Saturday, March 7, 2015

Me Before You

Jojo Moyes
367 Halaman
Penguin UK, 2012
eBook

Lou Clark knows lots of things. She knows how many footsteps there are between the bus stop and home. She knows she likes working in The Buttered Bun tea shop and she knows she might not love her boyfriend Patrick.

What Lou doesn't know is she's about to lose her job or that knowing what's coming is what keeps her sane.

Will Traynor knows his motorcycle accident took away his desire to live. He knows everything feels very small and rather joyless now and he knows exactly how he's going to put a stop to that

What Will doesn't know is that Lou is about to burst into his world in a riot of colour. And neither of them knows they're going to change the other for all time.

Tahun ini, aku meniatkan diri untuk membaca Me Before You. Hal yang mendorongku adalah film adaptasinya tayang tahun ini (classic Dhyn) dan aku ingin membereskan bukunya sebelum menontonnya nanti. Nama pemain dan tanggal perilisannya belum jelas agak membuatku menunda-nunda untuk membacanya. Sampai aku sedang bingung untuk memilih buku yang akan dibaca selanjutnya, buku ini seperti ‘memanggil’-ku. Maka, tanpa tahu sinopsis atau detail lainnya, aku mulai membacanya. Now, let’s review it ;D

"The think about being catapulted into a whole new life – or at least, shoved up so hard againt someone else’s life that you might as well have your face pressed againts their windows – is that it forces you to rethink your idea of who you are. Or how you might seem to other people."

Louisa ‘Lou’ Clark kehilangan pekerjaannya di kafe The Buttered Bun karena sang pemilik memutuskan untuk pulang ke negara asalnya. Ini membuat keluarga Lou panik karena gaji Lou berperan besar menopang kehidupan mereka. Lou mulai melamar dan menjalani pelatihan di beberapa bidang pekerjaan. Pengalamannya di kafe dan pendidikan yang minim membuatnya kesulitan mendapatkan pekerjaan yang pantas, sampai sebuah lowongan untuk menjadi asisten perawat masuk. Pekerjaan selama enam bulan itu mempunyai gaji di atas rata-rata. Tugas utama pekerjaan itu adalah membantu Will Traynor, seorang pria lumpuh, untuk makan, memberi obat dan hal-hal kecil lainnya. Untuk bagian medis yang menyangkut kursi roda dan terapi sudah diurus perawat profesional bernama Nathan.

Walaupun bingung dengan deskripsi tugasnya, Lou melamar dan mendapatkan pekerjaan tersebut. Will tidak menyambut kehadiran Lou dengan hangat. Dia kerap kali menyinggung kehidupan membosankan dan selera pakaian unik milik Lou. Lou berusaha terbiasa dengan Will dan tetap bertahan demi gajinya. Ketika hubungannya dengan Will menjadi akrab, Lou juga mulai mengerti kehidupan Will, terutama sebelum kecelakaan. Tak hanya itu, dia mulai menilai kehidupannya dan hubungannya dengan Patrick. Suatu hari Lou menguping percakapan ibu dan adik Will yang menjelaskan keinginan Will untuk pergi ke Dignitas. Lou merasa dikhianati dan dengan segera mengajukan pengunduran diri.


"Nobody wants you to talk about being afraid, or in pain, or being scared of dying through some stupid, random infection. Nobody wants to know how it feels to know you will never have sex again, never eat food you’ve made with your own hands again, never hold your own child. Nobody wants to know that sometimes I feel so claustrophobic, being in this chair, I just want to scream like a madman at the thought of spending another day in it."

Me Before You mempunyai cerita yang realistis, sangat menyentuh sehingga membuatku mengalami book hangover selama berhari-hari dan super menyesal karena sudah mengharapkan ending ‘seperti itu’. Sebenarnya bagian awal cerita terasa sedikit membosankan dan mudah tertebak. Ah, pasti nanti mereka gini lalu gitu. Chemistry antara Lou dan Will dan percakapan sarkastis dan thoughtful mereka, apalagi tentang masa lalu dan masa depan, sedikit menghibur. Belum lagi kata-kata yang dieja dengan English–British. Cukup menarik dan membuat ceritanya terasa … British ;p. Tapi aku belum puas dan berharap besar pada ending-nya. Begitu sampai halaman terakhir dan hal itu benar-benar terjadi, untuk pertama kalinya aku mengharapkan ending yang super cheesy layaknya film Hollywood. Aku kemudian sadar ending cheesy itu tidak akan membuat ceritanya kuat dan aku pasti membenci buku ini. Tapi tetap saja aku menginginkan ceritanya tidak berakhir seperti ini.

Selesai membaca halaman terakhir, aku menangis cukup lama. Mood aku seharian itu sangat tidak bagus. Aku sensitif dengan segala hal yang tidak atau berhubungan dengan ending tersebut. Beberapakali aku kembali ke halaman itu atau bab-bab lain yang sebelumnya begitu mengugah dan menginspirasi. Semuanya terasa tidak sama lagi. Aku pun menangis lagi. Bagian bawah mataku membengkak selama beberapa hari dan terasa sakit. Setiap merasakan rasa sakit dan berat di mataku, aku kembali mengingat ending itu dan kembali menangis. Setelahnya, satu novel berhasil aku selesaikan tapi isinya tidak bisa menghilangkan semua rasa sesak ini. Oh, Will Traynor, how could you do this to me?

