Rick Yancey
576 Halaman
PT. Gramedia Pustaka Utama, Desember 2013
Rp. 94.000,-
Setelah Gelombang 1, hanya kegelapan yang tersisa.
Setelah Gelombang 2, hanya orang-orang beruntung yang lolos.
Dan setelah Gelombang 3, hanya yang tidak beruntung yang bertahan.
Setelah Gelombang 4, hanya ada satu peraturan: JANGAN PERCAYA PADA SIAPA PUN.
Setelah Gelombang 2, hanya orang-orang beruntung yang lolos.
Dan setelah Gelombang 3, hanya yang tidak beruntung yang bertahan.
Setelah Gelombang 4, hanya ada satu peraturan: JANGAN PERCAYA PADA SIAPA PUN.
Alien menyerbu Bumi dan menyapu habis manusia dalam beberapa gelombang.
Cassie berhasil bertahan sejauh ini. Menurutnya, untuk tetap hidup, ia
harus sendirian. Sampai ia bertemu Evan Walker. Cowok misterius itu mungkin
satu-satunya harapan Cassie untuk menyelamatkan adiknya—atau bahkan
menyelamatkan dirinya sendiri. Namun, Cassie harus memilih antara percaya atau
putus asa, melawan atau menyerah, hidup atau mati.
The 5th Wave - Gelombang 5 kudapatkan sebagai hadiah #ResensiPilihan
@Gramedia
bulan Desember tahun lalu. Ada rentang beberapa bulan sebelum aku memutuskan
untuk membacanya. Entah kenapa. Padahal ‘pesona’-nya naik dengan berita film
adaptasinya (classic me). Jauh sebelum itu, saat aku
pertama kali melihat fisiknya di toko buku, aku jatuh cinta dengan cover-nya. Jaket dan rambutnya terlihat
sangat oke, hahaha. Sebelumnya minatku nol, kemudian aku jadi memikirkan
judulnya terus menerus. Mungkin itu yang disebut saat buku memilih pembacanya. Aku kadang percaya itu. Now, let’s review it :D
"Satu
lagi cara Makhluk Lain mengacaukan pikiranmu: ketidakpastian dari kehancuranmu
yang tak terelakkan. Mungkin itulah Gelombang 5, menyerang kami dari dalam,
mengubah benak kami sendiri menjadi senjata." – halaman 34
Makhluk Lain datang ke Bumi dan mulai
menyerang manusia dalam beberapa gelombang. Gelombang pertama, listrik padam
mengacaukan kehidupan modern. Gelombang kedua, tsunami menyapu bersih kehidupan
di daerah pantai. Gelombang ketiga, wabah sampar yang membuat yang terjangkit
berdarah-darah. Gelombang keempat, muncul para Peredam yang tidak segan
membunuh setiap manusia yang masih hidup. Oleh karena itu Cassie Sullivan
memilih untuk sendirian dan tidak percaya kepada siapapun. Kedua orang tuanya
sudah tiada dan adik kecilnya, Sammy, dibawa para tentara dari Pihak Berwenang.
Dia sudah berjanji akan menjemput Sam dan itu menjadi tujuan hidupnya. Di
perjalanan di sebuah kota mati , Cassie
ditembak seorang Peredam dan ditinggalkan sampai sekarat. Tak disangka, Evan
Walker menemukannya dan merawatnya di rumah amannya.
Sementara di pangkalan Wright
Patterson, teknologi canggih dari Makhluk Lain berhasil dicuri dan akan
digunakan untuk melawan balik. Orang-orang muda dilatih untuk berjuang. Salah
satunya adalah Ben ‘Zombie’ Parish. Regunya harus mendapatkan nilai bagus dari
berbagai latihan agar bisa lulus dan mulai ditugaskan di lapangan. Posisi regu
mereka tidak terlalu bagus, apalagi instruktur mereka memasukkan anggota baru
berumur 5 tahun bernama Nugget. Sebagai pemimpin regu, tanggung jawab Ben
semakin berat. Tapi dia yakin kehadiran Nugget bisa menebus kesalahannya dulu.
