Thursday, February 5, 2015

Delirium

Lauren Oliver
309 Halaman
HarperCollins, 2011
eBook

Before scientists found the cure, people thought love was a good thing.

They didn’t understand that once love -- the deliria -- blooms in your blood, there is no escaping its hold. Things are different now. Scientists are able to eradicate love, and the government demands that all citizens receive the cure upon turning eighteen. Lena Holoway has always looked forward to the day when she’ll be cured. A life without love is a life without pain: safe, measured, predictable, and happy.

But with ninety-five days left until her treatment, Lena does the unthinkable: She falls in love.

Aku sudah tahu premis cerita Delirium, yaitu ‘cinta dianggap sebagai penyakit serius’. Unik sekaligus menarik. Cerita itu lalu ditransformasikan dalam sebuah TV series. Sayang episode Pilot-nya tidak terpilih. Walaupun begitu, episode tersebut diunggah di Youtube dan bisa ditonton dalam kurun waktu tertentu, kalau nggak salah sekitar Juni 2014. Aku beruntung bisa menontonnya dan huaaa, aku langsung suka dengan ‘dunia tanpa cinta’ itu. Komentar di video tersebut kebanyakan membandingkannya dengan ceritanya di novelnya. Katanya banyak yang berbeda. Tak sedikit pula yang sedih karena ceritanya gagal berlanjut. Aku termasuk di dalamnya. Untuk menghibur diri dan menghilang rasa penasaran, aku putuskan untuk membaca novelnya. Now, let’s review it :D

"It uccurs to me that the scientists must perform the cure here, in this very room. That must be what the surgecal table is for. The fist of anxiety starts closing in my stomach again. For some reason, though I’ve often thought about what it would be like to be cured, I’ve never really thought about the procedure itself."

Cinta, yang diberi nama ilmiah amor deliria nervosa atau deliria, dianggap sebagai penyakit mematikan. Pemerintah melarang dan memusnahkan segala hal dan barang yang bisa memicu penyakit tersebut. Remaja laki-laki dan perempuan hidup dengan jarak. Saat usia mereka menginjak delapan belas tahun, mereka akan menjalani prosedur penyembuhan dan tes untuk mencari pendamping mereka untuk masa depan. Magnalena ‘Lena’ Haloway percaya bahwa prosedur tersebut akan membuat hidupnya lebih baik. Dia mempersiapkan jawaban untuk tes dibantu oleh bibinya, Carol dan teman baiknya, Hana. Diam-diam dia berharap setelah disembuhkan dia tidak akan diberi pandangan menyudutkan dari orang-orang yang tahu tentang ibunya. Prosedur yang dijalani ibunya tidak berhasil. Dia terlanjur terjangkit dan bunuh diri sebelum melakukan prosedur lagi. 

Di hari tes, sebuah insiden menganggu sesi Lena. The Invalids, orang-orang yang menolak prosedur penyembuhan dari pemerintah dan hidup di luar pagar pelindung kota, diyakini sebagai dalangnya. Tak hanya itu, Lena menemukan seorang laki-laki mengawasi sesinya. Saat berolahraga dengan Hana, Lena bertemu dan berkenalan dengan laki-laki bernama Alex itu. Alex sudah disembuhkan sehingga Lena tidak khawatir berdekatan dengannya. Tapi kemudian Alex menjelaskan bekas luka prosedur miliknya palsu. Dia juga mengaku bahwa dia sudah lama memperhatikan Lena. Lena panik dan langsung melarikan diri. Lalu dia merasakan sesuatu yang asing. Dari tanda-tanda yang ada, dia yakin sudah terjangkit mematikan itu.


"There’s no law that says you can’t speak to a cured. Cureds are safe. Thay can be mentors or guides to uncureds. Even though Alex is only a year older than I am, we’re separated, irreparably and totally, by the procedure. He might as well be my grandfather."

Walaupun bagian pertengahannya agak membosankan, Delirium berhasil memukauku dengan dunia dystopian-nya yang unik. Aku sempat membayangkan siapa yang kepikiran membuat obat tersebut, apa dia begitu sakit hatinya dengan seseorang sampai memvonis cinta sebagai sesuatu yang berbahaya dan bagaimana kalau prosedur penyembuhan itu benar-benar ada. Aku mungkin bakal mencobanya, hahaha. Tapi tolong sediakan obat versi temporary, jangan yang permanen dan berefek menghilang seluruh perasaan. Gimana, bagus, kan? ;p Lalu detail-detail untuk membangun ‘dunia tanpa cinta’ itu sebenarnya tidak terlalu rumit. Lena sebagai tokoh utama pun sebenarnya terbilang biasa. Dia tidak seistimewa dan sekuat tokoh perempuan di novel bertema dystopian yang sudah aku baca. Namun kesederhanaan Lena punya keuntungan sendiri untuk ceritanya. Perkembangan karakternya, dari Lena yang sangat patuh dan percaya dengan The Book of Shhh ke Lena yang berpikiran lebih terbuka, sangat terlihat. Selain itu gaya penulisannya enak dibaca, sangat membantuku untuk mengerti dunianya. Tapi jangan salah, konflik-konflik yang muncul begitu kuat, penuh twist dan menegangkan. Cerita pun ditutup dengan ending-nya oke banget!

Saat aku mulai membaca novel ini, masih ada beberapa novel yang belum aku tulis review-nya. Tapi aku sudah nggak sabar pengen baca buku baru. Jadi aku baca satu chapter per hari. Agak menyiksa pada awalnya. Ini bikin keseruan dan ketegangannya terpotong-potong. Mungkin itulah yang bikin bagian pertengahan cerita jadi membosankan buatku. Di bagian tersebut juga tidak menceritakan banyak hal menarik, hanya Lena yang ‘beradaptasi’ dengan kehadiran Alex. Segalanya juga terasa terlalu mudah dan mustahil.

Novel vs TV Series – Pilot Episode
Banyak perbedaan antara jalan cerita dan detail di novel dan TV Series-nya. Tapi hanya meliputi hal-hal kecil, seperti di novel pihak ibu Lena lah yang bermasalah, bukan pihak ayah seperti di Pilot, Lena sebenarnya tinggal dengan bibinya, bukan kakaknya, Hanna punya rambut pirang, bukan cokelat dan lainnya. Keadaan Portland versi novel digambarkan serba terbatas dibandingkan gambaran di Pilot. Untuk bagian jalan cerita dari awal hingga akhir, semuanya cukup setia dengan cerita di novel.

At last, dunia dystopian ala Delirium menarik sekali untuk diikuti. Premis ceritanya unik dan tokoh-tokohnya sederhana tapi begitu kuat. Sayang sekali ada beberapa bagian yang terlalu ‘kosong’ dan membosankan. Aku jadi gagal memberi empat bintang. Aku juga menyayangkan gagalnya cerita ini menjadi TV Series. Tapi baca novelnya juga seru koq. Just give it chance  :D

2 comments:

  1. gimana cara untuk nonton film ini? aku pengen banget tapi gak tau nonton dimana :(

    ReplyDelete
  2. @ Anonymous: Mungkin bisa dicari di forum-forum online.

    ReplyDelete

Thanks for leave your comment :D