Christian Simamora
484 Halaman
Twigora, November 2014
Rp. 80.000,-
Dear pembaca,
Jujur saja, sekali ini, aku benar-benar bingung harus mulai bercerita
dari mana dulu tentang novel ini. Apakah harus kumulai dari pengakuan pribadiku
bahwa novel ini yang paling melibatkanku secara emosional dibanding karya-karya
sebelumnya? Ataukah tentang ide dasar ceritanya yang merupakan ketakutan
terbesarku?
Mungkin kamu familier dengan alur cerita novel ketiga belasku ini. Bisa
jadi, aku malah mengingatkanmu pada seseorang di masa lalu atau malah yang kau
kenal sampai sekarang. Kukatakan padamu, novel ini memang tentang dia. Tentang
seseorang yang setengah mati ingin kamu benci—karena mungkin hanya dengan
begitu kamu bisa berhenti peduli. Tentang dia yang teramat berarti sekaligus
yang sering membuatmu menangis seorang diri.
Jadi, apa keputusanmu? Apakah kamu siap berbagi tawa dan luka bersamaku
sekarang? Aku tidak akan menjanjikan apa-apa lagi padamu... selain bahagia
menanti di halaman akhir novel ini.
Selamat jatuh cinta.
CHRISTIAN SIMAMORA
Aku sempet panik saat mendengar
kabar terbitnya As Seen On TV. Saat itu
aku belum baca Come On Over. Jadi buru-buru aku beli dua buku itu sekaligus.
Untung dapet diskon 20% dan sudah ada tanda tangan penulisnya (watch me haul them here). Walaupun
cerita Come On Over tidak terlalu berbeda dengan novel seri #JBoyfriend
sebelumnya, novel itu tetap membangkitkan ‘gairah’ dan membuatku ‘haus’ akan
cerita serupa. Jeda beberapa hari, aku langsung ‘melahap’ novel yang sepertinya
seri kedua dari #hawtlist ini sampai habis. Now,
let’s review it :D
"Cowok
itu selalu jadi bagian penting dalam hidup Kendra. Makanya, selama menulis
surat resign itu, air matanya tidak
berhenti keluar. Malah, sesekali dia harus berhenti untuk beberapa saat sampai
dia bisa menguasai dirinya kembali. Cewek itu merasa seperti sedang menulis
surat putus untuk pacar yang sudah bersamanya selama bertahun-tahun." –
halaman 107
Kendra ‘Ken’ Rey dan Javier ‘Javi’ Bungsu
Vimana saling mengenal dari kecil dan bersahabat dekat. Javi membuka sebuah
kafe bernama Tolstoy di sebuah mall
dan Ken dipercaya untuk menjadi operational
manager. Mereka sering melewatkan waktu senggang di sana dengan menonton
film Peter Pan. Di rumah Javi, mereka menjadi ‘orangtua’ untuk sepasang anjing.
Diam-diam, Ken jatuh cinta dengan Javi yang dikenal sebagai playboy. Javi lebih suka melakukan one night stand dan tidak terlalu
pilih-pilih teman kencan. Walaupun begitu Ken selalu berharap Javi sebenarnya
merasakan hal yang sama dengannya.
Teman mereka, Laura Winarno dan Mario
Hardiansyah, baru saja bertunangan. Mereka berempat pergi dan menginap di
sebuah vila untuk merayakannya. Laura mengadakan permainan truth or dare untuk membantu Ken mengetahui perasaan Javi
kepadanya. Javi ternyata hanya menganggap Ken sebagai teman. Dia bahkan
mengungkapkan dirinya tidak tertarik secara seksual terhadap Ken. Itu membuat
Ken patah hati dan membuat berbagai perubahan drastis. Ken mengundurkan diri
dari Tolstoy dengan alasan ingin menekuni bisnis bonekanya, dia mengecat
rambutnya dengan warna pink, dan mengenakan
dandanan yang berbeda.
Javi tergabung dalam Komunitas Shylock
Indonesia. Saat ada acara konvoi ke Bandung, Javi mengajak serta Ken. Di sana
Ken berkenalan dengan Orion Sentosa dan temannya, Niagara. Orion sangat
tertarik dengan Ken. Ken tak ragu menerima perhatian Orion. Javi merasa kesal
karena tidak hanya lelaki itu sama playboy-nya
dengannya, dia mulai merasakan sesuatu yang lebih untuk Ken. Segala perubahan Ken
yang dia benci malah memperlihatkan sisi wanita yang selama ini tak
terperhatikan olehnya.
