Raditya Dika
13 x 20 cm. 272
Halaman
Gagas Media, 2011 (Cetakan
Pertama)
Rp. 42.000,-
Nyokap memandangi penjuru kamar gue. Dia diam sebentar, tersenyum, lalu bertanya, ‘Kamu takut ya? Makanya belom tidur?’ ‘Enggak, kenapa harus takut?’ ‘Ya, siapa tahu rumah baru ini ada hantunya, hiiiiii...,’ kata Nyokap, mencoba menakut-nakuti. ‘Enggak takut, Ma,’ jawab gue. ‘Kikkikikiki.’ Nyokap mencoba menirukan suara kuntilanak, yang malah terdengar seperti ABG kebanyakan ngisep lem sewaktu hendak photobox. ‘Kikikikikiki.’ ‘Aku enggak ta—’ ‘KIKIKIKIKIKIKIKI!’ Nyokap makin menjadi. ‘Ma,’ kata gue, ‘kata orang, kalo kita malem-malem niruin ketawa kuntilanak, dia bisa dateng lho.’ ‘JANGAN NGOMONG GITU, DIKA!’ Nyokap sewot. ‘Kamu durhaka ya nakut-nakutin orang tua kayak gitu! Awas, ya, kamu, Dika!’ ‘Lah, tadi yang nakut-nakutin siapa, yang ketakutan siapa.’ ***** Manusia Setengah Salmon adalah kumpulan tulisan komedi Raditya Dika. Sembilan belas bab di dalam bercerita tentang pindah rumah, pindah hubungan keluarga, sampai pindah hati. Simak juga bab berisi tulisan galau, observasi ngawur, dan lelucon singkat khas Raditya Dika. |
Hahahahaha, I know what’s in your
mind: “Ini kan buku terbitan tahun 2011, koq baru baca sekarang? Udah basi.
Udah nggak lucu lagi”. Eits, jangan salah tentu aja buku ini lucu, bagi yang
belum baca. Jadi izinkan cara untuk membaca dulu dan merasakan kelucuan yang
saya tinggalkan pada tahun 2011 :p
Kayaknya udah nggak usah
basa-basi lagi untuk ngasih tau ini buku isinya apa. Raditya Dika menuliskan
pengalamannya dalam cara yang kocak dan kadang bikin jijik karena
kefrontalannya. Dalam buku ini dia menambahkan bumbu galau, yang saat tahun
2011 lagi booming banget, tentang pindah pindahan, khususnya pindah hati. Buku
ini punya 11 bab dan tidak semuanya lucu sampe terbahak-bahak. Dari tulisannya
yang disini dan buku-buku sebelumnya, Raditya Dika mulai menambahkan hal-hal
yang tidak hanya lucu, tapi mikir pembacanya mikir. Dan pastinya ada bab yang
aku suka dan bab yang kurang aku suka dari kedewasaannya itu. Here’s the list :)
Like this!
Kasih Ibu Sepanjang Belanda
Kasih sayang seorang ibu selalu
menjadi hal yang sensitif buat aku. Bab ini agak mirip sama pengalaman aku (ditelpon
mulu) tapi kemudian aku juga mengalami apa yang penulis alami, kangen buat
ditelpon dan akhirnya nelpon duluan :’)
Tarian Musim Kawin
Aku nggak nyangka ada yang serius
menjadikan Twitter sebagai ajang cari jodoh. Aku pikir Twitter ya sebagai alat
komunikasi di dunia maya, tempat kepo orang nyebelin, tempat pamer, tak lebih.
Kemudian aku juga menyadari betapa menganggunya tweet-tweet aku (dan banyak
orang lain) waktu zaman alay dan thank God, I’m more behave now J
Emo . . Emo . . Emo . . Emotikon!
Tidak ada yang lebih lucu dari
emotikon di BB. I choose to not use BB and that’s why I always find this thing
funny J
Not-So Like This!
Terlentang Melihat Bintang
Lucu juga liat penulis, yang
sepanjang hidupnya tinggal di kota, pergi dan mengalami hidup di desa. Tapi
nggak lucu liat penulis tersebut mencoba membuat jokes mengenai segala kegiatan
yang dia angkap jijik dan nggak pernah dia temui di kota besar.
Mencari Rumah Sempurna
Si penulis ngomongin soal pindah
rumah, pindah hati tapi akhirnya dia pindah ke mantan. Just don’t agree.
At last, terlepas dari semua hal
yang lucu, agak lucu dan tidak lucu (juga menjijikan), Manusia Setengah Salmon
naik level dari buku lucu ke buku lucu dengan pesan yang bisa diambil. Just be
wise, you could not agree for everything that writer’s did J
yang namanya buku keren biar di review kapan pun tetap keren kok. contohnya ya byku ini hehehehe
ReplyDeleteBuku Radit yang ini, menurutku paling bagus diantara yang sebelumnya.
ReplyDeleteLebih komplit, lebih berisi.
Semoga buku barunya cepet keluar ya :)
@ayamSAKIT: Setuju deh sama kamu :)
ReplyDelete@ Aldy Pradana: Buku yang ini galau-galau tapi menuju kedewasaan ya. Kabarnya salah satu bab di buku ini mau dibikin film layar lebarnya loh :)
Lah aku malah belum baca buku ini ._. Tapi emang gak doyan baca buku macam ini si :p kata pacar selerah humor saya emang rendah :p
ReplyDelete@Dweedy Ananta: memang gak cocok ya sama buku yg kayak gini. Selera humor masing-masing kan berbeda :)
ReplyDelete