Wednesday, April 22, 2015

Shades of Earth – Bayang-Bayang Bumi

Beth Revis
496 Halaman
PT. Gramedia Pustaka Utama, April 2015
Rp. 89.000,-

Amy dan Elder akhirnya keluar dari kungkungan pesawat Godspeed dan menjejakkan kaki di Bumi-Centauri, planet yang akan menjadi rumah baru mereka. Namun tempat ini ternyata jauh berbeda dari yang dibayangkan Amy selama ini––dan mereka bukan satu-satunya makhluk hidup di sana.

Setiap penemuan baru membawa bahaya yang lebih besar. Apabila koloni mereka musnah, akan sia-sialah semua yang telah mereka korbankan––sahabat, keluarga, kehidupan di Bumi––demi membangun masa depan baru di Bumi-Centauri.

Rasa girangku saat melihat Shades of Earth – Bayang-Bayang Bumi di rak buku baru Pittimos agak sirna begitu aku memegang fisiknya. Koq tipis, ya? Memang tidak tipis-tipis amat. Hanya tipis kalau dibandingkan dengan buku-buku sebelumnya. Sedikit kecewa sekaligus membuatku bertanya-tanya. Apa yang sebenarnya terjadi di Bumi-Centauri sehingga ceritanya jadi singkat? Let’s review it now :D

"Tiga orang-orangku terbujur mati saat ini, hanya di seberang koridor sana, dan itu salahku. Bartie beserta delapan ratusan orang masih berada di orbit yang mengelilingi Bumi-Centauri. Mereka akan hidup lalu mati dalam reruntuhan Godspeed dan itu salahku juga." – halaman 65

Penjalanan Amy, Elder beserta orang-orang Godspeed ke Bumi-Centauri tidak berlangsung lancar. Kapsul yang membawa mereka tiba-tiba keluar dari jalur dan mendarat dengan kasar. Banyak orang yang terluka, beberapa bahkan tewas. Daripada membantu Elder menenangkan keadaan, Amy memilih  untuk segera membangunkan orang-orang beku, termasuk kedua orangtuanya. Kendali pun secara tidak langsung berpindah ke ayah Amy, Kolonel Martin. Perbedaan visi dan misi antara orang kelahiran pesawat dan Bumi menimbulkan perselisihan yang cukup tegang. Evakuasi dari kapsul ke alam bebas pun berlangsung kacau.

Keadaan Bumi-Centauri memang tidak aman, ada burung-burung pemangsa dan bunga-bunga beracun yang memakan korban jiwa. Yang lebih mengherankan, kandungan Phydus ditemukan cukup tinggi pada jasad-jasad korban. Elder berusaha menemukan jawaban tapi Kolonel Martin tidak mau membagi temuannya dan menganggapnya seorang bocah ingusan. Harapan terakhir Elder kini ada pada Orion yang tahu persis apa yang mereka hadapi dan bagaimana cara mengalahkannya. Petunjuk terakhir yang Orion tinggalkan mengarah ke Godspeed. Sementara itu, perhatian Amy sendiri sedikit teralihkan dengan kehadiran Chris. Salah satu anak buah ayahnya itu ternyata hanya lebih tua beberapa tahun darinya. Amy merasa ini adalah pilihan yang akhirnya dia miliki.

"Kematian tidak peduli apakah seseorang mencintaimu dan tak ingin kau pergi. Kematian hanya mengambil. Mengambil dan mengambil sampai akhirnya tak ada yang tersisa bagimu." – halaman 350

Seperti dua seri sebelumnya, Shades of Earth – Bayang-Bayang Bumi memberiku sejuta misteri dan kebenarannya yang menyakitkan. So good, it hurts! Pada awalnya, proses membacaku tidak secepat dulu. Entah karena aku capek (alasan ini muncul terus), tidak mau cerita ini berakhir, kesal dengan sikap tidak acuh Amy atau tidak tega melihat Elder perlahan tersisihkan, hiks. Tapi dengan mudahnya aku tenggelam dalam ceritanya. Rasanya pengen nangis dengan fakta-fakta yang akhirnya terungkap. Karena tidak hanya mengejutkan, tapi juga ternyata selama ini semuanya berada di depan mata. Kenapa bisa terlewatkan? Aku harus mengingatkan diri untuk bernafas saat menemukan halaman ITU kosong. Oh, nooooo! Yang baru mau baca, tolong jangan nyari-nyari halaman tersebut kalau tidak mau kena spoiler hebat. It’s for you own good ;)

Untuk misteri di Bumi-Centauri sendiri, pelakunya cukup tertebak. Curigai saja satu orang yang terus-terusan ada dalam setiap situasi dan kondisi. Tebakanku super tepat. Tapi motif pelaku itu membawa twist tersendiri yang tak duga. Perjalanan untuk mengungkapkannya sendiri sangat menegangkan. Aku suka sekali dengan referensi Pangeran Ciliknya. Aku punya bukunya, jadi aku bisa ikut berpikir untuk memecahkan misterinya. Selain itu, kita harus kritis dengan keterangan yang ada di dua buku sebelumnya. Tidak ada yang sia-sia sedikitpun, bahkan Godspeed yang rusak itu. Kemudian aku sadar, Amy dan Elder selama ini harus mundur dan menelusuri sejarah Godspeed untuk bisa mengungkap apa yang sebenarnya terjadi dan akhirnya bisa maju. Mungkin itu juga yang harus dilakukan kalau sedang bingung dan bermasalah dengan masa kini dan depan. Harus melangkah mundur sedikit dan bisa menemukan akar yang sebenarnya. Terlepas dari segala teka-teki, porsi hubungan Amy dan Elder sangat banyak dan cukup intim. Bagian itu memunculkan senyum bahagia dariku. Tapi langsung dihancurkan dengan halaman kosong ITU! :’(

Untuk pertama kalinya, aku merasa ada yang kurang dari kisah ini. Bagian akhirnya agak terburu-buru, menurutku. Setelah halaman kosong ITU, segalanya jadi terasa begitu cepat dan agak hampa. Tidak ada penjelasan bagaimana penduduk pesawat menyesuaikan diri atau nasib jelas dari tokoh-tokoh kecil yang lumayan penting seperti Doc. Ini nih yang membuat jumlah halamannya tidak seperti dua buku sebelumnya. Tapi secara keseluruhan aku sangat puas dengan seri ini. Rasanya baru kali ini aku menyukai semua buku dalam satu seri. Aku juga senang dengan bahasa terjemahannya dan segala bagian teknisnya yang konsisten terus.


At last, Shades of Earth – Bayang-Bayang Bumi menutup seri Across the Universe dengan sangat baik dengan segala misteri dan kejutannya. Secara tak langsung, seri ini juga mengajarkanku untuk sedikit melihat ke belakang untuk bisa maju ke depan lebih mantap. Setelah seri ini, aku berencana untuk membaca novella-nya, As They Slip Away, dan novel stand-alone yang menggunakan dunia yang sama, The Body Electric, karena aku tidak mau ceritanya berakhir, hehehe. Recommended! :D

No comments:

Post a Comment

Thanks for leave your comment :D