Tuesday, January 7, 2014

The Cuckoo's Calling - Dekut Burung Kukuk

Robert Galbraith
520 halaman
PT. Gramedia Pustaka Utama, Desember 2013
Rp. 99.000,-

Ketika seorang supermodel jatuh dari ketinggian balkon di Mayfair yang bersalju, polisi menetapkan bahwa ini kasus bunuh diri. Namun, kakak korban meragukan keputusan itu, dan menghubungi sang detektif partikelir, Cormoran Strike, untuk menyelidikinya.

Strike seorang veteran perang yang memiliki luka fisik dan luka batin. Hidupnya sedang kisruh. Kasus ini memberinya kelonggaran dalam hal keuangan, tapi menuntut imbalan pribadi yang mahal: semakin jauh dia terbenam dalam kasus ini, semakin kelam kenyataan yang ditemuinya---dan semakin besar bahaya yang mengancam nyawanya...

Kisah misteri yang mencekam dan anggun, mengelana di antara atmosfer London yang pekat---dari jalanan Mayfair yang mewah dan sunyi, ke bar-bar suram di East End, hingga ke keriuhan Soho. The Cuckoo’s Calling adalah kisah misteri yang menawan.

Memperkenalkan Cormoran Strike, inilah novel kriminal pertama J.K. Rowling, menggunakan nama alias Robert Galbraith.

The Cuckoo's Calling - Dekut Burung Kukuk menjadi berita panas ketika penulis aslinya ternyata bukan bernama Galbraith tapi Rowling, penulis seri Harry Potter. Macam-macam alasan muncul di balik penggunaan nama alias itu. Tapi yang pasti novel ini langsung masuk daftar bacaan setiap orang, termasuk aku. Sejauh ini aku tidak terlalu berminat pada genre seperti ini dan belum pernah membaca novel detektif sampai beres hehehe. Namun ketika tahu ini tulisannya tante Rowling, why don’t I give it a try? Salah satu penerbit terkemuka langsung mengeluarkan novel ini dalam terjemahaan bahasa Indonesia dan itu membuatku semakin ‘panas’. Dengan recehan yang aku kumpulkan dari Receh for Books 2013, aku membeli novel ini. Sempet kehabisan sih tapi begitu dapet rasanya seneeeeeng banget! :D

The Cuckoo's Calling - Dekut Burung Kukuk menceritakan kematian seorang model bernama Lula Landry. Kasus ini sudah dinyatakan sebagai kasus bunuh diri karena tidak ada bukti yang cukup kuat di tempat kejadian perkara. Kakak angkat Lula, John Bristow, tidak percaya adik angkatnya dengan sengaja melompat dari balkon flatnya sendiri. Sehingga dia membawa kasus tersebut ke kantor detektif partikelir, Cormoran Strike. Strike sendiri telah mengalami malam yang berat. Tunangannya, Charlotte, meninggalkannya dan secara otomatis dia tidak punya tempat tinggal. Pikirannya agak teralihkan ketika seorang pegawai temporer, Robin, datang dan menjadi sekretarisnya selama seminggu. Dia juga akhirnya menerima kasus dari John dan mulai melakukan penyelidikan. Tak hanya disangka, selain mengatur berkas kantor usang tersebut, Robin juga membantu Strike mendapatkan data dan juga kesaksian orang-orang yang berkaitan dengan malam kematian Lula. Bukti-bukti yang dia kumpulkan menyakinkannya bahwa ini memang bukan kasus bunuh diri.

“Mereka hanya melihat apa yang ingin mereka lihat, mata mereka buta terhadap kebenaran tak terbantahkan yang tidak sesuai dengan harapan.”  - halaman 85

Entah kenapa, nama besar J.K. Rowling tidak membuat The Cuckoo's Calling - Dekut Burung Kukuk menarik. Sebenarnya secara keseluruhan ceritanya menarik, bikin penasaran dan tentunya bikin aku menebak-nebak siapa pembunuh sebenarnya. Aku salah menebak sih dan aku jadi kaget sendiri. Tapi novel ini tidak semenarik yang aku harapkan. Aku tidak ‘jatuh cinta’ pada karakter si Strike. Kenapa? Strike ini tidak bikin aku simpati sama sekali. Latar belakangnya terlalu kompeks. Semua itu diceritakan bersamaan dengan kasus Lula yang tak kalah kompleksnya. Ditambah lagi aku tidak mendapat akses ke pikiran Strike tentang penyelidikan dugaan pembunuhan ini. Aku sama sekali tidak tahu perkiraan awal sampai kesimpulan Strike tentang siapa yang sebenarnya membunuh Lula sampai dia mengungkapkannya di akhir cerita. Ini membuat endingnya sangat tidak tertebak tapi sekaligus membuatnya terasa dingin dan jauh dari aku sebagai pembaca. Aku kebosanan sendiri membaca kegiatan Strike berburu saksi lalu menanyakan dan mendapatkan jawaban yang (hampir) sama. Ceritanya akan lebih menarik kalau Robin lebih sering dilibatkan. Ya, aku malah tertarik dengan ide-ide brilian Robin tentang kasus yang ditangani bos sementaranya. Sayangnya, Strike tidak berpikir demikian. Aku belum mengerti peran sesungguhnya si Robin ini. Dia sepertinya bakal menjadi rekan kerja yang sesuai (dan kemungkinan terlibat kisah romantis?) untuk Strike. Semoga di buku selanjutnya, Robin mendapatkan porsi lebih banyak ya.

Selain cerita, aku juga punya komentar untuk kualitas terjemahan novel ini. Aku merasa terjemahaannya kurang rapi. Hal itu aku lihat dari kata-kata yang aku ragukan kebakuannya (cigaret? Really?). Aku juga menemukan kalimat-kalimat yang (terasa) diterjemahan secara langsung dari bahasa asli sehingga terbaca janggal. Sepertinya terjemahaan ini akibat deadline waktu yang cukup sempit meninggat pemberitaan yang terkait dengan novel ini. Semuanya pasti sudah menunggu terjemahaan novel ini dan agak membebani sang penerjemah.

At last, The Cuckoo's Calling - Dekut Burung Kukuk belum berhasil menumbuhkan minatku kepada genre detektif. Karakternya terlalu rumit, mungkin sama rumitnya dengan kasus yang ada. Tapi untuk kalian yang suka dengan genre tersebut, tak ada salahnya mencoba membaca novel ini. Dan jangan lupa untuk menantikan cerita-cerita tentang sepak terjang Strike selanjutnya :)

3 comments:

  1. Huwaaa sudah baca aja ya ^^ *lirik bukunya di tumpukan buku* Hihihihi

    ReplyDelete
  2. penasaran pengen baca buku ini lebih karena nama j.k. rowling yang 'terkuak' itu sih, hahaha :D tapi bukunya masih ngendon manis di timbunan and belum tersentuh sampai sekarang XD

    ReplyDelete
  3. Bu JKR emang top,boleh kasih versi pdf biar bisa d download ga kak?

    ReplyDelete

Thanks for leave your comment :D