Tuesday, September 8, 2015

Half Wild

Sally Green
459 Halaman
Mizan Fantasi, April 2015
Rp. 79.000,-

Gadis yang dicintai Nathan menghilang.

Meskipun gadis itu mungkin telah mengkhianatinya, Nathan tetap ingin mencarinya, menemukannya.
Nathan terlalu mencintainya.

Sementara itu, penyihir putih terus memburunya.

Penyihir hitam tak henti berusaha menyingkirkannya.

Anugerah yang diterimanya dari sang Ayah, semakin membuatnya menjadi ancaman.

Karena dia belum bisa mengendalikannya

Di tengah perang antara penyihir putih dan hitam, bahaya terbesar yang mengancam Nathan ada pada dirinya sendiri.

***

"Menghanyutkan … menyajikan bahasa yang kuat, karakter yang tampak nyata, sihir yang mengesankan, dan kumpulan aksi yang sama memukaunya dengan buku sebelumnya."
Publishers Weekly

Half Wild terbit dalam versi Bahasa Indonesia tak lama setelah Half Bad. Karena satu dan lain hal, aku tidak bisa langsung membacanya. Bukannya tidak penasaran, hanya tak ada waktu dan dorongan yang cukup kuat. Saat merencanakan video booktube ‘Sequels I’m Excited For’, aku berpikir trilogi Half Bad harus diikutsertakan. Maka dari itu aku akhirnya sengaja pergi mencari bukunya dan membacanya cepat-cepat. Now, let’s review it :D

"Jangan kau benci dirimu sendiri. Jangan membenci bagian dari dirimu sendiri, yang mana pun juga." – halaman 150

Setelah kabur dari penyerbuan Pemburu di rumah Mercury, Nathan bersembunyi di sebuah gua yang diusulkan Gabriel sebagai tempat bertemu jika sesuatu yang buruk terjadi. Selagi menunggu, Nathan menyadari dia mempunyai Anugerah yang sama dengan ayahnya, Marcus, yaitu berubah menjadi hewan. Anugerah itu membuatnya tidak nyaman. Dia tidak bisa mengendalikannya dan sering tidak mempunyai ingatan saat bertransformasi. Selain itu dia juga mencemaskan Annalise yang tertidur dan ditawan oleh Mercury di tempat misterius. Dia harus menyelamatkan gadis itu tapi pertama-tama dia harus tahu apakah teman baiknya masih hidup atau tidak.

Alih-alih Gabriel, yang muncul adalah Netbitt, seorang penyihir Blasteran yang berkerja sama dengan Victria van Dal. Menurut Netbitt, Gabriel dan juga Fairborn ada di tangan penyihir hitam itu. Diketahuilah Van punya Anugerah membuat ramuan dengan khasiat macam-macam. Nathan lalu berpikir meminta ramuan khusus yang bisa membuat Mercury membebaskan Annalise. Van setuju dengan syarat Nathan ikut Persekutuan penyihir hitam dan putih yang ingin merobohkan kekuasaan Dewan yang sudah semena-mena. Jumlah anggotanya, terutama yang bisa bertarung, masih minim. Van juga berpikir penyihir lain akan tertarik untuk berjuang jika mereka punya seseorang yang penting dan dijadikan panutan, seperti ayah Nathan.

"Aku harus bertarung untuk Persekutuan dan berharap semoga setelah segalanya usai, aku bisa menjalani kehidupan yang kudambakan. Hidup tanpa dikejar-kejar, hidup tak dipenjara. Aku ingin bebas seperti itu suatu hari nanti. Dengan kepastian bahwa tidak ada yang mengejar-ngejarku. Tidak ada yang memburuku. Menikmati hari dengan leluasa. Tapi, pertama-tama aku harus bertarung." – halaman 296

Dari halaman pertama, Half Wild berhasil menyedotku ke petulangan Nathan yang semakin seru dan kali ini penuh darah. Nathan tak hanya memperjuangan cintanya kepada gadis impiannya, tetapi juga pada dunia dan orang-orang yang mendapatkan perlakuan tidak adil seperti dirinya. Kisah cinta (segitiga) dan persahabatan ditambah hubungan ayah-anak yang mengharukan, membuat dunia sihir itu tambah menarik. Lucunya, ada kalimat sarkastik yang ditujukan untuk ‘keanehan’ sihir yang dipakai Nathan. Seolah-olah menunjukan bahwa penjelasan dunia ini memang tidak begitu lengkap sekaligus mengemukakan pikiran pembaca.