"Bisa
nggak sih, sekali-sekali lo nerima kebaikan orang lain tanpa menyakitinya lebih
dulu?" – halaman 327-328
As Seen On TV is the best #JBoyfriend novel EVER! Novel yang satu ini punya plot yang
lebih rapi, naik turunnya cerita lebih terasa, gaya bahasanya lebih formal, perkembangan
karakter kedua tokoh utama lebih terlihat dan masalah percintaan lebih
diutamakan. Ini sangat berbeda dan cukup mengejutkan buatku. Setiap membaca 100
halaman, aku mencoba mencari ‘kelemahan’ yang selalu aku keluhkan di setiap review novel #JBoyfriend yang aku
baca.
Tidak ada yang bisa aku temukan karena cerita tidak berputar-putar ke hubungan kedua
tokoh utama terlalu lama, konflik utamanya tidak tiba-tiba muncul di 150
halaman terakhir, bagian yang bikin ‘kipas-kipas’-nya tidak menjadi ‘bumbu’ semata,
bahkan tidak ada typo! Rasanya
penulis ‘mendengar dan menjawab’ semua kritikanku. Aku seneng sekaligus terharu.
Nggak sia-sia mengikuti seri ini :’)
Karakter Javi, the newest #JBoyfriend, juga membuat pandanganku sedikit berbeda.
Selama ini aku beranggapan setiap #JBoyfriend harus punya keunikan sendiri,
yang membedakan mereka dari #JBoyfriend yang lain. Makanya aku kurang suka
dengan Jermaine yang persamaan dengan Jet, Jandro, dan Julien. Ketika ‘berkenalan’
dengan Javi, aku memang menemukan sedikit persamaan dengan Jo (punya sahabat
perempuan) dan Jandro (nama belakang mereka Vimana). Tapi, selama cerita
bergulir, koq semua itu terasa wajar dan fine-fine
aja, ya? Mungkin karena secara keseluruhan karakter Javi memang berbeda. Segala
yang dia lakukan berbeda dari Jo dan Jandro. Itu menghasilkan hal-hal yang berbeda
pula dari cerita di Pillow Talk dan All You Can Eat. Dia Javi, bukan #JBoyfriend
lainnya. Javi jadi terlihat stand out
di mata (dan hati)ku without trying too
hard. Tapi tetap saja, aku tidak bisa berpaling dari Jet :p
Bonus paper
doll
Salah satu
laman akun Twitter National Riches Magazine
Ada kuis kecil di
bagian belakang
Walaupun begitu, masih ada
beberapa bagian yang tidak kusenangi. Ini sepertinya hanya masalah ‘selera’. Satu, ringkasan cerita Peter Pan yang ditempatkan saat cerita mau dimulai, agak membingunkanku. Dua, sifat ke-playboy-an Orion tidak
tampak lagi saat dia semakin dengan Ken. Dia memang pernah bilang, dia tidak
berhubungan dengan beberapa perempuan dalam waktu yang sama. Lalu apa yang
membuatnya mendapat predikat itu? Tiga, halaman 408 adalah salah satu bagian
yang penting. Di sana konflik sedang naik-naiknya, eh malah terselip jokes (yang sangat lucu). Itu membuat ketegangan
yang kurasakan langsung menurun drastis. Saat membaca ulang, bagian itu jadi
tidak ‘terlihat’ serius dan aku jadi meragukan efek kejadian itu ke hubungan
para tokoh selanjutnya. Empat, ada detail yang sepertinya salah. Setauku tempat
Nasi Kalong di Bandung itu di jalan Riau, bukan jalan Cipaganti. Aku
melewati kedua jalan itu selama lima tahun terakhir. Tapi bisa saja aku yang keliru.
Mungkin saja di jalan Cipaganti ada tempat nasi kalong yang lain ;)
At last, As Seen On TV mengangkat
derajat seri #JBoyfriend lebih tinggi dengan plotnya yang tertata rapi, gaya
tulisan yang berbeda tapi tetap asyik dibaca, perkembangan karakter yang
menarik dan kisah Ken dan Javi sangat, sangat ‘melegakan dahaga’-ku.
Sepertinya aku bisa tahan beberapa bulan untuk menunggu novel selanjutnya. Tapi
jangan lama-lama loh hehehe. Recommended! :D
No comments:
Post a Comment
Thanks for leave your comment :D