#88LoveLife Vol. 2

by - 11:12 PM

Diana Rikasari
Ilustrator: Dinda Puspitasari
Editor: Anida Nurrahmi
140 Halaman
POP, Januari 2016
Rp. 88.000,-

This illustrated book is a sequel to #88LoveLife Vol. 1.

Consisting of 88 quotes and stories on love and life, this book offers a happy approach on overcoming sadness, failures, worries and changes in life – all written in a light and easy manner. Expect more good energy and more eye-pleasing illustrations that will brighten up your mind and day. The goal of this book? To make you smile.

Written by Diana Rikasari
Illustrated by Dinda Puspitasari

Aku akhirnya beli #88LoveLife! Aku sering gagal membelinya karena lebih ingin membeli buku lain dan berpikir harga buku ini agak mahal. Tapi aku tak tahan melihat foto-foto cantiknya di Instagram. Saat mencarinya, aku hanya menemukan buku Vol. 2 yang berwarna fushcia dan silver. Butuh beeberapa hari dan ke luar kota untuk bisa mendapatkan Vol. 1 yang berwarna pink dan gold. Seneng deh bisa mendapatkan kedua-duanya. And now, let’s review the second one first :D

"You are a successful person if you have managed to wake up every morning and smile because you know you got the whole day to do what you love." - #07

#88LoveLife Vol. 2 berisi 88 kutipan dan cerita yang ditulis dalam bahasa Inggris. Tema dari kutipan dan cerita itu ada cinta, kehidupan, keluarga, perubahan, kebahagiaan, dan kegagalan. Setiap halaman disertai oleh ilustrasi yang berwarna. Di bagian akhir, ada bonus stiker yang berbentuk beberapa kutipan dan ilustrasi yang ada di buku ini.

"The benefit of having your own style, is that your never feel you have to compete with anyone else." - #20

Dengan ilustrasi ceria dan unik, pesan dari 88 kutipan dan cerita dalam #88LoveLife Vol. 2 tersampaikan dengan baik dan berkesan. Buku yang bersampul hardcover ini ukurannya yang tidak terlalu besar. Cocok untuk dibawa ke kegiatan sehari-hari atau untuk dibaca di sela-sela kesibukan, terutama sebagai penyegar dan pemberi energi positif.

Untukku, banyak sekali kutipan dan cerita yang terasa sangat personal. Tapi yang paling kuingat adalah #43.


Kutipan itu benar sekali! Dulu aku merasa kebahagiaan sangat jauh dari kehidupanku. Aku terlalu sibuk memikirkan kekuranganku dan tidak mempedulikan keberhasilan sekecil apapun. Parahnya lagi kebahagiaan yang kudapatkan berasal dari kegiatan menghabiskan uang. Beli ini, beli itu. Untuk sesaat, aku merasa penuh dan produktif. Begitu barang-barang yang kubeli tidak terasa baru lagi atau digantikan oleh barang baru yang lain, aku merasa kosong. Aku sampai iri dengan orang lain yang bisa mendapatkan kebahagiaan dari hal sepele.

Di masa-masa itu, aku selalu berpikir untuk ‘menyerah’. Tidak ada yang peduli denganku, bahkan aku sendiri. Untung sebuah buku berhasil menyadarkanku bahwa itu bukan solusi yang tepat dan tidak sesuai dengan prinsipku. Aku lalu memutuskan untuk bertahan. Hari demi hari, aku memanfaatkan setiap napas yang kudapatkan secara cuma-cuma. Secara perlahan tapi pasti, semua terasa lebih baik. Aku tak menyangka bisa sampai ke masa di mana aku bisa tertawa lepas dan berbagi cerita ringan dengan banyak orang. Aku menganggumi diriku yang dulu yang  memilih untuk melawan semua pikiran negatif. Kehidupanku kini tidak sesuram dulu. Masih tidak sempurna memang. Tapi aku sudah punya pengalaman berharga untuk memerangi pikiran yang merugikan.

Berpikiran positif juga secara tidak langsung membantuku mencapai rencana-rencana atau cita-cita yang diimpikan. Seperti yang baru terjadi bulan lalu, aku berharap mendapat panggilan interview untuk posisi impianku. Aku menyiapkan baju dan sepatu yang akan kupakai jika aku dipanggil. Tak lupa membaca tips dan trik wawancara kerja dari internet. Agar tidak kecewa jika hasil yang didapat tidak sesuai rencana, aku selalu memikirkan dan menyiapkan rencana cadangan. Dengan menyiapkan diri seperti itu, aku seperti memberi kode kepada Tuhan dan alam semesta bahwa aku menginginkan hal tersebut dan siap dengan segala kemungkinan. Ketika aku akhirnya mendapat panggilan interview itu, aku juga tidak lupa bersyukur. Itu adalah hal terbaik untuk menghargai hidup dan merasakan kebahagiaannya.

Kutipan dan cerita yang ada di buku ini tidak melulu dihiasi ilustrasi yang semarak. Ada yang ditulis sangat sederhana, tulisan warna putih dengan latar warna hitam. Salah satunya adalah #42.


Penyajiannya yang minimalis berhasil menegaskan betapa seriusnya hal tersebut. Perbedaan itu sama sekali tidak membuat mood bukunya kacau. Malah jadi penyeimbang untuk keceriaan di kutipan dan cerita lain. Aku juga suka saat kutipan atau cerita yang cukup panjang disajikan dalam beberapa halaman. Aku sebagai pembaca diajak untuk mengerti sedikit demi sedikit. Sehingga kutipannya itu memberikan efek yang maksimal.


Untuk ilustrasinya, aku paling suka dengan #42. Di sana hidup digambarkan sebagai sebuah cupcake. Jika cupcake yang kita dapatkan tidak enak, reaksi yang kita berikan bisa macam-macam. Semua reaksinya diberi gambar kecil yang membuatnya semakin mengesankan, sekaligus membuat kita memikirkan reaksi apa yang tepat untuk kehidupan yang naik turun.

Semua ilustrasinya sangat menarik. Tapi aku menemukan bahwa ada ilustrasi di halaman tertentu yang muncul lagi di halaman lain. Ilustrasi itu tetap bagus, namun efeknya tidak terasa lain. Bagiku, ilustrasi itu sudah pas dan cocok dengan kutipan di depan. Saat dipakai lagi di bagian pertengahan, ilustrasinya jadi tidak terasa spesial karena sudah identik dengan kutipan lain. Apalagi aku menghabiskan 88 kutipan dan cerita ini dalam waktu kurang dari 3 jam. Ilustrasi itu masih segar di ingatanku. Terlepas dari itu, aku masih ingin merobek beberapa halaman yang penuh ilustrasi dan kutipan menarik untuk diberi figura dan dipajang. Tapi sayang jika harus memisahkan mereka dari kutipan yang lain dan melukai bukunya. Seperti notes dan bantai leher sebelumnya, semoga nanti ada souvenis khusus untuk keinginanku itu ;p

At last, kutipan dan cerita tentang cinta dan hidup dalam #88LoveLife Vol. 2 berhasil menyentuhku. Dengan isi yang memotivasi dan ilustrasi yang cantik, harganya jadi sangat pas dan worth it. Aku memang sudah membaca habis isinya, tetapi buku ini bisa dibaca secara acak di mana pun dan kapan pun untuk menyegarkan ide-ide positif itu. Recommeded! :D

You May Also Like

0 comment(s)

Thanks for leave your comment :D