"Sebelum
menemukanmu, kupikir satu-satunya jalan untuk bertahan hidup adalah dengan
menemukan alasan untuk hidup. Ternyata salah. Untuk bertahan hidup, kau harus
menemukan sesuatu yang membuatmu rela mati." – halaman 359
Aku jarang membaca tentang alien,
tapi aku bisa merasakan fokus dalam The
5th Wave - Gelombang 5 ini berbeda dengan cerita lainnya. Tidak hanya mengurusi
kehadiran Makhluk Lain, tapi manusia yang menjadi korban juga peduli dan
mempertanyakan jiwa kemanusiaan yang dalam status ada dan tiada. Sangat
menarik. Apalagi ada dua tokoh utama, Cassie dan Ben, menceritakan kejadian
dari dua sudut pandang dan situasi yang berbeda jauh. Baik Cassie dan Ben punya
bagian aksi yang seru, tapi tetap punya titik lemah. Mereka mempertanyakan
kehidupan dalam kekacauan tersebut dari latar belakang masing-masing. Adanya
dua tokoh utama ini sempat membuatku bingung, begitu pula dengan pembagian bab
dan sudut pandang dari tokoh kecil seperti Peredam dan Sammy. Tapi di bagian
pertengahan aku bisa melihat kaitan dari orang-orang tersebut dan ceritanya
jadi tambah tegang.
Kadang kesel juga, sih.
Saat hubungan Cassie dan Evan
mulai naik, eh cerita malah berakhir dan pindah ke Ben. Saking penasarannya,
aku sempat melompati bab Ben dan memilih bab Cassie. Lucunya, aku tidak
kehilangan Ben atau kena spoiler
sedikitpun, hahaha. Rasanya seperti hanya Cassie yang menjadi tokohnya. Lagipula
aku kurang suka dengan Ben. Di tengah kehancuran dan peperangan yang begitu
nyata, dia masih bisa membayangkan dan menghitung cewek-cewek yang pernah dia
kencani. Oke, oke, dia itu cowok populer dulu. Tapi aku nggak suka dengan cowok
ganteng yang sadar kalau dia ganteng. Sombong banget kesannya. Dan apakah
kedatangan alien itu tidak membuatnya sedikit rendah hati? Aku
lebih suka Cassie yang sarkastik dan tidak berhenti membandingkan alien dari
budaya pop dengan alien yang menyerangnya. Sikapnya itu mengundang tawa dan
menunjukkan betapa nyatanya apa yang dia rasakan. Jika kita mengalami sesuatu
yang semula hanya hadir dalam cerita fiksi, setidaknya kita akan
mempertanyakannya, paling tidak sekali, bukan?
Walaupun aku berpendapat kalau
cerita aliennya berbeda, tapi aku agak bertanya-tanya, kenapa manusia selalu
beranggapan mahkluk asing jauh lebih maju? Dengan pengetahuan luas yang
mereka miliki, mereka memilih Bumi daripada planet lainnya?
Tidak taukah mereka, orang-orang di Bumi sendiri berusaha keluar?
Lalu konsep aliennya sulit kumengerti, apalagi saat salah satunya masuk ke
dalam diri Cassie. Aku tidak bisa membayangkan rasa ‘tidak ada batas di mana
aku bermula dan berakhir’ dan istilah ‘bunga mekar dalam siraman hujan’ itu.
Sungguh aku tidak mencapai tingkat itu -.-
Book vs Movie Adaptation
Film adaptasinya akan tayang
Januari 2016 dan Chloƫ Grace Moretz ada dalam jajaran cast. Hanya itu yang aku
tahu. Semoga saja masih benar. Aku tidak mencari lebih banyak karena aku tidak
mau imajinasiku saat membaca novelnya terganggu. Tapi setelah puas meresapi
bahkan agak lupa dengan detail ceritanya, aku akan cari infomasi lebih banyak
tentang filmnya. Aku tentu berencana menonton filmnya kalau sudah mulai tayang,
itu juga kalau masuk ke bioskop Indonesia. If
not, I will figure something out ;p
At last, The 5th Wave -
Gelombang 5 punya dua tokoh utama yang menghadirkan cerita invasi
alien dalam dua situasi yang berbeda. Tidak hanya itu, hal yang ingin
ditonjolkan juga lain dan memberi makna yang cukup dalam. Sungguh sebuah bacaan
yang menarik dan menghibur. Aku berharap film adaptasinya akan
menvisualisasikan ceritanya dengan baik. Aku juga tertarik untuk membaca
sekuelnya, The Infinite Sea, yang katanya akan terbit di sini tahun ini. Recommended!
:D
aku selalu suka resensi buku kakak. i wish someday you could make one for my book hehehe...
ReplyDeleteHalo Rizki, penulis ya. Semoga karyanya cepat terbit dan siapa tahu aku dapat kesempatan untuk mereviewnya ;D
ReplyDelete