J.K. Rowling
1200 Halaman
PT. Gramedia Pustaka Utama, 2004
Rp. 110.000,-
Tak diragukan lagi tahun kelima Harry Potter bersekolah di Hogwarts
merupakan tahun yang sangat penting. Kini ia berusia lima belas tahun, dan
sebagai remaja ia mengalami gejolak masa muda yang mengubah beberapa sifat
dasarnya. Ia akan menjalani ujian OWL yang menegangkan, yang menentukan akan
jadi apa dirinya setelah lulus. Ia sering sekali bertengkar dengan Cho,
sehingga bukan tidak mungkin hubungan mereka putus. Dan ketika ia berkelahi
dengan Draco Malfoy, peranannya sebagai Seeker tim Quidditch Gryffindor
terancam. Semua ini membuat Harry begitu nelangsa, sehingga untuk pertama
kalinya ia ingin sekali meninggalkan Hogwarts. Di tengah semua kegalauan itu,
Lord Voldemort dengan kekuatan sihirnya yang luar biasa terus-menerus
menghantui Harry. Tanpa henti Pangeran Kegelapan menyiksanya melalui bekas
lukanya, dan akhirnya memaksa Harry bertarung mati-matian melawan para Pelahap
Maut. Dan puncaknya adalah ia harus menyaksikan kematian seseorang yang amat
dicintainya...
Selepas buku Harry Potter dan
Piala Api yang begitu penuh kejutan dan menjadi seri kesukaanku, entah kenapa
aku nggak terlalu minat buat beli buku Harry
Potter dan Orde Phoenix. Minat sih ada, tapi untuk dananya nggak ada hehehe.
Bukunya tebel banget dan edisi hardcover
pula (terlalu penasaran untuk nungguin edisi softcover). Selain itu, pada saat buku kelima Harry Potter terbit,
aku baru masuk SMP dan lebih banyak hal yang menjadi pusat perhatianku.
Adaptasi ke lingkungan baru, mulai mengatur uang saku, dan berjibaku dengan tugas
dari mata pelajaran baru. Hal –hal itu sempat bikin aku putus asa and even said good-bye to these awesome
books. Tapi akhirnya aku baca juga buku kelima ini setelah menginjak bangku
SMA dan bahkan menonton filmnya di barisan kursi paling depan! Entah yang baca
buku atau nonton filmnya yang aku lakukan duluan, tapi yang pasti aku seneng
ketemu Harry, Ron dan Hermione lagi :D
Harry Potter dan Orde Phoenix
memiliki jalan cerita yang mulai ‘menggelap’ dan kehilangan suasana petualangan
khas anak-anak. Hmm, berarti ada untungnya dong aku nunggu beberapa tahun ( dan
bertambah usia juga) untuk bisa baca, mengerti dan menyelesaikan buku ini. Aura
kegelapan itu terasa dalam hal-hal yang aku sebutkan dibawah ini . . .
Orde of Phoenix
Orde of Phoniex adalah perkumpulan yang Dumberdore buat untuk melawan
Lord Voldermort. Isinya adalah orang-orang yang dekat dengan Dumberdore ataupun
Harry Potter. Mereka menjadi mata-mata, mencari informasi terbaru tentang
Voldermort, mengajak kaum-kaum lain untuk bergabung dan juga melindungi Harry.
Hmm, jadi ini yang dimaksud Orde Phoenix yang menjadi judul keseluruhan buku
ini. Menarik :D
Dumbledore’s Army
Kelas Pertahanan Terhadap Ilmu
Hitam yang diajar Dolores Umbridge sangat menyebalkan. Ya, pelajaran dan juga
pengajarnya. Itulah yang membuat Harry, Ron dan Hermione membentuk sebuah
perkumpulan rahasia bernama Dumberdore’s
Army/Laskar Dumberdore. Dalam perkumpulan yang bertempat di ruangan
kebutuhan, mereka mempelajari dan juga mempraktekan mantra-mantra pertahanan,
sebagian besar sudah diperkenalkan di buku keempat. Disini kepemimpinan Harry
mulai muncul dan dia bisa membuktikan bahwa dia pantas diperhitungkan sebagai
lawan.
Harry x Cho Chang
Ooops, sorry, kayaknya ini bukan termasuk ‘ aura kegelapan’ yang
aku rasakan hahahaha. Tapi kebayang nggak sih kalo aku baca bagian mereka
berciuman (nggak begitu dijelasin sih, tapi yang jelas they did!) saat kelas 1 SMP, dimana aku masih begitu polos dan
imut? Yeaaah, ini dia salah satu
‘keuntungan’ menunggu waktu membaca yang tepat :p
Pemberontakan George dan Fred
George dan Fred selalu terlihat
sebagai anak kembar yang kompak dalam urusan jahil yang kadang kala kreatif
juga. Dalam bagian menuju akhir, mereka akhirnya membulatkan ‘kejahilan’ itu
dan dengan senang hati keluar dari Hogwarts yang selama ini mengekang mereka. Keputusan
yang sangat berani! Apa mereka bisa membuktikan bahwa mereka bisa sukses setelah
di DO? We will see ;)
Sirius
Lewat bekas luka di dahinya,
Harry dan Voldermort seperti terhubung satu sama lain. Voldermort bisa
memperlihatkan sesuatu yang dia ingin Harry ketahui, hal itu bisa saja benar
atau hanya sebuah jebakan. Dumbledore pernah menyuruh Snape untuk mengajari
Harry untuk menutup pikirannya, tapi mereka tidak akur dan pelajaranpun
berakhir. Akibatnya Harry bisa dijebak untuk mendatangi Kementrian Sihir dan
mengambil sebuah ramalan tentang dirinya, Neville dan juga Voldermort. Pertempuran
antara Para Pelahap Maut, Orde Phoenix dan Laskar Dumbledore pun tak bisa
terhindarkan. Pertempuran itu membuat banyak orang akhirnya percaya bahkan
Voldermort bangkit kembali tapi sekaligus membuat Harry harus kehilangan
walinya :’(
Kelima bagian diatas telah
merangkum aura kegelapan dari bangkitnya Lord Voldermort di Harry Potter dan
Orde Phoenix. Maaf ya kalo banyak spoiler
hehehehe. Aku sih berpikir kalian udah baca bukunya atau paling nggak, ya
nonton filmnya (yang udah sering diputer sama ‘stasiun milik kita bersama’ itu
loh). Recommended! :D
No comments:
Post a Comment
Thanks for leave your comment :D