Lea Agustina Citra
Desain sampul: Orkha Creative
304 Halaman
Gramedia Pustaka Utama, Juli 2016
Rp. 75.000,-
Andjani Safira nyaris memiliki segalanya:
kecantikan, kecerdasan, karier, dan popularitas sebagai penyiar berita. Semua itu
masih disempurnakan oleh kehadiran pria tampan blasteran Maroko bernama Eadja
yang pernah menjadi kekasihnya.
Tapi semua itu tidak berarti dengan adanya ultimatum Eyang Putri: Andjani harus menikah di usia 25
tahun dengan pria yang belum pernah ia temui!
Satu-satunya petunjuk tentang pria itu hanya selembar foto usang seorang anak
SMP gemuk berkacamata. Dia menolak ultimatum itu keras-keras. Baginya,
pernikahan harus berlandaskan cinta dan cintanya hanya satu: Radja.
Sampai akhirnya ia bertemu Ardian, doktek anestesi dengan selera humor
payah yang mengajarinya bahwa cinta saja tidak cukup membuat pernikahan
bahagia. Dan hal itu yang membuat Andjani berpikir dua kali tentang ultimatum
Eyang Putri.
Alkisah Kasih adalah novel mbak Lea kedua yang kubaca. Sebelumnya aku
baca Relung Rasa Raisa dan sukaaa bangeeeet! Sempet tertarik baca novelnya
yang lain. Tapi novel yang selanjutnya merupakan sekuel novel Teenlit yang
sudah susah dicari. Penulis ternyata menerbitkan novel romance lagi tahun ini.
Aku beruntung bisa mendapatkannya langsung dari penulis. Nggak usah pergi ke
toko buku, bukunya nyamperin ke rumah hehehe. Now, let’s review it!
:D
"Kenapa
Ibu dan Eyang lebih memikirkan bagaimana membayar utang nyawa itu ketimbang
memikirkan perasaanku?" – halaman 123
Andjani Safira diberi ultimatum untuk
menikah di usia 25 dengan seorang pria yang belum pernah dia temui. Eyang Putri
merancang perjodohan itu demi membayar utang leluhur mereka. Andjani jelas
tidak mau. Dia berharap Radja, cinta pertamanya, segera melamarnya dan
membebaskannya dari kewajiban itu. Di hari yang Andjani anggap spesial, Radja
ternyata menyiapkan kejutan lagi. Lebih sial lagi, Andjani kemudian tertabrak
mobil milik Adrian, seorang dokter anestasi yang hendak menjemput tunangannya. Pria
itu tak menyangka akan bertemu penyiar berita ternama. Dia lalu bertanggung
jawab dengan membawa Andjani ke rumah sakit. Pertemuan mereka tidak berhenti
sampai di sana. Lewat kisah cinta Adrian dan calon istrinya, Andjani mulai
berpikir ulang soal perjodohannya.
"Kamu
tahu kan profesiku ini bikin aku mampu dan bertanggung jawab membuat pasienku
sadar dan nggak sadar, termasuk membuat seseorang sadar telah mencintai atau
nggak sadar telah melupakan orang yang menghancurkan hatinya." – halaman 198
Alkisah Kasih memberikan kisah perjodohan dengan bumbu-bumbu yang
pas dengan seleraku. Buat orang lain, konflik seperti ini sudah sering dipakai
dan akhir ceritanya bisa ditebak dari pertama kali dua tokoh utamanya bertemu. Aku
setuju dengan dua hal itu. Yah, namanya juga cerita romance. Tapi tetap saja aku suuuuukaaaa! Aku tetap excited saat
tokoh-tokoh tertentu terlibat dalam hal-hal yang sudah kuperkirakan. Tidak
mudah loh membuat kisah cinta yang menyakinkan, apalagi konflik dan motifnya
harus kuat. Di sini, batu sandungan Andjani adalah perjodohan yang dibalut
tradisi Jawa. Andjani yang berpendidikan tinggi dan karier yang sukses tetap
saja tidak berkutik dengan nilai-nilai yang dianut Ibu dan Eyangnya. Benturan
dua hal yang berbeda tersebut membuat ceritanya tidak hanya berputar pada kisah
cintanya saja, tapi bagaimana sisi tradisional terselip di kehidupan kota
metropolitan.
