Jenny Han dan Siobhan Vivian
368 Halaman
Simon & Schuster Books for Young Readers, September 2012
eBook
Postcard-perfect Jar Island is the kind of place where nobody locks
their doors at night, where parents can sleep easy, knowing their daughters are
tucked away safe and sound in their beds.
But bad things can happen, even to good girls, and sometimes the only
way to make things right is do something wrong.
Lillia used to trust boys, but not anymore. Not after what happened
this summer. And she'll be damned if she lets the same thing happen to her
little sister.
Kat is through with being called a freak. She's over the rumors, the
insults, the cruel jokes made at her expense. It all goes back to one person -
her ex-best friend - and Kat's ready to make her pay.
Four years ago, Mary left Jar Island because of a boy. But she's not
the same girl anymore. Now that she's back, he's gonna be in trouble . . .
'cause she's coming for him.
Three very different girls who want the same thing: sweet revenge. And
they won't stop until they've each had a taste.
Sebelum akhirnya memperoleh
bukunya, aku sama sekali tidak tahu isi cerita Burn for Burn. Desain cover-nya
yang super cantik dan nama Jenny Han terlalu menyilaukan di mataku, sekaligus
menarikku untuk membacanya. Aku juga tidak merencanakannya membaca seri ini
secepat ini. Aku menyimpannya untuk nanti, entah kapan. Tapi tiba-tiba saja aku
sudah berada di bab pertama dan menyelesaikan semuanya keesokan harinya. Now, let’s review it ;D
"I don’t hear it. I don’t hear anything. Just
the pounding in my ears. Eveything else is on mute. Because it’s him. Right there
in front of me, after all these years. It’s Reeve Tabatsky."
Di minggu terakhir musim panas, Mary
Zane kembali ke Jar Island. Dia yakin dia sudah bisa menghadapi apa yang
membuatnya kabur empat tahun yang lalu. Sementara itu, Lillia Cho menikmati
pantai bersama teman-temannya dan berkenalan dengan mahasiswa yang sedang
berlibur. Sedangkan Kat DeBrassio menghabiskan setiap waktu yang tersisa dengan
Alex Lind di luar pengetahuan teman-teman populer cowok itu.
Seminggu kemudian, semuanya berubah.
Kat seharusnya sadar hubungannya dengan Alex hanya sekedar cinta musim panas.
Dia menerima itu tapi tidak dengan kelakuan Rennie, mantan sahabatnya, yang
menyebarkan gosip tak enak tentang dirinya. Lillian sendiri mengendus hubungan
dekat antara Alex dan adiknya, Nadia. Dia sangat khawatir dengan adiknya,
apalagi setelah apa yang terjadi di akhir liburan. Tak jauh berbeda dengan Mary.
Pertahanannya runtuh saat melihat Reeve Tabatsky, laki-laki yang menyakitinya
dulu. Dia berniat untuk lari dan tidak akan kembali lagi ke Jar Island, tapi
tubuhnya seolah tidak bisa bergerak.
Ketiganya itu tak sengaja bertemu dan
saling mengetahui rasa sakit hati masing-masing. Lillia ingin Alex kapok
sehingga tidak seenaknya mengencani gadis, Kat ingin Rennei kehilangan apa yang
selalu dia banggakan dan Mary ingin Reeve merasakan penderitaan yang dia akibatkan
dulu. Bersama-sama mereka mulai merancang balas dendam pada orang-orang
tersebut.
"For now I just need to keep playing it cool.
The more normal I seem to everyone, the less they’re suspect that I’m behind
everything. That is essential. No one can find out. Ever."
Di balik cover cantiknya dan judulnya yang bad ass, Burn for Burn
punya cerita yang terbilang .. biasa. Tidak se-wow yang aku bayangkan. Bukan
berarti aku membencinya, loh. Aku suka dengan cerita balas dendam para cewek-cewek
cantik dan unik ini, juga latar belakang di Jar Island yang menarik, dan
sedikit sentuhan paranormal. Jadi, Mary ini punya semacam kemampuan telekenetis
gitu, ya?
Itu sih yang aku simpulkan dari kejadian-kejadian anehnya. Semuanya belum
terlalu jelas. Agak bingung juga sih, kenapa sisi serem itu disisipkan dalam
cerita memerangi siswa populer ala high
school ini? Dugaan sementaraku adalah karena setting-nya yang berada di semacam kepulauan yang jauh dari
keramaian kota dan membuat hal-hal tradisional masih ada. Tapi bukan berarti
kehidupan mereka jauh dari kemewahan dan gaya hidup yang modern. Masih ada si
kaya dan si miskin, siswa populer dan tidak, olahraga football yang diagungkan, pesta dansa dan sebagainya. Yang
membedakan mungkin hal-hal yang menyangkut kehidupan di pulau, seperti kapal
feri jadi salah satu transportasi pilihan dan sinyal telepon yang susah hahaha.
Itu bikin mereka nggak terlalu terpaku ke peralatan elektronik dan harus
bertemu langsung untuk membahas rencana balas dendamnya.
Ceritanya menggunakan tiga sudut
pandang yang unik, perpaduan antara Lillia yang populer, Kat yang agak rebel
dan Mary yang dianggap invisible. Ketiganya
punya suara khas masing-masing yang membuatku kagum dengan kedua penulis. Bagaimana
mereka bisa melakukannya dengan dua kepala yang berbeda? Yang paling menarik buatku
adalah Lillia karena dia dekat dengan semua target. Dari sudut pandangnya, aku
bisa melihat reaksi target dan follow up
untuk rencana selanjutnya. Tapi balas dendam itu tidak begitu serius buatku. Hal-hal
yang dirancang tiga cewek itu tidak lebih dari sekedar kejailan, yang agak
garing. Para target mana mungkin merasa sakit hati dan menyadari kesalahan
mereka hanya karena dipermalukan dengan nama yang typo di seragam football. Ckckck. Rencana terakhirnya
cukup gede tapi malah berakhir ala Carrie yang .. you know what I mean. Ending
yang begitu tiba-tiba agak mengesalkan, apalagi aku sudah melalui bagian
awalnya yang super slow. Tapi aku
tidak menampik kalau ending itu berhasil bikin aku penasaran dengan buku keduanya,
Fire with Fire.
At last, cerita Burn for
Burn tidak sesuai dengan ekspetasiku. Proyek balas dendam yang semula kupikir
akan besar ternyata tidak terjadi dan malah mengingatkanku dengan cerita lain. Tapi
aku suka dengan ketiga tokoh utama dan bagaimana duet penulis ini sukses
membuat mereka hidup. Aku akan lanjut ke buku keduanya untuk mencari jawaban
dan kelanjutan mereka :D
No comments:
Post a Comment
Thanks for leave your comment :D