Coba Tunjuk Satu Bintang

by - 4:28 PM

Sefryana Khairil
210 Halaman
GagasMedia, Juli 2013 (cetakan pertama)
Rp. 42.000,-

Adakah Tuhan sedang memberi jeda untuk kita atau memang tak ada nama kita dalam takdir-Nya?

Menjalani hari bersamamu begitu menyenangkan. Tidak ada yang lebih daripada dirimu yang aku inginkan. Kita tenggelam dalam riuhnya impian, hingga baru tersadar setibanya di persimpangan. Aku dan kamu berbeda tujuan.

Namun, kita sama-sama ragu apakah perpisahan yang benar-benar kita inginkan. Kita memutar arah, berusaha kembali dari sudut yang berseberangan.

Mungkin kita bisa bertemu kembali di ujung jalan yang sama. Mungkin kita bisa merajut kembali mimpi yang tertunda.

Kalau saja belum ada dia...

Coba Tunjuk Satu Bintang lagi rame-ramenya di timeline Twitterku dari sebulan yang lalu. Aku jadi tertarik untuk membeli. Pertama, sang penulis, Sefryana Khairil, masuk ke dalam daftar penulis untuk seri Setiap Tempat Punya Cerita dari Gagas Media. Penulis yang masuk ke proyek itu jelas bukan penulis biasa-biasa saja. Kayaknya oke nih buat liat gaya penulisannya sebelum baca Tokyo: Summer Blossom-nya. Kedua, aku ingin memberi kesempatan untuk novel-novel dengan sinopsis yang ‘mencurigakan’. Karena ternyata diantara sekian banyak novel yang mengecewakan, masih ada yang menghibur dan diluar ekspetasiku. Never late to try again :D

Coba Tunjuk Satu Bintang menceritakan pertemuan kembali antara Marsya dan Dio setelah tiga tahun berpisah. Mereka dulu adalah pasangan yang sangat bahagia dan sudah siap menikah. Tapi Dio memilih untuk mengejar mimpinya untuk bekerja di Hamburg dan membatalkan pernikahan. Tiga tahun berlalu, Dio kembali dengan permintaan maaf dan berharap bisa kembali bersama Marsya. Kedua teman baik mereka, Rama dan Kimmy juga berusaha menyatukan mereka lagi. Tapi Marsya masih sakit hati dan trauma. Dia menghindari Dio sebisa mungkin dan mencari ketenangan di dekat Andro.

“Terkadang cinta harus saling melepaskan agar bisa saling menemukan.” – halaman 203

Segala hal yang ditawarkan oleh Coba Tunjuk Satu Bintang sangat mengecewakan, untukku. Ceritanya gampang ditebak dan tidak ada konflik yang menjadi inti ceritanya. Hanya dua manusia yang masih saling sayang tapi terlalu gengsi untuk mengalah dan mengungkapkan perasaan itu duluan. Cerita yang datar itu juga dibentuk oleh gaya bahasa yang kaku. Percakapannya cenderung tidak penting, malah bisa saja dihilangkan tanpa menganggu jalan cerita. Padahal daripada memperbesar ukuran huruf, percakapan itu diperbaiki atau dikembangkan, jadi jumlah halamannya mungkin akan lebih banyak. Selain itu banyak cerita kecil yang juga bisa dikembangkan seperti, kedua sahabat mereka, Rama dan Kimmy, latar belakang keluarga Dio atau karir melukis Marsya. Bahkan astronomi yang katanya menjadi keunikan novel ini hanya muncul di kutipan-kutipan singkat sebelum bab baru dimulai. Kisah mau-tapi-gengsi antara Dio dan Marsya malah lebih banyak terjadi di pantai daripada di langit sana. Hmm, koq bisa gitu ya?

pembatas bukunya menyerupai teropong bintang

Rasa kecewaku terhadap novel, atau novella, ini menimbulkan sebuah pertanyaan. Kenapa penulis yang menulis cerita seperti ini bisa masuk ke daftar penulis Setiap Tempat Punya Cerita? Novel yang sudah dia terbitkan sudah cukup banyak, tapi kenapa novel terbarunya ini terasa novel karya penulis baru? Lalu aku menelusuri profile page Sefryana Khairil di Goodreads. Diantara novel-novel karyanya, ada sebuah novel berjudul ‘Pada Satu Bintang’ yang terbit pada tahun 2009. Sinopsisnya tidak jauh dari masalah perbintangan dengan tokoh bernama Dio dan juga Marsya. Apakah Coba Tunjuk Satu Bintang adalah novel re-publish dari ‘Pada Satu Bintang’? Re-publish sih oke-oke aja, tapi aku berharap isinya di revisi dan lebih baik dari edisi sebelumnya. Hal yang menghibur dari Coba Tunjuk Satu Bintang mungkin hanya design covernya yang sangat menarik, layout di bagian dalam buku unik, kutipan-kutipan yang cukup menggalaukan dan juga pembatas bukunya yang menyerupai teropong bintang. That’s it.  

