Sabtu sore ini
aku nyuci piring. Bukan bikin janji dengan pacar. Bukan sibuk siap-siap dandan
dan nunggu dijemput. Pokoknya bukan aku nggak ngelakuin kegiatan yang bersifat romantis
dan penuh cinta di malam minggu ini. Aku cuma nyuci piring.
Piring yang
numpuk lumayan banyak. Agak geregetan juga liatnya. Biasanya my brother yang kebetulan pulang
mendadak jadi super rajin dan emang dia rajin sih. Tapi sepertinya tidak untuk
minggu ini. Jadilah aku yang nyuci piring. Nggak ada yang nyuruh sih. Aku nyuci
piring karena geregetan aja liat tumpukan piring kotor. Dan aku juga sebenernya
bertanggung jawab. Secara tadi udah masak
Chicken Cordon Bleu dengan hebohnya. Piring, mangkok dan sendok kotor
inilah yang jadi sisanya. Jadi aku mencuci semua itu di sabtu sore yang lumayan
cerah.
Sembari mencuci
piring, aku ngerasa rada males buat ngeberesinnya. Ada piring dan mangkok yang
super kotor, penuh minyak, tepung, telur . . ahh bikin jijik aja. Tinggalin
ajalah. Mungkin ntar my mom yang
nyelesain. Tapi aku berusaha positif dengan mikir kalau nyuci piring bisa
membakar lemak di tubuh. Jadi sekalian olahraga deh.
Tapi . . bener gitu?
Aku emang butuh
olahraga untuk menjaga tubuh tapi aku nggak berniat kehilangan lemak-lemak
berharga ini. Aku udah kurus. Terlalu kurus, sebenarnya. Apalagi sehabis sakit
dua minggu lalu. Lalu apa artinya “mencuci piring bisa membakar lemak” itu?
Untuk siapa?
Sambil masih
nyuci piring, aku jadi mikirin hal aneh kayak gini. Aku emang sering baca
artikel yang memuat kalimat tersebut. Katanya sih penurut ahli yang sudah
membuktikannya dengan melakukan sebuah penelitian. Hmm, coba aku pikir lagi.
Ahlinya siapa ya namanya? Penelitiannya kayak gimana? Sampelnya siapa?
Tujuannya apa? Dilakukan dikota mana? Apakah masih berlaku? Apakah ada
ketentuan tertentu agar hasil tersebut bisa dicapai dengan maksimal?
Aku nggak sempet
buat lari ke atas, nyalain laptop, konek ke Google, mencari artikel dan
sumber-sumber lain yang berkaitan. Aku stuck di dapur, nyuci piring, remember?
Jadi, aku biarin aja pikiran aku kemana-mana.
Instead of think about asal muasal
penelitian tersebut, aku malah lebih mikir kalau artikel itu berfokus pada
perempuan, terutama yang berprofesi sebagai ibu rumah tangga penuh. Kenapa?
Soalnya ada banyak hal yang berkaitan dengan perempuan.
- Cuma perempuan yang diet ketat
Yang namanya perempuan pasti ingin
terlihat sempurna dan cantik di mata semua orang. Di tekanannya banyak. Tidak
hanya lingkungan yang bikin perempuan berpikir begitu, tapi dari dirinya
sendiri yang berusaha keras menjadi apa yang lingkungan terima dan mau. Salah
satu kriteria cantik yang paling umum dan masih dianggap menjadi standar adalah
langsing, kulit putih, dan rambut
panjang. Langsing adalah poin yang paling penting. Karena perempuan putih dan
berambut panjang nggak akan dinilai cantik kalau gendut. Beda sama perempuan
langsing yang tidak berkulit putih dan tidak beramput panjang. Warna kulit yang
tidak putih mungkin dikarenakan oleh keturunan. Rambut pendek bisa dibiarkan
selama setahun dan olala! Jadilah rambut panjang. Langsing? Butuh usaha yang
nggak kecil, mengurangi makan, olahraga, dan mengorbanan lainnya yang sangat
menyiksa. Dengan adanya artikel yang bilang bahwa “mencuci piring bisa membakar lemak”, para perempuan punya pilihan
lain atau juga alasan untuk menghindari olahraga yang berat. Cukup nyuci piring
aja!
- Cuma perempuan yang digambarkan mencuci piring
Artikel yang aku baca
memang ada di bagian khusus untuk perempuan. Jadi nggak aneh kalo perempuan
yang jadi ilustrasi dalam artikel tersebut. Tapi apakah artikel tersebut akan
memuat gambar laki-laki jikan disimpen di bagian khusus laki-laki? Ini juga
bisa melawan jika ada pendapat, “laki-laki
juga banyak yang diet koq”. Tapi koq mereka nggak disaranin buat cuci
piring ya? Daripada nyewa lapangan futsal atau pergi ke gym, kenapa nggak nyuci
piring aja? Gratis dan cuma basah dikit. Kenapa coba? Sudah bisa dipastikan bahwa
artikel ini memang untuk perempuan.
