Saturday, April 18, 2015

The 5th Wave - Gelombang 5

Rick Yancey
576 Halaman
PT. Gramedia Pustaka Utama, Desember 2013
Rp. 94.000,-

Setelah Gelombang 1, hanya kegelapan yang tersisa.
Setelah Gelombang 2, hanya orang-orang beruntung yang lolos.
Dan setelah Gelombang 3, hanya yang tidak beruntung yang bertahan.
Setelah Gelombang 4, hanya ada satu peraturan: JANGAN PERCAYA PADA SIAPA PUN.

Alien menyerbu Bumi dan menyapu habis manusia dalam beberapa gelombang.

Cassie berhasil bertahan sejauh ini. Menurutnya, untuk tetap hidup, ia harus sendirian. Sampai ia bertemu Evan Walker. Cowok misterius itu mungkin satu-satunya harapan Cassie untuk menyelamatkan adiknya—atau bahkan menyelamatkan dirinya sendiri. Namun, Cassie harus memilih antara percaya atau putus asa, melawan atau menyerah, hidup atau mati.

The 5th Wave - Gelombang 5 kudapatkan sebagai hadiah #ResensiPilihan @Gramedia bulan Desember tahun lalu. Ada rentang beberapa bulan sebelum aku memutuskan untuk membacanya. Entah kenapa. Padahal ‘pesona’-nya naik dengan berita film adaptasinya (classic me). Jauh sebelum itu, saat aku pertama kali melihat fisiknya di toko buku, aku jatuh cinta dengan cover-nya. Jaket dan rambutnya terlihat sangat oke, hahaha. Sebelumnya minatku nol, kemudian aku jadi memikirkan judulnya terus menerus. Mungkin itu yang disebut saat buku memilih pembacanya. Aku kadang percaya itu. Now, let’s review it :D

"Satu lagi cara Makhluk Lain mengacaukan pikiranmu: ketidakpastian dari kehancuranmu yang tak terelakkan. Mungkin itulah Gelombang 5, menyerang kami dari dalam, mengubah benak kami sendiri menjadi senjata." – halaman 34

Makhluk Lain datang ke Bumi dan mulai menyerang manusia dalam beberapa gelombang. Gelombang pertama, listrik padam mengacaukan kehidupan modern. Gelombang kedua, tsunami menyapu bersih kehidupan di daerah pantai. Gelombang ketiga, wabah sampar yang membuat yang terjangkit berdarah-darah. Gelombang keempat, muncul para Peredam yang tidak segan membunuh setiap manusia yang masih hidup. Oleh karena itu Cassie Sullivan memilih untuk sendirian dan tidak percaya kepada siapapun. Kedua orang tuanya sudah tiada dan adik kecilnya, Sammy, dibawa para tentara dari Pihak Berwenang. Dia sudah berjanji akan menjemput Sam dan itu menjadi tujuan hidupnya. Di perjalanan di  sebuah kota mati , Cassie ditembak seorang Peredam dan ditinggalkan sampai sekarat. Tak disangka, Evan Walker menemukannya dan merawatnya di rumah amannya.

Sementara di pangkalan Wright Patterson, teknologi canggih dari Makhluk Lain berhasil dicuri dan akan digunakan untuk melawan balik. Orang-orang muda dilatih untuk berjuang. Salah satunya adalah Ben ‘Zombie’ Parish. Regunya harus mendapatkan nilai bagus dari berbagai latihan agar bisa lulus dan mulai ditugaskan di lapangan. Posisi regu mereka tidak terlalu bagus, apalagi instruktur mereka memasukkan anggota baru berumur 5 tahun bernama Nugget. Sebagai pemimpin regu, tanggung jawab Ben semakin berat. Tapi dia yakin kehadiran Nugget bisa menebus kesalahannya dulu.

