3 Anak Kucing - Book 3 - First Chapter

by - 7:54 AM



” Sekarang kita turunkan rumus ini . . .”
Shyra memijit keningnya pelan. Dia gak habis pikir bakal belajar matematika dihari pertama semester 2 ini. Guru yang lain cuma memberi tau garis besar materi semester ini dan menyuruh yang lain nyiapin alat dan bahan buat kegiatan belajar yang resminya dimulai minggu depan.
Pak Harun? Dia langsung aja nerangin materi baru. Katanya mau ngejar ketinggalan kelas ini. Apalagi nilai ulangannya kecil banget. Yang dirapot bayangan itu udah ditambah tugas. Iya, tugas yang dikumpulin ditengah liburan. Guru yang aneh.
” Jadi ini rumus yang kita dapatkan” Pak Harun memberi kotak di rumus hasil penurunan yang panjangnya sepanjang jalan kenangan. Gak ada yang protes. Semuanya masih kebawa suasana liburan yang baru aja berakhir kemaren.
” Pak!”
Shyra, Ogy dan yang lainnya kaget setengah mati ngeliat pemilik tangan mengacung itu. Semuanya langsung pada melek. Pak Harun juga gak percaya ngeliat tangan itu adalah tangan . . . ku
” Iya, Friesca, ada yang ditanyakan?” tanya Pak Harun pelan. Dia kaget melihat cewek paling males dikelasnya bertanya
” Bukan bertanya, Pak” semua termasuk Pak Harun lega. Berarti dunia belum kiamat ” Tapi, mau mengoreksi. Kenapa di rumus akhir gak pake tanda kuadrat? Emang kuadratnya ilang kemana? Koq bisa ilang?” semuanya kaget lagi dan langsung memandang papan tulis. Friesca bener! Koq bisa?
” Oh, Bapak lupa” lalu Pak Harun memberi tanda kuadrat di rumus akhir ” Terima kasih, Fries” aku mengangguk dan memberi catatan kecil di bukuku
Friesca nyatet? Shyra kaget. Dari tadi dia emang mandang papan tulis terus. Aku kira itu pandangan kosong buat ngecoh Pak Harun. Aku gak kira dia bener-bener merhatiin pelajaran Pak Harun sekarang. Inikan matematika, pelajaran yang paling dia gak suka. Benci malahan.
” Fries, kamu sakit?” tanya Shyra. Aku menggeleng
” Emang aku kayak orang sakit ya?” tanyaku. Shyra ingin mengangguk tapi dia berusaha menggeleng
” Nggak koq. Kamu tampak segar bugar” jawab Shyra
” Makasih. Berarti aku berhasil jadi vegetarian”
Lagi-lagi Shyra kaget. Vegetarian? Friesca vegetarian? Bukannya dia benci banget sama sayur mayur? Shyra berpikir sejenak. Dia pasti ada masalah sama, siapa lagi selain, Udith!
***
” Nggak, ah” aku mengeleng sambil menutup mulutku ketika Shyra dan Ogy menyodorkan seporsi makanan.
” Kenapa? inikan makanan kesukaan kamu” kata Ogy
” Iya, katanya kamu suka kalo sambelnya pedes banget. Kebetulan ada nih. Makan dong. Kamu lemes banget keliatannya” aku mendorong piring itu
” Katanya aku segar bugar” Shyra tersenyum canggung
” Itukan tadi. Kamu keliatan lemes banget apa lagi abis ngerjain 10 soal matematika” Shyra berusaha keras membujukku. Sementara pikiran Ogy mengingat kejadian di jam terakhir tadi.
Aku gak nyangka seorang cewek kayak Friesca bisa nyelesain 10 soal yang baru aja di terangin Pak Harun tadi. Aku aja gak bisa. Diakan benci banget sama matematika. Sampai dikeluarin beberapa kali. Kenapa sekarang dia malah jago banget? Sampai-sampai dia nahan Pak Harun pas bel bunyi. Dia suka banget sama suara bel pulang. Kenapa dia hampir nangis begitu Pak Harun keluar? Jangan-jangan dia suka Pak Harun! Gy, kamu mikirin apa sih? Masa Friesca suka sama yang udah tua kayak Pak Harun. Friescakan udah punya Udith.
” Fries, makan dikit aja” pinta Shyra ” Kalo pucet banget tauk!”
” Dikit aja ya” aku mengambil selada dan memakannya cepat ” Udah. Aku mau pulang. Udah sore nih” Shyra dan Ogy tercengang melihat itu
” Masa cuma seladanya?! Ayamnya, nasinya dong” Shyra memaksaku lagi ” Ayah kamukan lagi bulan madu. Masih 2 minggu lagikan”
” Emang iya” kataku. Gak ada yang cemas lagi kalo aku pulang sore.
” Ayah kamu pasti gak mau ngeliat kamu sakit. Ayo makan dulu. Dikit aja. Tapi, bukan berarti seladanya doang” Shyra terus memaksaku sedangkan Ogy diam
” Gak mau! Gak mau!” tak sengaja aku mendorong piring itu sampai jatuh dan semuanya berhamburan. Untung aja piringnya terbuat dari plastik. yang gak untungnya, sebagian makanan itu jatuh ke kepala Shyra
” Friesca!!!” jerit Shyra marah. Aku dan Ogy buru-buru membantu Shyra berdiri dan membersihkan makanan. Tapi, Shyra malah mendorongku jauh-jauh.
