Beth Revis
496
Halaman
PT.
Gramedia Pustaka Utama, April 2015
Rp. 89.000,-
Amy dan Elder akhirnya keluar dari kungkungan pesawat Godspeed dan
menjejakkan kaki di Bumi-Centauri, planet yang akan menjadi rumah baru mereka.
Namun tempat ini ternyata jauh berbeda dari yang dibayangkan Amy selama
ini––dan mereka bukan satu-satunya makhluk hidup di sana.
Setiap penemuan baru membawa bahaya yang lebih besar. Apabila koloni
mereka musnah, akan sia-sialah semua yang telah mereka korbankan––sahabat,
keluarga, kehidupan di Bumi––demi membangun masa depan baru di Bumi-Centauri.
Rasa girangku saat melihat Shades of Earth – Bayang-Bayang Bumi di
rak buku baru Pittimos agak sirna begitu aku memegang fisiknya. Koq tipis, ya?
Memang tidak tipis-tipis amat. Hanya tipis
kalau dibandingkan dengan buku-buku sebelumnya. Sedikit kecewa sekaligus
membuatku bertanya-tanya. Apa yang sebenarnya terjadi di Bumi-Centauri sehingga
ceritanya jadi singkat? Let’s review it now :D
"Tiga
orang-orangku terbujur mati saat ini, hanya di seberang koridor sana, dan itu
salahku. Bartie beserta delapan ratusan orang masih berada di orbit yang
mengelilingi Bumi-Centauri. Mereka akan hidup lalu mati dalam reruntuhan
Godspeed dan itu salahku juga." – halaman 65
Penjalanan Amy, Elder beserta
orang-orang Godspeed ke Bumi-Centauri tidak berlangsung lancar. Kapsul yang
membawa mereka tiba-tiba keluar dari jalur dan mendarat dengan kasar. Banyak
orang yang terluka, beberapa bahkan tewas. Daripada membantu Elder menenangkan
keadaan, Amy memilih untuk segera membangunkan
orang-orang beku, termasuk kedua orangtuanya. Kendali pun secara tidak langsung
berpindah ke ayah Amy, Kolonel Martin. Perbedaan visi dan misi antara orang
kelahiran pesawat dan Bumi menimbulkan perselisihan yang cukup tegang. Evakuasi
dari kapsul ke alam bebas pun berlangsung kacau.
Keadaan Bumi-Centauri memang tidak
aman, ada burung-burung pemangsa dan bunga-bunga beracun yang memakan korban
jiwa. Yang lebih mengherankan, kandungan Phydus ditemukan cukup tinggi pada
jasad-jasad korban. Elder berusaha menemukan jawaban tapi Kolonel Martin tidak
mau membagi temuannya dan menganggapnya seorang bocah ingusan. Harapan terakhir
Elder kini ada pada Orion yang tahu persis apa yang mereka hadapi dan bagaimana
cara mengalahkannya. Petunjuk terakhir yang Orion tinggalkan mengarah ke
Godspeed. Sementara itu, perhatian Amy sendiri sedikit teralihkan dengan
kehadiran Chris. Salah satu anak buah ayahnya itu ternyata hanya lebih tua
beberapa tahun darinya. Amy merasa ini adalah pilihan yang akhirnya dia miliki.
"Kematian
tidak peduli apakah seseorang mencintaimu dan tak ingin kau pergi. Kematian hanya
mengambil. Mengambil dan mengambil sampai akhirnya tak ada yang tersisa bagimu."
– halaman 350
Seperti dua seri sebelumnya, Shades of Earth – Bayang-Bayang Bumi memberiku
sejuta misteri dan kebenarannya yang menyakitkan. So good, it hurts! Pada awalnya,
proses membacaku tidak secepat dulu. Entah karena aku capek (alasan ini muncul
terus), tidak mau cerita ini berakhir, kesal dengan sikap tidak acuh Amy atau
tidak tega melihat Elder perlahan tersisihkan, hiks. Tapi dengan mudahnya aku
tenggelam dalam ceritanya. Rasanya pengen nangis dengan fakta-fakta yang akhirnya
terungkap. Karena tidak hanya mengejutkan, tapi juga ternyata selama ini semuanya
berada di depan mata. Kenapa bisa terlewatkan? Aku harus mengingatkan diri
untuk bernafas saat menemukan halaman ITU kosong. Oh, nooooo! Yang baru mau baca, tolong jangan nyari-nyari halaman
tersebut kalau tidak mau kena spoiler
hebat. It’s for you own good ;)
Untuk misteri di Bumi-Centauri
sendiri, pelakunya cukup tertebak. Curigai saja satu orang yang
terus-terusan ada dalam setiap situasi dan kondisi. Tebakanku super tepat. Tapi
motif pelaku itu membawa twist
tersendiri yang tak duga. Perjalanan untuk mengungkapkannya sendiri sangat menegangkan.
Aku suka sekali dengan referensi Pangeran Ciliknya. Aku punya bukunya, jadi aku
bisa ikut berpikir untuk memecahkan misterinya. Selain itu, kita harus kritis
dengan keterangan yang ada di dua buku sebelumnya. Tidak ada yang sia-sia
sedikitpun, bahkan Godspeed yang rusak itu. Kemudian aku sadar, Amy dan Elder
selama ini harus mundur dan menelusuri sejarah Godspeed untuk bisa mengungkap
apa yang sebenarnya terjadi dan akhirnya bisa maju. Mungkin itu juga yang harus
dilakukan kalau sedang bingung dan bermasalah dengan masa kini dan depan. Harus
melangkah mundur sedikit dan bisa menemukan akar yang sebenarnya. Terlepas dari
segala teka-teki, porsi hubungan Amy dan Elder sangat banyak dan cukup intim. Bagian
itu memunculkan senyum bahagia dariku. Tapi langsung dihancurkan dengan halaman
kosong ITU! :’(
Untuk pertama kalinya, aku merasa
ada yang kurang dari kisah ini. Bagian akhirnya agak terburu-buru, menurutku.
Setelah halaman kosong ITU, segalanya jadi terasa begitu cepat dan agak hampa. Tidak
ada penjelasan bagaimana penduduk pesawat menyesuaikan diri atau nasib jelas
dari tokoh-tokoh kecil yang lumayan penting seperti Doc. Ini nih yang membuat
jumlah halamannya tidak seperti dua buku sebelumnya. Tapi secara keseluruhan
aku sangat puas dengan seri ini. Rasanya baru kali ini aku menyukai semua buku
dalam satu seri. Aku juga senang dengan bahasa terjemahannya dan segala bagian
teknisnya yang konsisten terus.
At last, Shades of Earth –
Bayang-Bayang Bumi menutup seri Across the Universe dengan sangat baik
dengan segala misteri dan kejutannya. Secara tak langsung, seri ini juga
mengajarkanku untuk sedikit melihat ke belakang untuk bisa maju ke depan lebih
mantap. Setelah seri ini, aku berencana untuk membaca novella-nya, As They Slip Away, dan novel stand-alone yang menggunakan dunia yang sama, The Body Electric,
karena aku tidak mau ceritanya berakhir, hehehe. Recommended!
:D
No comments:
Post a Comment
Thanks for leave your comment :D