- Mungkin karena sekarang banyak perempuan yang
sibuk berkarir sehingga tidak sempat mengurus rumah
Perempuan sudah sangat hebat di zaman
sekarang. Mereka sudah bebas bekerja dan bersaing dengan laki-laki di dunia
tersebut. Mereka bahkan lebih sukses. Mungkin, mungkin ya, pikiran bahwa “perempuan itu di bawah laki-laki” atau “perempuan kerjanya di dapur” masih
berkeliaran dan tidak suka dengan keadaan ini. Mereka ingin mengembalikan
perempuan ke “tempat asalnya” dan
sebagaimana mestinya. Maka munculah “mencuci piring bisa membakar lemak”.
Perempuan yang bekerja dan sibuk tentunya harus selalu menjaga tubuh walaupun
tidak sedang melakukan diet ketat. Tidak ada waktu untuk pergi ke gym atau
sekedar lari pagi, semuanya habis dengan meeting dan lembur. Mencuci piring
jadi sebuah pilihan yang tepat dan singkat!
- Cuma perempuan yang jadi pembantu rumah tangga,
laki-laki paling jadi supir atau tukang kebun
Perempuanya tidak sedang diet ketat dan
bekerja siang malam tapi tetap bugar. Lalu siapa yang mencuci piring? Kan ada
pembantu. Oke, terus pembantunya perempuan atau laki-laki? Pastinya perempuan.
Aku belum pernah denger ada laki-laki yang sangat terpaksa dan butuh kerjaan
lalu jadi pembantu rumah tangga. Dia mungkin sangat terdesak dan mau menerima
pekerjaan apa saja, tapi pastinya bukan jadi pembantu rumah tangga yang nyuci
piring.
Itulah alasan-alasan kenapa aku mikir
bahwa “mencuci piring bisa membakar lemak”
terfokus kepada perempuan dan ada sedikit isu feminis disana. Argumen aku
mungkin bisa ditolak karena tidak ada sumber khusus dan hanya menggabungkan
isu-isu social yang jadi isu umum di masyarakat. Tapi inilah pikiran aku yang
sedang nyuci piring (Well, I’m done
actually). Teringat dengan kata-kata dosen Literary Theories aku bahwa semua ide-ide yang ada di kehidupan
manusia ini dibentuk dan ada tujuan khususnya. Semua ide itu mungkin terlihat biasa,
umum, dan menguntungkan semua pihak. Tapi jika berpikir random seperti aku
diatas sana, semuanya terlihat seperti kebohongan besar dan bikin aku
bener-bener ngerasa bodoh!
Oh ya, satu alasan lagi kenapa “mencuci piring bisa membakar lemak”
merupakan sesuatu yang dibentuk. Tapi ini nggak ada hubungannya dengan
perempuan. Mungkin penelitian yang menghasilkan pendapat itu disponsori oleh
produk pencuci piring! Semuanya jadi pada nyuci piring dengan produk pencuci
piring and guess who’s lucky? Menanamkan
sebuah ide memang susah. Tapi jika berhasil, keuntungannya tiada tara. Hahahahaha,
kedengerannya memang agak prejudice.
Tapi kata dosen Literary Criticism,
dengan begitulah kita bisa melihat sisi lain dari sebuah hal dan menjadi
kritis.
Well, aku udah beres nyuci piring nih.
Piring, mangkok dan sendoknya udah bersih. Pikiran aku juga udah tertulis
disini. Thanks for reading and I am
wondering about what what you think. I will welcome it nicely as I can
hahahahaha. Ciao :D
UPDATE! Eh, aku nemu gambar laki-laki lagi nyuci piring disini
kamu Agnes Monica yah? pake code switching melulu... yea I know you can speak English but you don't have (seriously, don't have) to code switching just to make your statement clearer or more 'understandable' because, seriously, most of your reader can speak and understand Indonesian language better than English. gunakan lah Bahasa Indonesia yang baik dan benar, *I know, I juga use code switching semata2 cuma mau prove-in ke you bahwa pemakaian code switching itu not enakeun direadnya. :p
ReplyDeleteyou must pay a great deal of attention in literary criticism class.
ReplyDeletei find the subject interesting because it changes the way i see, think, and perceive things.
just like what is said in the book i got from Bu Saf: Everything is suspect and dont take things for granted.
nice writing, i enjoyed reading it. thank you :)
To Om G****NG wherever you are: Aku bukan Agnes Monica. And people who do code switching is not only her, you do too! In every class, if you remember :p
ReplyDeleteI didn't do code switching to make my statement clear or else. I just do not have any right vocabulary to describe what I feel in Indonesian. Btw, thanks for your concern :)
Citra: Thanks for reading it. Glad that someone think it is good enough ;)