Sunday, March 21, 2010

Two Years Ago




Rena sedang tertidur takkala lagu Dia-nya Maliq & D’essential itu diputar stasiun radio kesayangannya. Kebiasaan yang sama dari dulu, Rena pasti ketiduran ketika mendengarkan radio dan akhirnya radio terus berbunyi sampai akhirnya ia bangun seperti sekarang ini. Kini matanya sedikit terbuka karena alunan lagu itu yang lembut tapi up-beat.

Kini matanya sudah terbuka lebar, tapi sepertinya nyawanya belum terkumpul benar. Sambil merapikan rambutnya yang berantakan, Rena bangun dan mulai mencari handphonenya. Lama sekali ia mencari benda kecil berwarna silver itu. Ia sampai harus mengacak-ngacak selimut dan bantal. Akhirnya benda itu ditemukan dan ternyata ada dibawah tubuhnya.

Jam 15:45, batin Rena ketika melihat layar handphonenya sambil sedikit menguap. Tak sadar ia akhirnya ketiduran sampai 3 jam. Tadinya ia hanya berencana untuk meregangkan tubuh yang agak pegal saja. Tapi ia malah keenakan.

Dengan malas, Rena kembali merebahkan tubuhnya. Tak lupa ia mengeraskan volume radionya. Suara Rena yang masih serak ikut melantunkan lagu itu pelan.

Tiba-tiba saja Rena teringat dengan Kak Sandy, cowok yang udah dia kecengin satu semester dan akhirnya saling kenal. Wajah Rena jadi memerah saat mengingat kronologis mereka kenalan. Saking deg-degannya, Rena sampai takut dan gemetaran ketika Kak Sandy berjalan kepadanya. Ia hampir saja kabur kalau tidak di tahan Kak Anty, sang mak comblang. Ia berteriak ” Gak mau! Gak Mau!” berulang kali saking takutnya dan hampir saja menangis.

Rena memeluk guling kucelnya erat-erat saat memikirkan semua itu. Kenapa sih aku malu-maluin banget waktu itu? Kenapa harus takut segala lagi? Rena memukul kepalanya pelan. Karena Rena terlalu takut dan terus saja memeluk Kak Anty untuk menyembunyikan wajahnya, mereka akhirnya gak jadi kenalan. Kak Sandy ternyata sedang buru-buru dan harus segera ke ruang guru. Maklumlah, diakan ketua murid.

Indah dan Gadis yang menemani Rena menghela nafas kecewa melihat Rena yang melepas kesempatan itu dengan gampangnya. Kak Anty juga. Tapi Kak Anty langsung memberi nomor handphonenya Rena ke Kak Sandy. Dan beberapa saat setelah kembali dari ruang guru, Kak Sandy langsung mengirim SMS ke Rena. Yang menerima SMS sangat tak percaya melihat isi SMS itu, apalagi siapa yang mengirimnya. Semenjak saat itu Rena mulai deh SMSan sama Kak Sandy.

Ia kembali meraih handphonenya. Tapi disana tak ada SMS atau missed call dari Kak Sandy. SMS duluan aja kali ya? pikir Rena sambil menimang-nimang handphonenya itu. Gak salahkan kalo aku SMS dia duluan? Oke, gak salah koq, Ren!

15:54
Hai, lgi ngpain?
Aq lgi dnger lgu maliq,
Jdi ingt ma kmu,
^_^

Sambil tersenyum kecil, Rena menekan tombol OK. Semenit, dua menit, lima menit, sepuluh menit, duapuluh menit, tiga puluh menit, tak ada balasan dari Kak Sandy. Rena yang menantinya saja sudah tertidur lagi, dengan handphone di genggamannya.

Ddrrttt . . . ddrrttt . . .

Rena langsung terbangun dan sempat mengaduh pelan, karena ternyata dia terjatuh dari tempat tidur. Tapi semua sakit itu langsung hilang begitu melihat sang pengirim SMS. Kak Sandy!

16:42
Ren,,
Sowy ru diblz,,
Sandy’y tdi maen game di hp,,
Jdi az g ktauan klo kmu sms,,
Gpp kan,,?
Kmu ska lgu maliq,,?
Manx lgu’y yg mna sich,,n_n

Rena menghela nafas pelan. Ia lupa kecengan abadinya itu maniak games. Tapi rasa kesal itu segera ia jauhkan. Yang pentingkan Kak Sandy ngebales SMS aku.

16:44
Gpp,
Iy, aq ska msik kyk maliq gni,
Yg jdulny DIA,
Sntrack flm gt,
Tw g?

Dengan cepat Rena menekan tombol OK. Lalu dengan setia ia menunggu sambil terus menatap layar handphonenya. Lama sekali. Rena sampai berpikir, jangan-jangan dia main game lagi. Tapi akhirnya balasan yang dinanti datang juga.

16:57
Hmm,,”dia”,,yg mna,,?
Lirik’y kya gmana,,?
Ad hubungan’y gtu ma sandy,,?
Nie plsa t’akhr sandy, jgn ksel klo g dblz.

Melihat kalimat terakhir di SMS itu, Rena langsung menjerit pelan dan meringkuk dibawah selimut. Kenapa saat aku udah berani SMS dia, pulsanya malah abis? Ah, bt banget deh!

No comments:

Post a Comment

Thanks for leave your comment :D