At last, Coba Tunjuk Satu Bintang benar-benar di luar ekspetasiku, in opposite way. Kalo kamu masih penasaran, saran aku sih jangan beli, minjem aja. Walaupun begitu aku masih tertarik untuk menunggu, membeli (mungkin) dan membaca karya Sefryana Khairil selanjutnya, Tokyo: Summer Blossom. Semoga rasa kecewa ini bisa terobati :D

You May Also Like

14 comment(s)

  1. Kata2nya bagus bgt. Sprtinya bagus, hanya sy tdk prnah bisa bca novel smpai habis. :(

    ReplyDelete
  2. Novelnya lumayan singkat koq. Boleh coba dibaca :)

    ReplyDelete
  3. novelnya bagus, cuma ketipisan buatku hehe. jadi pengen baca novel berikutnya :D

    ReplyDelete
  4. aku juga gak terlalu sreggg gimana gitu.. buku terlalu tipis kurasa untuk ukuran buku yang ada konflik dan pemecahan secara bertahapnya.

    ReplyDelete
  5. Design cover novel sekarang emang banyak yang menarik ya, tapi suka ragu sama isinya :(

    ReplyDelete
  6. Design cover novel sekarang emang banyak yg menarika, tapi suka ragu sama isinya. "Coba Tunjuk Satu Bintang" juga sebenernya judulnya menarik kata aku sih :|

    ReplyDelete
  7. pertama kali liat cover sama judulnya langsung menarik perhatian gitu ya..
    tapi kalau boleh tau (berhubung belum pernah baca langsung novelnya) judulnya itu menggambarkan isi ceritanya ga sih?

    ReplyDelete
  8. Baru ngeh kalo pembatas bukunya itu nyerupain bentuk teropong u,u
    Dan sepertinya sehati nih, aku juga sedikit-banyak kecewa sama novel ini. Enggak kayak novel-novel Sefryana Khairil sebelumnya. Cerita di novel ini gampang banget di tebak u,u
    Tapi semoga saja, di karya selanjutnya (STPC London) enggak mengecawakan. Ammiin :)

    BTW, salam kenal :D

    ReplyDelete
  9. Suka sama covernya :3 sampai sekarang belum beli sih karena emang nggak pede dengan review-review yang ada. Tapi liat dari quote2 yang di share pada bagus loh padahal. hehehe

    ReplyDelete
  10. @Rima: Aku tertipu dengan covernya yg manis :'(

    @Anya: Ceritanya kedua tokoh utama didekatkan dengan astronomi. Tapi mereka nggak maen tunjuk-tunjuk bintang koq :p

    @Ila: Semoga Tokyo nggak mengecewakan ya ;)

    @Pink Ugasi: Udah minjem aja :p

    ReplyDelete
  11. Ini buku Sefryana yang pertama kali kubaca. Sama kayak kamu, aku juga penasaran sama karyanya mbak Sefryana ini. Tapi pas udah baca.. err.. kok kayaknya ceritanya cetek bener yak. Padahal Sefryana ini udah benyak menerbitkan buku. Salah satunya Sweet Nothings, yang katanya bagus tapi sampai sekarang belum juga aku baca. :p

    ReplyDelete
  12. saya sihsudah punya novel CTSB tapi belum sempat dibaca karena tumpukan tugas kuliah. Tapi dgn baca review kamu saya jadi tahu bagaimana gambaran novel ini. Makasih ya.

    Oh iya, blogmu manis. :))

    ReplyDelete
  13. Iya, saya juga awalnya tertarik dengan novel ini mengingat Sefryana bukan seorang penulis baru. Ditambah dengan covernya yang menarik, saya langsung membeli novel Coba Tunjuk Satu Bintang. Kekurangannya ya karena rasanya ceritanya sudah biasa. Tentang pria dan wanita yang berpisah kemudian bertemu kembali. Tapi overall (tidak ingin larut dalam kekecewaan), novel ini dapat dijadikan bacaan ringan.

    ReplyDelete
  14. This comment has been removed by the author.

    ReplyDelete

Thanks for leave your comment :D