Wednesday, December 30, 2015

Grey & Jingga: Days of the Violet

Sweta Kartika
150 Halaman
M&C, 2015
Rp. 35.000

Kisah ini adalah tentang dirinya.
Tentang hari-harinya yang akan seperti violet.
Warna tentang kesedihan, yang diungkapkan dengan keceriaan.

Pusing nyari Grey & Jingga: Days of the Violet di Gramedia Merdeka! Ngecek di komputer, stoknya masih banyak. Aku muter-muter nggak jelas sebelum sadar komik Indonesia punya rak khusus yang posisinya jauh dari ekskalator dan tangga. Sempet ngerasa malu sendiri hahaha. Now, let’s review it! :D

"Mana yang kau pilih? Teman berasa pacar atau pacar berasa teman? Yang pasti, hanya rasa nyamanlah yang membuat satu hati mampu bertahan."

Grey & Jingga: Days of the Violet adalah prekuel dari cerita di Grey & Jingga: Twilight. Jingga jadian dengan sahabatnya, Panji. Mereka lalu menjalani hubungan jarak jauh karena kuliah di kota berbeda. Status baru itu malah membuat mereka canggung untuk saling menyapa dan curhat seperti dulu. Di ospek kampus, Jingga bertemu dengan teman-teman baru dan didekati beberapa kakak tingkat. Salah satunya Rafka yang sebenarnya sudah punya pacar, DevQi. Hubungan Rafka dan DevQi juga berawal dari teman curhat dan berlangsung tak lebih baik dari Jingga.

"Cinta datang pada dia yang tak memburu mengejar, juga yang tak terlalu diam bersabar."

Walaupun hanya prekuel, Grey & Jingga: Days of the Violet punya cerita yang kompleks dan mengalir dengan solid. Jingga adalah yang pertama membawa persoalan teman-jadi-pacar, tetapi fokus cerita sebenarnya adalah persahabatan Rafka, DevQi, dan dua teman lainnya. Bagaimana cinta yang sama tapi berbeda itu membuat semuanya berubah. Memang dasarnya pertemanan mereka begitu kuat dan ada keinginan untuk ‘rujuk’ seperti dulu, maka penyelesaiannya pun terasa pas dan manis. Rafka yang pertama terlihat sok cool, jadi begitu bijak dan lapang dada. Favorit dah! Mereka ternyata ada di bagian ending Grey & Jingga: Twilight loh. Pantesan aja mereka ada di bagian cover-nya.



Lalu seperti biasa, ada kutipan di hampir semua halaman. Isinya semacam tanggapan atau kadang juga menyimpulkan interaksi mereka. Tidak menggurui, tapi selalu bisa menohok dan membuat baper hehehe. Di bagian akhir, ada cerita singkat pertemuan pertama Zahra dan Dharma yang berlangsung saat ospek kampus. Tokoh-tokoh lain seperti Fanny dan Zaki juga muncul cukup banyak. Hanya Grey saja yang sangat sedikit. Tapi harus diakui muncul Grey untuk saat-saat penting. Nggak akan aku kasih tau apa momen itu. Pertama, terlalu berharga. Kedua, tidak ada tulisan halamannya. Jadi agak susah untuk ngasih tahu hahaha. Yang jelas, Grey selalu sukses membuat hati(ku) meleleh ;p


At last, dalam jumlah halaman yang cukup tipis, Grey & Jingga: Days of the Violet berhasil menyampaikan cerita teman-jadi-pacar yang tak jarang membuat orang-orang kebingungan dengan sederhana tapi bermakna. Bagi yang merasa dalam keadaan tersebut atau ingin terhibur dengan komik dalam negeri, bisa menjadikan cerita ini sebagai pilihan. Aku akan sabar menanti komik Grey & Jingga versi cetak selanjutnya. Semoga lebih tebal dan banyak Grey-nya heheh. Recommended! :D

No comments:

Post a Comment

Thanks for leave your comment :D