Friday, February 13, 2009

Try To Touch

Begitu senangnya aku. Begitu pintu ku geres, dia ada disana. Dia menatapku. Itu terasa biasa saja, tidak istimewa sama sekali. Karena aku datang tiba-tiba dan menganggu jalannya pelajaran.

Bagai sebuah hukuman, aku duduk dibelakang. Tapi itu mengayikkan. Karena dia sangat jelas terlihat dari sini. Seperti biasa dia melepas kedua sandalnya. Itu sama denganku kala disituasi yang sama.

Lalu aku teringat mimpi dua hari yang lalu.

Suasana berubah di jam berikutnya. Aku kini dibelakangnya, terhalang seseorang. Beberapa kali dia menoleh ke belakang. Bukan padaku tentunya. Tapi aku menikmatinya.

Suara serak dan barisan gigi putihnya.

Bel berbunyi, waktunya pulang, waktunya berpisah dan harus menunggu sekitar empat hari lagi untuk kembali bertemu.

Aku terpaksa berdesakan dan bersentuhan dengan yang lain untuk menuju pintu keluar. Saat aku melewatinya, dia sedang menunduk. Sesuatu yang gila muncul.

Aku memegang punggung jaketnya perlahan dan mencoba membelai rambut cepaknya.

Tapi ku tahan!

Bagaimana reaksinya nanti?

Aku menuju pintu pintu keluar tanpa menoleh kebelakang lagi.

No comments:

Post a Comment

Thanks for leave your comment :D