Di bagian awal, banyak pengulangan cerita penting dari buku pertama. Tidak terlalu menganggu koq, malah lucu karena Nathan menceritakannya dengan alasan ‘berpikiran positif’. Nathan ini sukses bikin ketawa terus. Dia ini bisa dibilang penyihir dewasa dengan Anugerah yang mematikan, tapi masih berpikiran seperti remaja yang polos. Perlahan dia menjadi seseorang yang kuat, berprinsip, dan bisa menjadi panutan. Lihat bagaimana dia mencoba mengendalikan Anugerahnya, juga pandangannya terhadap sahabatnya, Gabriel. Ugh, soal Nabriel ini bikin aku geregetan! Terlepas dari LGBTQ-nya, aku rasa Nathan lebih cocok dengan Gabriel daripada Annalise. Annalise mungkin bisa menjadi sisi lembut dan menenangkan untuk jiwa Nathan yang liar. Tapi Gabriel bisa membuat Nathan berkembang, memberi bantuan yang lebih efektif, dan mengimbanginya dalam berbagai hal. Gabriel juga punya sisi lembut yang bisa mengusir semua pikiran negatif di kepala Nathan. Di depan Gabriel, dia lebih bebas menjadi dirinya sendiri. Tapi di depan Annalise, dia berusaha menutupi hal-hal yang dia lakukan. Semua itu tidak baik untuk sebuah hubungan, apapun itu. Jadi, tolong berikan ending yang bahagia untuk Nabriel ini!

Cukup untuk Nabrielnya, mari kita bahas hubungan Nathan dengan tokoh-tokoh lain. Banyak tokoh baru yang muncul dan berperan cukup penting. Nesbit menarik tuh. Interaksinya dengan Nathan cukup banyak. Tetap interaksi Nathan dengan ayahnya, Marcus, yang lumayan singkat lebih berbekas. Nathan akhirnya bertemu dan mendapatkan jawaban dari segala kegelisahannya semenjak kecil. Kehadiran Marcus kemudian seperti menutup masalah daddy issues dan mendewasakan Nathan. Sayangnya semua ini dihancurkan oleh orang yang paling paling paling Nathan sayangi! Orang terdekat memang punya potensi menyakiti yang lebih besar. Nah, Nathan apa yang mau kamu lakukan sekarang?

Di luar drama kehidupan Nathan dan orang-orang dekatnya, masalah Persekutuan lawan Dewan juga tak kalah menarik. Tindakan semena-mena Dewan seperti bercermin pada setiap keburukan pemerintahan di dunia nyata. Tapi perlawanan Persekutuan masih terbilang kecil dan tidak berefek apa-apa. Masih banyak yang harus mereka lakukan. Klimaks pertarungan itu menjadi salah satu yang aku tunggu di buku terakhirnya nanti.

At last, Half Wild tak hanya menceritakan Nathan si Bastard, tapi juga seorang penyihir yang terus berkembang dan mempelajari Anugerahnya. Selain cintanya kepada Annalise, dia juga memperjuangkan kehidupan bebas untuk setiap penyihir, apapun darah mereka. Di buku ketiganya nanti, Half Lost, aku berharap peperangan itu membuahkan hasil yang bagus dan ada ending yang pas untuk Nabriel, please. Recommended! :D

No comments:

Post a Comment

Thanks for leave your comment :D