Jika dipikir-pikir, setelah berhari-hari, hal yang paling menyentuh sekaligus mengangguku adalah beberapa persamaan antara aku dan dua karakter utamanya, Lou dan Will. Sama seperti Lou, aku stuck di kehidupan ‘nyaman’-ku, tinggal dekat orang tua karena kurasa itulah yang terbaik dan punya adik yang seenaknya melebarkan sayap ke hal-hal dan tempat-tempat ‘berbahaya’. Kehadiran Will dan segala dorongannya sedikit membuatku optimis. Semuanya hancur karena sebenarnya aku juga sama dengan Will. Aku sadar dengan hal-hal membosankan tersebut, tapi aku tidak punya ‘daya’ sehingga begitu putus asa dan sering berpikir untuk ‘pergi ke Dignitas’.

Tapi keputusan yang diambil Will terasa bertentangan dengan hatiku. Di sanalah aku merasa aku berbeda dengan Will. Di sana aku sadar kalau aku bisa melakukan hal dan mengambil keputusan yang lebih baik. Walaupun begitu, aku masih belum bisa lepas dari ceritanya. Aku juga masih tidak mengerti bagaimana mungkin seseorang seperti Will mengambil keputusan itu tanpa benar-benar merasa depresi? Dan bagaimana mungkin seseorang yang begitu putus asa bisa mendorong orang lain untuk menikmati hidup? Aku berharap ceritanya menghadirkan lebih banyak sudut pandang dari Will dan bukannya tokoh-tokoh kecil lain, seperti Nathan dan Treena, yang agak menganggu ritme cerita.

Book vs Movie Adaptation
Saat sedang membaca bagian pertengahan, aku mencari info produksi filmnya. Diketahuilah filmnya direncanakan untuk tayang 21 Agustus dan dua peran utama diperankan oleh Emillia Clarke dan Sam Claflin. Untungnya wajah-wajah mereka tidak ‘menghantui’ saat aku menyelesaikan bukunya. Sepertinya aku belum merasa cocok dan menemukan aura Lou dan Will di dalam mereka. Tapi aku penasaran buat liat khaleesi dengan gaya pakaian yang eksentrik, hehehe. Jadi aku sangat excited buat nonton filmnya nanti. Semoga, semoga, semoga masuk ke bioskop Indonesia ;D

At last, cerita Me Before You menurutku realitis sehingga begitu mudah menyentuh pembacanya. Aku menangis beberapa kali saat menulis review ini tapi juga lega karena bisa mengeluarkan semuanya. Tapi sepertinya tangisanku akan cerita Lou dan Will belum akan berakhir karena film adaptasinya akan tayang dalam beberapa bulan dan buku sekuelnya, After You, akan menyusul kemudian. Aku yakin ceritanya berpotensi membuatku book hangover lagi. But I don’t careeee. Don’t knock it until you try it (Oh, Will). Recommeded! ;D

10 comments:

  1. reviewnya bagus.. jadi kepingin baca sebelum nonton film nya.
    beli novelnya dimana ya?

    ReplyDelete
    Replies
    1. Sama pengen beli novelnya juga.. tapi di bali udah habis dimana2.. hiks...

      Delete
  2. Kita mengalami hal yang sama. Book hangover. Gila kalau ingat ceritanya pasti langsung sedih....
    Beruntung banget nemu buku me before you pas bazaar di gramedia wkwk

    ReplyDelete
  3. Halo Javanese Girl, novelnya bisa ditemui di Gramedia. Kalau beruntung, bisa dapet yang diskonannya seperti Utin Anya. Iya, aku juga beli di bazar super diskon itu hahahaha

    ReplyDelete
    Replies
    1. Q gk nemu... nanya ma mbak2 di gramedia di seluruh gramed yg ada di Bali 0.. god.. sedih.. nunggu filmnya tgl 3 juni baru tayang di bioskop..

      Delete
  4. Halo.. Ikut nimbrung ya ☺
    Aq baru selesai baca me before you, beli online novel 2nd dr teman di makasar
    Kalau mau pinjem gpp, drpd nunggu filmnya msh lama
    Aq domisili sby

    ReplyDelete
    Replies
    1. Mau pinjem donk novelnya. Mau beli lumayan juga ya. Mana ADA lagi lanjutannya

      Delete
  5. Setelah baca buku itu, sy sadar sakit hati putus cinta nggak seberapa. Banyak hal yang sy pikirkan, jelas...terutama keputusan will. Sampai saat ini pun masih nangis...kayak mereka nyata aja. Hahahha.....
    Oh yaa...yang mau beli di buka lapak banyak kok...

    ReplyDelete
    Replies
    1. Hai..klo boleh tw buka lapak itu dmn ya??hehe soalnya di gramed makassar brgx kosong 😭

      Delete
  6. Hai..barusan aku nntn filmnyaa..penasara pengen bca novelnya juga..ada yg mau jual ga novelnya biar second gpp kok..soalnya di gramed makassar gada 😭

    ReplyDelete

Thanks for leave your comment :D