Tuesday, February 25, 2014

Street Society

Genre:
Action
Sutradara:
Awi Suryadi
Cast:
Marcell Chandrawinata, Chelsea Elizabeth Islan, Edward Gunawan, Edward Akbar, Kelly  Tandiono, Yogie Tan, Daniel Topan, Ferry Salim dan Wulan Guritno

Setelah berhasil memenangkan balapan liar di jembatan Suramadu, Rio terus-terusan ditantang untuk re-match oleh Nico, juara racing street asal Surabaya. Rio serta temannya, Monty lebih memilih mengurusi bengkel performance milik Bang Frankie, yang bernama Street Society di Jakarta. Di suatu malam, Rio bertemu dan tertarik dengan DJ asal Berlin, Karina. Rio bahkan rela mengikuti balapan dadakan dengan seorang pria misterius, Yopie, demi menyelamatkannya. Mereka akhirnya berpacaran. Karina membuat Rio memikirkan hal-hal lain selain mobilnya. Dia berpikir untuk berhenti memacu mobil sebelum mengetahui kalau Karina diculik.



Walaupun ceritanya agak mengambang di awal dan membuat aku berpikir, ‘apa sih yang mau diceritain dari dialog pendek-pendek, campuran bahasa Indonesia, Inggris, Jawa dan Sunda ini?’, Street Society ternyata rameeeeeee! Apalagi adegan balapan terakhir yang mengandung twist dan konflik sebenarnya. By the way, aku suka banget tempat-tempat yang dipakai sebagai jalur balapan, jembatan Suramadu, Jakarta (tentunya) dan jalan eksotik di pinggir tebing dan pantai (entah dimana, Bali?). Semua itu menunjukan ciri Indonesia banget. My favorite scene? Rio menyewa dan membayar taksi agar bisa mengajak Karina pulang bareng. Hilarious XD

Tempat balapannya mungkin aja keren, tapi adegan balapannya agak aneh. Lumayan keren sih tapi mobil-mobil terlihat melaju cepat bukan karena memang cepat, tapi gambarnya yang dipercepat. Keliatan dari tumbuhan dan air di sisi jalan yang ikut-ikutan bergoyang cepat. Shot-shotnya (entah apa nama sebenarnya) kurang variatif. Balapan hanya diperlihatkan dari bagian depan, belakang dan di dalam kemudi. Kayaknya bakal lebih bagus kalau ada shot dari atas. Dan selama balapan, di jalan ada semacam segitiga orange dan petunjuk jalan, seolah-olah menuntun mereka memilih jalur. Weird enough?

Terlepas dari semua itu, Street Society adalah film yang menghibur. Totally love Karina, DJ manis nan menghanyutkan dan Nico, pangeran balapan dengan aksen Jawa kental.  It’s worth a sequel! :D


Fun Fact:
Aku menjadi orang pertama yang masuk ke studio!

No comments:

Post a Comment

Thanks for leave your comment :D