150 Halaman
M&C, 2015
Rp. 35.000
Kisah ini adalah tentang dirinya.
Tentang hari-harinya yang akan
seperti violet.
Warna tentang kesedihan, yang diungkapkan dengan keceriaan.
Pusing nyari Grey & Jingga: Days of the Violet di Gramedia
Merdeka!
Ngecek di komputer, stoknya masih banyak. Aku muter-muter nggak jelas sebelum
sadar komik Indonesia punya rak khusus yang posisinya jauh dari ekskalator dan
tangga. Sempet ngerasa malu sendiri hahaha. Now,
let’s review it! :D
"Mana
yang kau pilih? Teman berasa pacar atau pacar berasa teman? Yang pasti, hanya
rasa nyamanlah yang membuat satu hati mampu bertahan."
Grey & Jingga: Days of the Violet adalah prekuel
dari cerita di Grey & Jingga: Twilight. Jingga jadian dengan sahabatnya,
Panji. Mereka lalu menjalani hubungan jarak jauh karena kuliah di kota berbeda.
Status baru itu malah membuat mereka canggung untuk saling menyapa dan curhat seperti
dulu. Di ospek kampus, Jingga bertemu dengan teman-teman baru dan didekati beberapa
kakak tingkat. Salah satunya Rafka yang sebenarnya sudah punya pacar, DevQi. Hubungan
Rafka dan DevQi juga berawal dari teman curhat dan berlangsung tak lebih baik
dari Jingga.
"Cinta
datang pada dia yang tak memburu mengejar, juga yang tak terlalu diam bersabar."
Walaupun hanya prekuel, Grey &
Jingga: Days of the Violet punya
cerita yang kompleks dan mengalir dengan solid. Jingga adalah yang pertama
membawa persoalan teman-jadi-pacar, tetapi fokus cerita sebenarnya adalah
persahabatan Rafka, DevQi, dan dua teman lainnya. Bagaimana cinta yang sama
tapi berbeda itu membuat semuanya berubah. Memang dasarnya pertemanan mereka
begitu kuat dan ada keinginan untuk ‘rujuk’ seperti dulu, maka penyelesaiannya
pun terasa pas dan manis. Rafka yang pertama terlihat sok cool, jadi begitu
bijak dan lapang dada. Favorit dah! Mereka ternyata ada di bagian ending Grey & Jingga:
Twilight loh. Pantesan aja mereka ada di bagian cover-nya.
Lalu seperti biasa, ada kutipan
di hampir semua halaman. Isinya semacam tanggapan atau kadang juga menyimpulkan
interaksi mereka. Tidak menggurui, tapi selalu bisa menohok dan membuat baper
hehehe. Di bagian akhir, ada cerita singkat pertemuan pertama Zahra dan Dharma
yang berlangsung saat ospek kampus. Tokoh-tokoh lain seperti Fanny dan Zaki
juga muncul cukup banyak. Hanya Grey saja yang sangat sedikit. Tapi harus diakui
muncul Grey untuk saat-saat penting. Nggak akan aku kasih tau apa momen itu.
Pertama, terlalu berharga. Kedua, tidak ada tulisan halamannya. Jadi agak susah
untuk ngasih tahu hahaha. Yang jelas, Grey selalu sukses membuat hati(ku)
meleleh ;p
At last, dalam jumlah halaman yang cukup tipis, Grey &
Jingga: Days of the Violet
berhasil menyampaikan cerita teman-jadi-pacar yang tak jarang membuat
orang-orang kebingungan dengan sederhana tapi bermakna. Bagi yang merasa dalam
keadaan tersebut atau ingin terhibur dengan komik dalam negeri, bisa menjadikan
cerita ini sebagai pilihan. Aku akan sabar menanti komik Grey &
Jingga versi cetak selanjutnya. Semoga lebih tebal dan banyak Grey-nya heheh.
Recommended!
:D
No comments:
Post a Comment
Thanks for leave your comment :D