Wednesday, May 29, 2013

Harry Potter dan Orde Phoenix

J.K. Rowling
1200 Halaman
PT. Gramedia Pustaka Utama, 2004
Rp. 110.000,-

Tak diragukan lagi tahun kelima Harry Potter bersekolah di Hogwarts merupakan tahun yang sangat penting. Kini ia berusia lima belas tahun, dan sebagai remaja ia mengalami gejolak masa muda yang mengubah beberapa sifat dasarnya. Ia akan menjalani ujian OWL yang menegangkan, yang menentukan akan jadi apa dirinya setelah lulus. Ia sering sekali bertengkar dengan Cho, sehingga bukan tidak mungkin hubungan mereka putus. Dan ketika ia berkelahi dengan Draco Malfoy, peranannya sebagai Seeker tim Quidditch Gryffindor terancam. Semua ini membuat Harry begitu nelangsa, sehingga untuk pertama kalinya ia ingin sekali meninggalkan Hogwarts. Di tengah semua kegalauan itu, Lord Voldemort dengan kekuatan sihirnya yang luar biasa terus-menerus menghantui Harry. Tanpa henti Pangeran Kegelapan menyiksanya melalui bekas lukanya, dan akhirnya memaksa Harry bertarung mati-matian melawan para Pelahap Maut. Dan puncaknya adalah ia harus menyaksikan kematian seseorang yang amat dicintainya...

Selepas buku Harry Potter dan Piala Api yang begitu penuh kejutan dan menjadi seri kesukaanku, entah kenapa aku nggak terlalu minat buat beli buku Harry Potter dan Orde Phoenix. Minat sih ada, tapi untuk dananya nggak ada hehehe. Bukunya tebel banget dan edisi hardcover pula (terlalu penasaran untuk nungguin edisi softcover). Selain itu, pada saat buku kelima Harry Potter terbit, aku baru masuk SMP dan lebih banyak hal yang menjadi pusat perhatianku. Adaptasi ke lingkungan baru, mulai mengatur uang saku, dan berjibaku dengan tugas dari mata pelajaran baru. Hal –hal itu sempat bikin aku putus asa and even said good-bye to these awesome books. Tapi akhirnya aku baca juga buku kelima ini setelah menginjak bangku SMA dan bahkan menonton filmnya di barisan kursi paling depan! Entah yang baca buku atau nonton filmnya yang aku lakukan duluan, tapi yang pasti aku seneng ketemu Harry, Ron dan Hermione lagi :D

Harry Potter dan Orde Phoenix memiliki jalan cerita yang mulai ‘menggelap’ dan kehilangan suasana petualangan khas anak-anak. Hmm, berarti ada untungnya dong aku nunggu beberapa tahun ( dan bertambah usia juga) untuk bisa baca, mengerti dan menyelesaikan buku ini. Aura kegelapan itu terasa dalam hal-hal yang aku sebutkan dibawah ini . . .

Orde of Phoenix

Orde of Phoniex adalah perkumpulan yang Dumberdore buat untuk melawan Lord Voldermort. Isinya adalah orang-orang yang dekat dengan Dumberdore ataupun Harry Potter. Mereka menjadi mata-mata, mencari informasi terbaru tentang Voldermort, mengajak kaum-kaum lain untuk bergabung dan juga melindungi Harry. Hmm, jadi ini yang dimaksud Orde Phoenix yang menjadi judul keseluruhan buku ini. Menarik :D

Dumbledore’s Army

Kelas Pertahanan Terhadap Ilmu Hitam yang diajar Dolores Umbridge sangat menyebalkan. Ya, pelajaran dan juga pengajarnya. Itulah yang membuat Harry, Ron dan Hermione membentuk sebuah perkumpulan rahasia bernama Dumberdore’s Army/Laskar Dumberdore. Dalam perkumpulan yang bertempat di ruangan kebutuhan, mereka mempelajari dan juga mempraktekan mantra-mantra pertahanan, sebagian besar sudah diperkenalkan di buku keempat. Disini kepemimpinan Harry mulai muncul dan dia bisa membuktikan bahwa dia pantas diperhitungkan sebagai lawan.

Harry x Cho Chang

Ooops, sorry, kayaknya ini bukan termasuk ‘ aura kegelapan’ yang aku rasakan hahahaha. Tapi kebayang nggak sih kalo aku baca bagian mereka berciuman (nggak begitu dijelasin sih, tapi yang jelas they did!) saat kelas 1 SMP, dimana aku masih begitu polos dan imut?  Yeaaah, ini dia salah satu ‘keuntungan’ menunggu waktu membaca yang tepat :p

Pemberontakan George dan Fred

George dan Fred selalu terlihat sebagai anak kembar yang kompak dalam urusan jahil yang kadang kala kreatif juga. Dalam bagian menuju akhir, mereka akhirnya membulatkan ‘kejahilan’ itu dan dengan senang hati keluar dari Hogwarts yang selama ini mengekang mereka. Keputusan yang sangat berani! Apa mereka bisa membuktikan bahwa mereka bisa sukses setelah di DO? We will see ;)

Sirius

Lewat bekas luka di dahinya, Harry dan Voldermort seperti terhubung satu sama lain. Voldermort bisa memperlihatkan sesuatu yang dia ingin Harry ketahui, hal itu bisa saja benar atau hanya sebuah jebakan. Dumbledore pernah menyuruh Snape untuk mengajari Harry untuk menutup pikirannya, tapi mereka tidak akur dan pelajaranpun berakhir. Akibatnya Harry bisa dijebak untuk mendatangi Kementrian Sihir dan mengambil sebuah ramalan tentang dirinya, Neville dan juga Voldermort. Pertempuran antara Para Pelahap Maut, Orde Phoenix dan Laskar Dumbledore pun tak bisa terhindarkan. Pertempuran itu membuat banyak orang akhirnya percaya bahkan Voldermort bangkit kembali tapi sekaligus membuat Harry harus kehilangan walinya :’(


Kelima bagian diatas telah merangkum aura kegelapan dari bangkitnya Lord Voldermort di Harry Potter dan Orde Phoenix. Maaf ya kalo banyak spoiler hehehehe. Aku sih berpikir kalian udah baca bukunya atau paling nggak, ya nonton filmnya (yang udah sering diputer sama ‘stasiun milik kita bersama’ itu loh). Recommended! :D

No comments:

Post a Comment

Thanks for leave your comment :D