"Sebelum menemukanmu, kupikir satu-satunya jalan untuk bertahan hidup adalah dengan menemukan alasan untuk hidup. Ternyata salah. Untuk bertahan hidup, kau harus menemukan sesuatu yang membuatmu rela mati." – halaman 359

Aku jarang membaca tentang alien, tapi aku bisa merasakan fokus dalam The 5th Wave - Gelombang 5 ini berbeda dengan cerita lainnya. Tidak hanya mengurusi kehadiran Makhluk Lain, tapi manusia yang menjadi korban juga peduli dan mempertanyakan jiwa kemanusiaan yang dalam status ada dan tiada. Sangat menarik. Apalagi ada dua tokoh utama, Cassie dan Ben, menceritakan kejadian dari dua sudut pandang dan situasi yang berbeda jauh. Baik Cassie dan Ben punya bagian aksi yang seru, tapi tetap punya titik lemah. Mereka mempertanyakan kehidupan dalam kekacauan tersebut dari latar belakang masing-masing. Adanya dua tokoh utama ini sempat membuatku bingung, begitu pula dengan pembagian bab dan sudut pandang dari tokoh kecil seperti Peredam dan Sammy. Tapi di bagian pertengahan aku bisa melihat kaitan dari orang-orang tersebut dan ceritanya jadi tambah tegang.

Kadang kesel juga, sih.

Saat hubungan Cassie dan Evan mulai naik, eh cerita malah berakhir dan pindah ke Ben. Saking penasarannya, aku sempat melompati bab Ben dan memilih bab Cassie. Lucunya, aku tidak kehilangan Ben atau kena spoiler sedikitpun, hahaha. Rasanya seperti hanya Cassie yang menjadi tokohnya. Lagipula aku kurang suka dengan Ben. Di tengah kehancuran dan peperangan yang begitu nyata, dia masih bisa membayangkan dan menghitung cewek-cewek yang pernah dia kencani. Oke, oke, dia itu cowok populer dulu. Tapi aku nggak suka dengan cowok ganteng yang sadar kalau dia ganteng. Sombong banget kesannya. Dan apakah kedatangan alien itu tidak membuatnya sedikit rendah hati? Aku lebih suka Cassie yang sarkastik dan tidak berhenti membandingkan alien dari budaya pop dengan alien yang menyerangnya. Sikapnya itu mengundang tawa dan menunjukkan betapa nyatanya apa yang dia rasakan. Jika kita mengalami sesuatu yang semula hanya hadir dalam cerita fiksi, setidaknya kita akan mempertanyakannya, paling tidak sekali, bukan?

Walaupun aku berpendapat kalau cerita aliennya berbeda, tapi aku agak bertanya-tanya, kenapa manusia selalu beranggapan mahkluk asing jauh lebih maju? Dengan pengetahuan luas yang mereka miliki, mereka memilih Bumi daripada planet lainnya? Tidak taukah mereka, orang-orang di Bumi sendiri berusaha keluar? Lalu konsep aliennya sulit kumengerti, apalagi saat salah satunya masuk ke dalam diri Cassie. Aku tidak bisa membayangkan rasa ‘tidak ada batas di mana aku bermula dan berakhir’ dan istilah ‘bunga mekar dalam siraman hujan’ itu. Sungguh aku tidak mencapai tingkat itu -.-

Book vs Movie Adaptation
Film adaptasinya akan tayang Januari 2016 dan Chloƫ Grace Moretz ada dalam jajaran cast. Hanya itu yang aku tahu. Semoga saja masih benar. Aku tidak mencari lebih banyak karena aku tidak mau imajinasiku saat membaca novelnya terganggu. Tapi setelah puas meresapi bahkan agak lupa dengan detail ceritanya, aku akan cari infomasi lebih banyak tentang filmnya. Aku tentu berencana menonton filmnya kalau sudah mulai tayang, itu juga kalau masuk ke bioskop Indonesia. If not, I will figure something out ;p

At last, The 5th Wave - Gelombang 5 punya dua tokoh utama yang menghadirkan cerita invasi alien dalam dua situasi yang berbeda. Tidak hanya itu, hal yang ingin ditonjolkan juga lain dan memberi makna yang cukup dalam. Sungguh sebuah bacaan yang menarik dan menghibur. Aku berharap film adaptasinya akan menvisualisasikan ceritanya dengan baik. Aku juga tertarik untuk membaca sekuelnya, The Infinite Sea, yang katanya akan terbit di sini tahun ini. Recommended! :D

2 comments:

  1. aku selalu suka resensi buku kakak. i wish someday you could make one for my book hehehe...

    ReplyDelete
  2. Halo Rizki, penulis ya. Semoga karyanya cepat terbit dan siapa tahu aku dapat kesempatan untuk mereviewnya ;D

    ReplyDelete

Thanks for leave your comment :D