Friday, December 6, 2013

You Are My Sunshine: Matahari dari Tokyo

Clara Canceriana
381 Halaman
Gagas Media, Juni 2013
Rp. 48.000,-

Dengarkan ini baik-baik, karena aku tak yakin bisa mengatakannya lagi tanpa merasa malu. Dibandingkan yang lainnya, kesan pertamamu terlalu biasa. Aku meremehkanmu saat pertama kali berjumpa di bawah naungan payung langit. Tak ada yang istimewa.

Tapi belakangan... aku pun menyadari nilaimu ternyata lebih daripada itu. Berpisah setelah terlalu terbiasa denganmu adalah sebuah siksaan. Sekelebat memori tentangmu saja sudah terlalu menyakitiku. Ternyata, tanpamu aku tak bisa melihat warna. Tanpa dirimu, hatiku menggigil tanpa hangatnya cinta.

Jadi, sekarang giliranmu untuk menjawab: seperti apakah artiku untukmu?

You Are My Sunshine: Matahari dari Tokyo adalah salah satu novel yang aku dapetin dari #17anGagas. Aku nggak perlu repot-repot bikin kocokan untuk ngebaca novel ini karena hadiah yang lain sudah selesai dibaca. Novel ini juga menjadi novel terakhir yang aku baca di tahun 2013 (aku nulis review ini di minggu kedua bulan November). Agak berat sih, karena masih banyak timbunan novel yang belum dibaca. Tapi aku harus tegas sama diri sendiri. Aku melakukan hal itu demi menyelesaikan skripsi tepat waktu dan nggak ketinggalan jadwal sidang lagi (udah dua kali dong!). Sekarang langsung review aja yuk :D

You Are My Sunshine: Matahari dari Tokyo menceritakan kehidupan Kristal yang serba susah. Semenjak ayahnya bangkrut dan meninggal, Kristal banting tulang menjadi dosen bahasa Jepang di sebuah universitas. Dia bertekad mencari cowok yang mapan agar kehidupannya kembali seperti semula. Teman baiknya, Kinan, malah mengenalkannya dengan teman kecilnya dari Jepang yang bernama Ryouta. Cowok pirang itu jauh dari tipe cowok impian Kristal. Ryouta tidak kuliah dan bekerja part time. Cowok itu terpaksa tinggal secara sembunyi-sembunyi di kontrakan Kristal sampai tanggal pernikahanan Kinan. Hari-hari Kristal lalu diwarnai dengan kebiasaan Ryouta yang suka minum berkaleng-kaleng bir sebelum tidur. Tapi Ryouta dengan senang hati membersihkan kontrakan Kristal dan memasak makanan yang sangat lezat. Bantuan Ryouta meringankan beban Kristal. Apalagi dia kini juga bekerja sebagai penerjemah freelance di CT Group yang dipimpin cowok cakep dan menawan, Bruno. Kristal yakin jika dia berpacaran dengan Bruno, keinginannya akan segera terwujud.

You Are My Sunshine: Matahari dari Tokyo menawarkan sesuatu yang baru yang tidak pernah aku dapatkan dari novel-novel lain yang mengambil setting/orang dari luar Indonesia. Jika novel yang lain, membawa tokoh orang Indonesia ke luar negeri, kali ini tokoh dari luar negeri dibawa ke Indonesia. Tokoh Kristal cukup menarik. Aku belum pernah menemukan tokoh perempuan yang nggak ngebohongin dirinya sendiri. Dia ingin kembali ke kehidupan mewahnya dan dia bekerja keras untuk itu. Aku bisa bilang Kristal mengenal dirinya sendiri dan cukup jujur dengan kemauannya. 

Sayangnya, oh, sayangnya, aku nggak suka dengan cara ceritanya diceritakan. Sudut pandangnya berubah terus di tengah-tengah dan membuat aku kebingungan sendiri. Belum lagi kalimat-kalimat yang tidak jelas dan tanpa ada penjelasan. Maksudnya apa sih? Terus kesempatan untuk mengeksplor budaya Indonesia juga tidak dimanfaatkan dengan baik. Kebudayaan, makanan dan bahasa Jepang aja yang terus menjadi topik. Aku tahu ini novel bertema Jepang dan ada orang Jepang yang menjadi tokoh utama. Kalo gitu, kenapa nggak pake setting Jepang sekalian? Belum lagi banyak footnote yang diulang-ulang. Itadakimasu (selamat makan) sudah dijelaskan di bagian awal. Tapi ketika kata tersebut muncul lagi di bagian lain, kata tersebut masih juga dijelaskan. Pemborosan footnote! Aku ngaku dengan semua hal di atas, bikin aku susah banget nyelesain novel ini. Aku agak terpaksa menyelesain novel ini karena aku punya prinsip untuk menyelesaikan setiap novel yang aku baca.

At last, aku merasa kecewa (dan capek) dengan You Are My Sunshine: Matahari dari Tokyo. Terlalu banyak bagian yang nggak bisa aku terima. Mungkin memang bukan seleraku. Beberapa dari kalian mungkin suka banget sama ceritanya, tapi aku nggak. So sorry.


No comments:

Post a Comment

Thanks for leave your comment :D