Novellina A.
192 Halaman
PT. Gramedia Pustaka Utama, 2015
Rp. 45.000,-
Sejak kecil Oliver sudah jatuh cinta pada Nefertiti yang aneh. Namun,
tetangga depan rumah sekaligus teman sekelasnya itu tiba-tiba menghilang.
Oliver ditinggalkan sebelum sempat membuat gadis itu mengingat namanya.
Sampai ke Jerman, Oliver mencari cinta pertamanya. Hingga akhirnya
mereka bertemu. Tetapi, keadaan telah berubah. Nefertiti bukan lagi gadis yang
dulu. Penari balet itu terluka sangat dalam dan menganggap cinta sebagai rasa
asing yang terlalu mewah untuk ia miliki.
Akankah cinta menemukan jalannya, atau Nefertiti tidak akan dapat
meloloskan diri dari masa lalunya yang begitu dingin … sedingin kisah boneka
Coppélia yang begitu dicintai
ibunya.
Melihat cover-nya yang cantik, Coppélia langsung kumasukan ke rak wishlist di akun Goodread-ku. Tidak ada
dorongan untuk segera mencarinya, apalagi membacanya. Aku hanya menyatakan
keterarikanku. Tak disangka novel ini datang melalui Tifany, salah satu booktuber Indonesia, sebagai hadiah
ulang tahun. Senaaaaang sekali! Let’s
review it now :D
"Aku
lelah mencari cinta di mata orang-orang di sekitarku. Untuk sekali saja, aku
ingin dibutuhkan, disayangi tanpa harus meminta." – halaman 49
Musim panas sudah berakhir, begitu
pula perlarian Nefertiti di Santorini. Selama tiga bulan terakhir, dia menginap
di hostel milik Angeliki dengan potongan harga yang cukup besar dan mencoba
mengambil pekerjaan sampingan. Theos, putra Angeliki, ditugaskan untuk mengantarkannya
ke bandara. Laki-laki yang hanya bicara dalam kondisi dan keadaan tertentu, akhirnya
mengeluarkan suara. Dia ingin tahu seperti apa tempat berpulang Nefertiti. Cerita
Nefertiti mundur jauh ke masa kecilnya, mulai dari kedua orangtuanya yang
berusaha menemukan bakat seni dalam dirinya, perjuangannya mempelajari tarian
balet, dan pertemanannya dengan anak bisu di kampung.
Di tengah-tengah studi doktoralnya di
Jerman, Oliver pulang ke Indonesia dan menghadiri reuni SMA. Nefertiti dan
kemisteriusannya menjadi topik obrolan, membuat Oliver resah karena dia masih
tidak tahu di mana tetangga sekaligus cinta pertamanya itu. Lucunya, Oliver
berteman baik dengan ibu Nefertiti yang kini tinggal di Hamburg. Dari
lukisan-lukisan ibu Nefertiti, Oliver mengetahui bahwa hubungan ibu dan anak
itu tidak terlalu harmonis. Tekadnya untuk menemukan Nefertiti semakin kuat.
"Luka
karena kehilangan seseorang yang sangat kau cintai tak bisa begitu saja
berkurang oleh waktu. Ada kalanya kau merasakan sakit yang beratus-ratus kali
lipat. Aku tidak takut tidak bisa melihatnya lagi, tapi aku takut aku akan mati
karena tidak bisa terlepas dari kenangannya." – halaman 117
Sinopsis di bagian belakang cover
Coppélia
menipuku!
Aku kira ceritanya akan seputaran perjuangan Oliver mencari cinta pertamanya di
Jerman dan menemukan bahwa orang itu tidak seperti bayangannya. Mirip-mirip Paper
Towns, gitu lah. Tapi bab pertama, yang diberi nama Act I, malah diceritakan
oleh Nefertiti sendiri. Sedikit bingung sih. Untungnya cerita masa kecilnya
sangat menarik, apalagi diceritakan dengan gaya bahasa yang enak dibaca dan banyak
kalimat yang quotable, hahaha. Aku langsung
bisa menikmati ceritanya dan sedikit penasaran dengan hal-hal kecil yang ikut
dijelaskan. Lalu di Act II, Oliver akhirnya muncul dan menceritakan sisi lain
cerita. Dari sana terlihatlah bagaimana detail sebelumnya menyatukan masa kecil
mereka dan menjadi motivasi Oliver mencarinya. Ternyata oh ternyata, ini tidak
hanya tentang cinta lawan jenis, tapi juga cinta ibu dan anak! Cukup
mengejutkan buatku. Fakta-fakta masa lalu ibu Nefertiti perlahan-lahan terkuak
dan membuat apa yang dialami Nefertiti saat masih kecil jadi terlihat berbeda
dan punya pengertian lain.
Sayangnya, ceritanya terlalu
pendek dan masih banyak pertanyaan yang belum terjawab, seperti bagaimana
hubungan Nefertiti dan ibunya, kenapa dan ke mana ibu Nefertiti pergi, dan siapa
yang Nefertiti pilih sebagai pasangan. Tapi aku suka dengan ceritanya. Masih terkagum-kagum
dengan kejutan yang disuguhkan. Efek misteri yang tak terpecahkan itu juga
membuat ceritanya unik. Mungkin ceritanya mengikuti struktur film Perancis yang
pembukaan yang cukup panjang, tiba-tiba klimaks, dan punya ending yang mengantung ;p
Setelah menutup buku, menarik
nafas sejenak, lalu mencerna ulang cerita secara keseluruhan, aku menyadari
beberapa hal, semuanya berhubungan dengan setting luar negerinya. Deskripsi setting-nya berbeda dari yang aku baca
di novel-novel bercerita tentang luar Indonesia. Semua yang ditonjolkan cocok
dengan latar belakang kehidupan tokoh-tokoh utamanya. Nefertiti yang tak lepas
dari seni, Oliver yang lekat dengan ilmu ekstrak. Itu membuat karakter mereka
unik dan tidak tertebak. Kalau menggunakan setting
luar negeri, tentunya banyak penjelasan khusus untuk istilah asing. Aku agak
terganggu di sini karena ada keterangan yang menggunakan footnote dan ada yang disisipkan
di narasi, lalu yang istilah asing yang dijelaskan dan ada yang ada, dan ada
kalimat asing yang tidak diterjemahkan. Untuk yang terakhir sih, entah kenapa
aku nggak keberatan. Mungkin karena ada keasyikan sendiri menebak arti bahasa
asing itu.
At last, walaupun ceritanya singkat dan ditutup dengan beberapa
tanda tanya, kejutan-kejutan dalam Coppélia membuatku puas dan terhibur. Nefertiti
dan Oliver punya karakter yang unik yang membuat ceritanya menarik. Dan tak
lupa juga cinta ibu pada anaknya yang cukup mengharukan. Setelah ini, aku jadi
tertarik buat baca karya lain dari penulis yang bersangkutan. Recommended! :D
No comments:
Post a Comment
Thanks for leave your comment :D