Met #BSB Again *melting*

by - 6:14 PM



Aku benar-benar ingin mengumpat setelah membaca pesan baru yang masuk ke telepon genggamku.
Make up class!
Tidak bisakah aku punya satu hari untuk bermalas-malassn?

Seketika semua rencana yang aku buat berantakan. Lebih berantakan lagi saat memikirkan aku tak bawa satu buku kuliah pun! Aku memang sudah di kampus melakukan kegiatan lain yang sama sekali tidak berhubungan dengan kamus oxford, past tense ataupun assigment about my dream.

Ok. Take a breath and calm.

Akhirnya aku meminjam kamus oxford temanku, mengunting sebuah gambar dari The Jakarta Post yang aku anggap sebagai koran termahal yang pernah kubeli dan membuat tugas dadakan di kostan teman.

Di karangan berjudul My Dream itu, ingin sekali aku menulis . . .

"I will share about my dream to you, Sir. My dream is to kill you and send you to the hell!!"

Tapi tentu saja aku tidak melakukannya.

Jam menunjuk ke angka satu, seakan berkata . . .

" Lima menit lagi kamu tak tiba di kelas, sepertinya dia yang akan mengirimmu ke neraka"

Uugh, lantai 5 pula. Ada tangga tersedia dan lenggang. Tapi aku dan salah satu temanku akhirnya pasrah dan mengantri dengan yang lain untuk naik lift. Sekumpulan perempuan berkerudung mengobrol saat menunggu lift yang mulai turun kembali.

" Tes membaca itu di ruangan berapa?"

Lucu sekali. Seakan menerjemahkan subjek-subjek kuliahku. Reading, listening, speaking . .

" Hei. Memangnya bisa tesnya dilakukan hari ini?"

Tiba-tiba muncul seorang pria dengan t-shirt hitam, jeans hitam dan warna kulit yang juga hitam disebelahku.

DIA!

Aku bersyukur memakai t-shirt hitam walaupun sebelumnya aku sangat kesal karena mengusap keringat berkali-kali karena pengaruh warna baju ini.

Dia disini. Disebelahku.

Dia tinggi, sesuai dengan dugaanku. Tinggiku hanya setara dengan lehernya saja.

"Lantai 1"

Pintu lift terbuka dan perempuan-perempuan berkerudung itu mulai berebutan untuk masuk. Termasuk aku dan temanku. Dia mengikuti dan jadi pria satu-satunya disana.

" OL. Over Load. Over Load. Over Load"

Teman-temannya tertawa. Dengan tawa santai, dia keluar dari lift.

Pintu ditutup. Ku tekan angka lima.

Pintu terbuka. Wajahnya muncul.

" Bukan aku"

Dia berkata sambil mengangkat kedua tangannya.

Pintu ditutup.

Pintu terbuka lagi.

Dia tertawa. Aku mencoba menangkap matanya. Tapi terlalu sulit.

Pintu ditutup lagi dan lagi-lagi terbuka.

Kali ini pintu benar-benar tertutup.

Saat wajahnya perlahan menghilang dibalik pintu, aku bertanya-tanya.

Rasanya tadi aku melihatnya tersenyum. Apakah untuk aku?


By the way, I found RAN as Gadis's cover!


You May Also Like

0 comment(s)

Thanks for leave your comment :D