Thursday, April 23, 2015

Burn for Burn

Jenny Han dan Siobhan Vivian
368 Halaman
Simon & Schuster Books for Young Readers, September 2012
eBook

Postcard-perfect Jar Island is the kind of place where nobody locks their doors at night, where parents can sleep easy, knowing their daughters are tucked away safe and sound in their beds.

But bad things can happen, even to good girls, and sometimes the only way to make things right is do something wrong.

Lillia used to trust boys, but not anymore. Not after what happened this summer. And she'll be damned if she lets the same thing happen to her little sister.

Kat is through with being called a freak. She's over the rumors, the insults, the cruel jokes made at her expense. It all goes back to one person - her ex-best friend - and Kat's ready to make her pay.

Four years ago, Mary left Jar Island because of a boy. But she's not the same girl anymore. Now that she's back, he's gonna be in trouble . . . 'cause she's coming for him.

Three very different girls who want the same thing: sweet revenge. And they won't stop until they've each had a taste.

Sebelum akhirnya memperoleh bukunya, aku sama sekali tidak tahu isi cerita Burn for Burn. Desain cover-nya yang super cantik dan nama Jenny Han terlalu menyilaukan di mataku, sekaligus menarikku untuk membacanya. Aku juga tidak merencanakannya membaca seri ini secepat ini. Aku menyimpannya untuk nanti, entah kapan. Tapi tiba-tiba saja aku sudah berada di bab pertama dan menyelesaikan semuanya keesokan harinya. Now, let’s review it ;D

"I don’t hear it. I don’t hear anything. Just the pounding in my ears. Eveything else is on mute. Because it’s him. Right there in front of me, after all these years. It’s Reeve Tabatsky."

Di minggu terakhir musim panas, Mary Zane kembali ke Jar Island. Dia yakin dia sudah bisa menghadapi apa yang membuatnya kabur empat tahun yang lalu. Sementara itu, Lillia Cho menikmati pantai bersama teman-temannya dan berkenalan dengan mahasiswa yang sedang berlibur. Sedangkan Kat DeBrassio menghabiskan setiap waktu yang tersisa dengan Alex Lind di luar pengetahuan teman-teman populer cowok itu.

Seminggu kemudian, semuanya berubah. Kat seharusnya sadar hubungannya dengan Alex hanya sekedar cinta musim panas. Dia menerima itu tapi tidak dengan kelakuan Rennie, mantan sahabatnya, yang menyebarkan gosip tak enak tentang dirinya. Lillian sendiri mengendus hubungan dekat antara Alex dan adiknya, Nadia. Dia sangat khawatir dengan adiknya, apalagi setelah apa yang terjadi di akhir liburan. Tak jauh berbeda dengan Mary. Pertahanannya runtuh saat melihat Reeve Tabatsky, laki-laki yang menyakitinya dulu. Dia berniat untuk lari dan tidak akan kembali lagi ke Jar Island, tapi tubuhnya seolah tidak bisa bergerak.

Ketiganya itu tak sengaja bertemu dan saling mengetahui rasa sakit hati masing-masing. Lillia ingin Alex kapok sehingga tidak seenaknya mengencani gadis, Kat ingin Rennei kehilangan apa yang selalu dia banggakan dan Mary ingin Reeve merasakan penderitaan yang dia akibatkan dulu. Bersama-sama mereka mulai merancang balas dendam pada orang-orang tersebut.

"For now I just need to keep playing it cool. The more normal I seem to everyone, the less they’re suspect that I’m behind everything. That is essential. No one can find out. Ever."

Di balik cover cantiknya dan judulnya yang bad ass, Burn for Burn punya cerita yang terbilang .. biasa. Tidak se-wow yang aku bayangkan. Bukan berarti aku membencinya, loh. Aku suka dengan cerita balas dendam para cewek-cewek cantik dan unik ini, juga latar belakang di Jar Island yang menarik, dan sedikit sentuhan paranormal. Jadi, Mary ini punya semacam kemampuan telekenetis gitu, ya? Itu sih yang aku simpulkan dari kejadian-kejadian anehnya. Semuanya belum terlalu jelas. Agak bingung juga sih, kenapa sisi serem itu disisipkan dalam cerita memerangi siswa populer ala high school ini? Dugaan sementaraku adalah karena setting-nya yang berada di semacam kepulauan yang jauh dari keramaian kota dan membuat hal-hal tradisional masih ada. Tapi bukan berarti kehidupan mereka jauh dari kemewahan dan gaya hidup yang modern. Masih ada si kaya dan si miskin, siswa populer dan tidak, olahraga football yang diagungkan, pesta dansa dan sebagainya. Yang membedakan mungkin hal-hal yang menyangkut kehidupan di pulau, seperti kapal feri jadi salah satu transportasi pilihan dan sinyal telepon yang susah hahaha. Itu bikin mereka nggak terlalu terpaku ke peralatan elektronik dan harus bertemu langsung untuk membahas rencana balas dendamnya.

Ceritanya menggunakan tiga sudut pandang yang unik, perpaduan antara Lillia yang populer, Kat yang agak rebel dan Mary yang dianggap invisible. Ketiganya punya suara khas masing-masing yang membuatku kagum dengan kedua penulis. Bagaimana mereka bisa melakukannya dengan dua kepala yang berbeda? Yang paling menarik buatku adalah Lillia karena dia dekat dengan semua target. Dari sudut pandangnya, aku bisa melihat reaksi target dan follow up untuk rencana selanjutnya. Tapi balas dendam itu tidak begitu serius buatku. Hal-hal yang dirancang tiga cewek itu tidak lebih dari sekedar kejailan, yang agak garing. Para target mana mungkin merasa sakit hati dan menyadari kesalahan mereka hanya karena dipermalukan dengan nama yang typo di seragam football. Ckckck. Rencana terakhirnya cukup gede tapi malah berakhir ala Carrie yang .. you know what I mean. Ending yang begitu tiba-tiba agak mengesalkan, apalagi aku sudah melalui bagian awalnya yang super slow. Tapi aku tidak menampik kalau ending itu berhasil bikin aku penasaran dengan buku keduanya, Fire with Fire.

At last, cerita Burn for Burn tidak sesuai dengan ekspetasiku. Proyek balas dendam yang semula kupikir akan besar ternyata tidak terjadi dan malah mengingatkanku dengan cerita lain. Tapi aku suka dengan ketiga tokoh utama dan bagaimana duet penulis ini sukses membuat mereka hidup. Aku akan lanjut ke buku keduanya untuk mencari jawaban dan kelanjutan mereka :D

No comments:

Post a Comment

Thanks for leave your comment :D