Karena keluarga Andjani berasal
dari suku Jawa, banyak dialog dan ungkapan yang menggunakan berbahasa Jawa. Ada
yang dijelaskan lewat catatan kakinya, ada juga yang tidak. Tapi jawaban lawan
bicara secara tidak langsung menerjemahkan maksudnya. Trik penulisan seperti
itu menahanku untuk tidak menebak-nebak sembarangan hahaha. Secara keseluruhan
pun aku menyukai gaya tulisannya. Menggunakan tata bahasa yang cukup formal dan
baku tapi tidak kaku sehingga enak dibaca. Aku juga tidak kebingungan saat
cerita beralih dari masa kini ke masa lalu. Sebagian bagian flashback itu untuk
menjelaskan awal mula perjodohan Andjani. Penyampaiannya pun tidak diselipkan
di tengah-tengah kejadian di masa kini. Ada yang disampaikan di bab terpisah
dan ada yang diberi keterangan waktu dan tempat. Bagian itu juga memuat
beberapa petunjuk tentang calon suami Andjani dan masalah-masalah lainnya.
Kalau ngomongin Andjaninya
sendiri, dia itu gambaran wanita muda yang sempurna. Cantik, cerdas, dan benci
sama asap rokok. Hal yang terakhir itu sama banget dengan prinsip hidupku, jadi
aku suka banget hehehe. Untungnya dia diberi beberapa kekurangan seperti mendadak
bego karena cinta. Yang satu ini pasti bikin pembaca gampang related dengan kisahnya. Kekurangan lain
yang agak kusayangkan adalah motivasinya tidak selalu berasal dari dirinya. Seringnya
sih pengaruh orang-orang di sekitarnya. Pilihan karirnya pun muncul karena
ingin menyaingi orang lain. Kalau Adrian, tidak banyak yang bisa diketahui
selain pekerjaannya dan selera humornya yang sangaaaat parah. Beneran deh, jokes-nya itu bikin aku mikir ‘apaan sih?’.
Nggak banget. Masuk pertengahan cerita, jokes-nya
bisa bikin senyum-senyum. Eiits, senyuman itu bukan karena lelucoannya beneran
lucu, tapi senyuman yang maklum. Mungkin kedekatan dan rasa tertarik yang muncul
sepanjang cerita membuat perilaku ajaib seseorang bisa ditolerir ;)
Sayangnya di bagian pertengahan,
aku merasa ceritanya tidak jelas tujuannya. Perbedaan pendapat mereka tentang
perjodohan dan cinta sejati kurang bisa menyakinkanku. Perjodohan Andjani
jarang disebut dan nasib calon istri Adrian juga terlupakan. Dunia sepertinya
serasa milik mereka berdua, ya. Hubungan keduanya juga menurutku bisa lebih
rumit dan panjang. Salah satu alasannya karena banyak hal yang kurang
dieksplor. Seperti, kenapa Andjani bisa adem ayem aja menerima setiap panggilan
‘akrab’ dari Adrian. Padahal sebelumnya pikiran dia tidak lepas dari kecurigaan
bahwa Adrian membuntutinya dan berniat buruk. Aku juga berharap Adrian diberi
ruang lebih banyak untuk menyampaikan cerita dari sudut pandangnya. Soalnya di
bagian awal, Adrian menjelaskan sendiri bagian tabrakan itu. Begitu cerita
berlanjut, koq cuma Andjani yang bercerita? Aku mengerti menyuruh Adrian
bercerita akan membocorkan banyak hal penting. Tapi tetep aja aku pengen dia
diberi bagian juga. Hal yang sama juga berlaku buat teman-teman dekat Andjani,
Gitta dan Aren. Mereka beneran seperti tokoh mendukung doang .. karena memang
itu tugas mereka. Paling nggak hadirkan interaksi Andjani dengan mereka yang
menunjukan level keakraban mereka, tidak hanya saat membahas Radja atau Adrian.
Ah, sepertinya aku hanya ingin cerita asyik ini punya halaman yang lebih banyak
;p
At last, walaupun kisah perjodohan dalam Alkisah Kasih tidak menawarkan hal yang benar-benar baru, aku
sangat menikmati perjuangan Andjani lolos dari ultimatum Eyangnya. Tradisi Jawa
dan kegaringan si dokter memberikan kesan tersendiri untuk ceritanya. Semoga
saja penulis sedang menulis cerita percintaan lain karena aku sukaaaaa. Recommended! :D
No comments:
Post a Comment
Thanks for leave your comment :D