Lauren Oliver
309 Halaman
HarperCollins, 2011
eBook
Before scientists found the cure, people thought love was a good thing.
They didn’t understand that once love -- the deliria -- blooms in your
blood, there is no escaping its hold. Things are different now. Scientists are
able to eradicate love, and the government demands that all citizens receive
the cure upon turning eighteen. Lena Holoway has always looked forward to the
day when she’ll be cured. A life without love is a life without pain: safe,
measured, predictable, and happy.
But with ninety-five days left until her treatment, Lena does the
unthinkable: She falls in love.
Aku sudah tahu premis cerita Delirium, yaitu ‘cinta dianggap sebagai
penyakit serius’. Unik sekaligus menarik. Cerita itu lalu ditransformasikan
dalam sebuah TV series. Sayang episode
Pilot-nya tidak terpilih. Walaupun
begitu, episode tersebut diunggah di Youtube dan bisa ditonton dalam kurun
waktu tertentu, kalau nggak salah sekitar Juni 2014. Aku beruntung bisa
menontonnya dan huaaa, aku langsung suka dengan ‘dunia tanpa cinta’ itu. Komentar
di video tersebut kebanyakan membandingkannya dengan ceritanya di novelnya. Katanya
banyak yang berbeda. Tak sedikit pula yang sedih karena ceritanya gagal
berlanjut. Aku termasuk di dalamnya. Untuk menghibur diri dan menghilang rasa
penasaran, aku putuskan untuk membaca novelnya. Now, let’s review it :D
"It uccurs to me that the scientists must
perform the cure here, in this very room. That must be what the surgecal table
is for. The fist of anxiety starts closing in my stomach again. For some
reason, though I’ve often thought about what it would be like to be cured, I’ve
never really thought about the procedure itself."
Cinta, yang diberi nama ilmiah amor deliria nervosa atau deliria, dianggap
sebagai penyakit mematikan. Pemerintah melarang dan memusnahkan segala hal dan
barang yang bisa memicu penyakit tersebut. Remaja laki-laki dan perempuan hidup
dengan jarak. Saat usia mereka menginjak delapan belas tahun, mereka akan
menjalani prosedur penyembuhan dan tes untuk mencari pendamping mereka untuk masa
depan. Magnalena ‘Lena’ Haloway percaya bahwa prosedur tersebut akan membuat
hidupnya lebih baik. Dia mempersiapkan jawaban untuk tes dibantu oleh bibinya,
Carol dan teman baiknya, Hana. Diam-diam dia berharap setelah disembuhkan dia
tidak akan diberi pandangan menyudutkan dari orang-orang yang tahu tentang
ibunya. Prosedur yang dijalani ibunya tidak berhasil. Dia terlanjur terjangkit
dan bunuh diri sebelum melakukan prosedur lagi.
Di hari tes, sebuah insiden menganggu
sesi Lena. The Invalids, orang-orang yang menolak prosedur penyembuhan dari
pemerintah dan hidup di luar pagar pelindung kota, diyakini sebagai dalangnya. Tak
hanya itu, Lena menemukan seorang laki-laki mengawasi sesinya. Saat berolahraga
dengan Hana, Lena bertemu dan berkenalan dengan laki-laki bernama Alex itu.
Alex sudah disembuhkan sehingga Lena tidak khawatir berdekatan dengannya. Tapi
kemudian Alex menjelaskan bekas luka prosedur miliknya palsu. Dia juga mengaku bahwa
dia sudah lama memperhatikan Lena. Lena panik dan langsung melarikan diri. Lalu
dia merasakan sesuatu yang asing. Dari tanda-tanda yang ada, dia yakin sudah
terjangkit mematikan itu.
"There’s no law that says you can’t speak to
a cured. Cureds are safe. Thay can be mentors or guides to uncureds. Even
though Alex is only a year older than I am, we’re separated, irreparably and
totally, by the procedure. He might as well be my grandfather."
Walaupun bagian pertengahannya
agak membosankan, Delirium berhasil
memukauku dengan dunia dystopian-nya
yang unik. Aku sempat membayangkan siapa yang kepikiran membuat obat tersebut,
apa dia begitu sakit hatinya dengan seseorang sampai memvonis cinta sebagai
sesuatu yang berbahaya dan bagaimana kalau prosedur penyembuhan itu benar-benar
ada. Aku mungkin bakal mencobanya, hahaha. Tapi tolong sediakan obat versi temporary, jangan yang permanen dan berefek
menghilang seluruh perasaan. Gimana, bagus, kan? ;p Lalu detail-detail untuk
membangun ‘dunia tanpa cinta’ itu sebenarnya tidak terlalu rumit. Lena sebagai tokoh
utama pun sebenarnya terbilang biasa. Dia tidak seistimewa dan sekuat tokoh
perempuan di novel bertema dystopian yang
sudah aku baca. Namun kesederhanaan Lena punya keuntungan sendiri untuk
ceritanya. Perkembangan karakternya, dari Lena yang sangat patuh dan percaya
dengan The Book of Shhh ke Lena yang
berpikiran lebih terbuka, sangat terlihat. Selain itu gaya penulisannya enak dibaca,
sangat membantuku untuk mengerti dunianya. Tapi jangan salah, konflik-konflik yang
muncul begitu kuat, penuh twist dan
menegangkan. Cerita pun ditutup dengan ending-nya
oke banget!
Saat aku mulai membaca novel ini,
masih ada beberapa novel yang belum aku tulis review-nya. Tapi aku sudah nggak sabar pengen baca buku baru. Jadi
aku baca satu chapter per hari. Agak
menyiksa pada awalnya. Ini bikin keseruan dan ketegangannya terpotong-potong. Mungkin
itulah yang bikin bagian pertengahan cerita jadi membosankan buatku. Di bagian
tersebut juga tidak menceritakan banyak hal menarik, hanya Lena yang ‘beradaptasi’
dengan kehadiran Alex. Segalanya juga terasa terlalu mudah dan mustahil.
Novel vs TV Series – Pilot Episode
Banyak perbedaan antara jalan
cerita dan detail di novel dan TV Series-nya.
Tapi hanya meliputi hal-hal kecil, seperti di novel pihak ibu Lena lah yang
bermasalah, bukan pihak ayah seperti di Pilot, Lena sebenarnya tinggal dengan
bibinya, bukan kakaknya, Hanna punya rambut pirang, bukan cokelat dan lainnya.
Keadaan Portland versi novel digambarkan serba terbatas dibandingkan gambaran
di Pilot. Untuk bagian jalan cerita dari awal hingga akhir, semuanya cukup setia
dengan cerita di novel.
At last, dunia dystopian
ala Delirium menarik sekali untuk
diikuti. Premis ceritanya unik dan tokoh-tokohnya sederhana tapi begitu kuat. Sayang
sekali ada beberapa bagian yang terlalu ‘kosong’ dan membosankan. Aku jadi
gagal memberi empat bintang. Aku juga menyayangkan gagalnya cerita ini menjadi
TV Series. Tapi baca novelnya juga seru koq. Just give it chance :D
gimana cara untuk nonton film ini? aku pengen banget tapi gak tau nonton dimana :(
ReplyDelete@ Anonymous: Mungkin bisa dicari di forum-forum online.
ReplyDelete