Senin itu,

hari yang mengawali suatu minggu dan tak menyangka awal percakapan (walaupun cuma bentar) dengan dia.

di tempat biasa kta bertemu dua kali seminggu, ada tambahan matematika. aku yang nyerah kalau soal berhitung, ikut sampai rela nunggu 1,5 jam karena mulainya sesudah magrib.

karena memang kurang suka, soalnya tidak terbawa ke tas aku. jadilah aku minta ke FO dengan waktu yang cukup lama.

lalu tiba-tba dia ada disebelahku.

dan keberanian itu juga datang.

dhyn: Hei, mau ikut tambahan matematika juga?
dia: ( mengangguk dengan mata tertuju pada tumpukan soal)
dhyn: yang laen, yang diluar ikutan juga gak?
dia: (mengangguk kecil tapi tampak ragu dan berakhir dengan gelengan)

can you imagine that?

saat tambahan selesai sekitar pukul 8 malam, dia memberikan bungkusan yang sepertinya berisi makanan kepada temannya yang lain. dia memberika semuanya setelah mengambil separuh.

itu seperti roti bakar.

mungkin itu yang akan menjadi makananku besok.