menganggu pernikahannya dengan Kaisar Kai.

Cress adalah buku ketiga dari seri The Lunar Chronicles. Aku mendapatkan langsung dari penerbit Spring untuk early review. Jauh sebelum versi cetaknya beredar di toko buku di Indonesia, aku sudah menyelesaikan ceritanya. Tetapi saat itu aku ada di tengah-tengah kesibukan akademik sehingga review ini baru beres sekarang. Mohon maaf sekali untuk Spring. Semoga kejadian ini tidak terulang kembali. Now, let’s review it :D

"Dia akan berpura-pura bahwa dirinya tidak sedang berada dalam satelit, tetapi dalam sebuah podship menuju planet biru." – halaman 7

Cress sudah terkurung di dalam sebuah satelit sepanjang hidupnya. Dia bekerja sebagai peretas untuk memuluskan rencana-rencana Ratu Levana di Bumi. Salah satunya adalah mencari Cinder. Cress tidak butuh waktu yang lama untuk menemukan buronan dan kawan-kawannya itu. Mereka malah menghubungi satelit Cress dan meminta bantuan. Komunikasi pertama di antara mereka menghasilkan rencana baru. Untuk Cress pribadi, dia sangat menantikan pertemuan pertamanya dengan Thorne yang sudah dia pantau dari lama.

Di Bumi, Kai sibuk mengurus persiapan pernikahannya dengan Levana. Tak lupa dia memantau perkembangan pencarian Cinder. Laporan terakhir menunjukan aktivitas Cinder di Perancis dan melibatkan orang-orang penting. Kai lalu berpikir Cinder sedang, bahkan sudah menemukan Putri Selene.
"Apa motif Cinder dan apa yang sedang dilakukan sekarang? Bagaimana orang-orang di Bulan akan bereaksi ketika Putri Selene kembali? Seperti apa dia sekarang? Apakah dia ingin menginginkan takhtanya kembali?" – halaman 175

Baca Cress rasanya campur aduk. Karakter lama dan baru sama-sama penting. Mereka bikin alur ceritanya super rumit tapi justru itu yang bikin isinya seru! Setelah berkenalan dengan dua pasangan di buku-buku sebelumnya, Cinder dan Kai lalu Scarlet dan Wolf, kali ini pembaca bertemu pasangan Thorne, Cress. Gadis berambut super panjang ini kecil-kecil cabe rawit. Dia punya kemampuan meretas yang sangat berperan besar pada setiap pergerakan Ratu Levana dan para pengawalnya. Kalau Cress tidak ada, hancurlah semua rencananya. Karakternya juga imut. Karena tidak pernah keluar satelit dan jarang sekali berinteraksi dengan orang lain, Cress punya imajinasi yang luas, cenderung lebay sekaligus menggelikan. Obsesi ringannya sama Thorne bisa jadi salah satu contohnya. Ini mungkin kejadian sama kalian yang pernah mengagumi seseorang dari media. Semua yang diperlihatkan belum tentu karakter aslinya. Agak menyedihkan. Thorne sendiri sedikit berbeda di sini. Dia tidak sedikit-sedikit menggoda atau melemparkan komentar genit. Yaa, mungkin karena situasinya juga sedang genting. Tapi aku kangen dengan Thorne yang dulu.

Hubungan Cress dan Thorne ini tentu saja tidak jauh berbeda dengan dongeng Rapunzel. Segala hal yang terjadi pada mereka malah mendekati dongeng aslinya. Aku terkaget-kaget membaca bagian tersebut karena auranya sedikit gelap. Untuk dua pasangan lama, mereka masih ada koq. Kejadian besar itu sangat berpengaruh pada Scarlet dan Wolf. Berhubung aku tidak begitu suka dan super sirik sama mereka, aku tidak terlalu peduli hahaha. Tapi lama-lama kasian juga sih. Untuk Cinder dan Kai, mereka akhirnya mendapatkan kesempatan untuk meluruskan beberapa kesalahpahaman. Lucu deh melihat mereka bertengkar. Mereka seperti pasangan beneran hahaha. Mereka juga berbagi momen manis yang masih bikin aku senyum-senyum sendiri.

Porsi cerita Cinder sendiri menurutku lebih banyak dan penting dibandingkan dengan masalah Cress. Agak disayangkan karena bukunya kan harusnya fokus ke Cress. Secara garis besar, tujuan mereka memang berkaitan. Di satu bagian, malah tertebak sekali tujuan Cress ke suatu tempat. Untuk pembaca lain, hal yang bisa tertebak seperti itu mungkin agak mengecewakan. Tapi untukku, malah jadi bikin makin semangat. Agak susah kali ya menggabungkan konflik masing-masing tokoh dengan konflik besar yang menuntut untuk diselesaikan. Sudut pandang cerita juga jadi banyak dan berpindah-pindah cukup cepat. Sudut pandang yang bisa kunikmati hanya yang melibatkan Cinder dan Kai hahahaha. Tebal bukunya yang mencapai 500 halaman masih tidak cukup menampung semuanya. Aku merasa bersyukur buku terakhirnya nanti, Winter, sangat tebal. Semoga isinya menjawab semua pertanyaan dan memberikan porsi yang pas untuk setiap pasangan kesayangan masing-masing pembaca.

At last, di Cress, aksi perlawanan Cinder kepada Ratu Levana yang semakin rumit. Tokoh-tokoh lama dan baru hadir dan memberikan kisah mereka masing-masing yang tak kalah seru. Porsi dan sudut pandangnya kurang menyenangkan. Namun, aku tetap excited untuk membaca Winter.  Pasangan di seri terakhir itu malah sudah hadir di sini. Penasaran, kan? Recommended! :D

No comments:

Post a Comment

Thanks for leave your comment :D