” Shy, kamu kenapa?” tanya Ogy sambil menepuk-nepuk rambut bob Shyra yang penuh dengan nasi
” Udah baik-baik aku merhatiin dia” kata Shyra ” Dia malah bikin aku kayak gini”
” Sorry . . .”
” Gak ada gunanya!” Shyra berdiri dan mengambil tasnya ” Gy, pulang aja yuk”
” Friesca?”
” Udah, tinggalin aja. dia juga pasti di jemput Udith” mataku berkaca-kaca mendengar nama Udith
”  Fries, kamu gak apa-apa?” tanya Ogy. Shyra makin kesal melihat itu
” Gy, kamu cowok aku. Ayo pulang!” Shyra menarik Ogy dan pergi meninggalakanku sendirian dikantin yang sudah tutup.
Ah, lagi-lagi aku berantem sama Shyra.
***
“ Aku pulang” kedatanganku yang kemaleman itu langsung disambut Namira
” Friesca, koq sore banget pulangnya? Kamu ada ekskul? Inikan hari pertama sekolah” Namira membawakan tasku ” Langsung makan ya” aku mengangguk dan mengikuti Namira. Tama dan Udith keliatan menunggu ketika aku dan Namira datang.
” Fries, kamu belom jawab pertanyaan tadi” kata Namira
” Oh, hari ini matematika langsung belajar” Tama menyembunyikan tawanya. Dia tau banget masalah antara aku, Pak Harun dan matematika
” Gimana? Kamu dikeluarin lagi?” tanya Tama. Aku menggeleng
” Malah Pak Harun yang pengen keluar” jawabku. Tama terlihat bingung
” Kenapa?”
” Pak Harun takut ketika aku mau ngerjain soal ke 11. Dia kayak liat hantu aja”
” Kamu ngerjain soal ke 11?” Tama kaget ” Berarti kamu udah ngerjain 10 soal?” aku mengangguk
” Makanya Pak Harun kabur. Bel udah bunyi lagi. Padahal aku yakin aku bisa ngerjain soal itu”
” Udah, udah” Namira menarik salah satu kursi ” Sekarang duduk aja dan makan. 2 cowok ini udah kelaperan nungguin kamu”
Langkahku terhenti melihat posisi kursi itu. Tepat disamping Udith. Udith gak sadar. Sepertinya dia berkonsentrasi penuh ke ayam goreng yang mulai mendingin
” Ng, aku entar aja deh” kataku. Aku mengambil paksa tas yang ada ditangan Kak Namira
” Kenapa? emangnya kamu gak lapar? Kamu harus makan, apalagi udah belajar matematika”
” Aku udah makan sama Shyra dan Ogy” jawabku ” Kalian makan aja. gak usah pikirin aku. Aku harus ngerjain pr matematika” aku berlari pergi dan menaiki tangga secepat mungkin.
” Friesca ngerjain pr matematika?” guman Tama bingung. Dia langsung menoleh ke Udith yang malah buang muka. Pasti ada masalah antara mereka.
***
” Yang, seharusnya kamu gak marah sama Friesca” kata Ogy ke Shyra  lewat telepon, malemnya
” Kenapa gak? Oh, ternyata kamu udah pindah hati, gitu?”
” Bukan. Aku cuma kasian aja. kaliankan temenan udah lama”
” Kasian itu awal dari cinta, Gy! Kamu suka Friesca ya?”
” Bukan gitu. Shy . . ”
” Aku gak mau tau!”
KLIK!
Kenapa jadi gini? Akukan coba bikin mereka baikan. Kenapa Shyra malah marah? Kayaknya cara aku salah. Ogy menekan-nekan hpnya dan mengirim sebuah sms
Dith, ad mslah ap km sm frisc?
Setelah beberapa menunggu, sebuah sms balasan masuk. Isinya bikin Ogy menelepon Shyra lagi
“ Halo? Ada apa lagi sih?”
” Shy, yang kita pikirin terjadi”
” Kamu mau ngaku suka sama Friesca”
” Bukan itu” Ogy terdiam sejenak ” Shy, Friesca putus sama Udith. Barusan aku sms Udith dan itu jawabannya”
“ Apa?”
***
” Kenapa kamu gak bilang sama kita?” tanya Shyra didampingi Ogy. Aku mendongak dari kesibukanku
” Emang kalian peduli?” tanyaku
” Peduli dong” jawab Shyra ” Kalo gak peduli, ngapain aku maksa kamu makan sampe jatoh kemaren”
” Hm . . .”
” Fries, aku emang dah ngerasa kamu lagi ada masalah sama Udith. Tapi, aku gak nyangka kalian udah putus” kata Shyra pelan
” Hidup aku emang penuh masalah” kataku lalu menekuni pr matematika yang belum selesai kukerjakan kemaren. Bunda meninggal, sempet berantem sama Shyra, Ayah nikah lagi sama Bundanya Tama dan Udith, dan aku malah jadian sama Udith dan akhirnya putus
” Fries, itu pr matematika? Dikumpulinnyakan lusa, ngapain dikerjain sekarang?” tanya Ogy ” Aku aja belum ngerjain”
” Biarin aja. Daripada aku nangis”
Shyra dan Ogy tertegun mendengar itu
” Fries, aku ikut sedih juga” kata Shyra ” Kalo aku putus sama Ogy, aku juga pasti sedih banget”
” Tapi kamu masih bisa ngehindarin Ogykan?”
” Iya . . .”
” Aku serumah sama Udith. Gimana cara ngehindarinnya? Seharusnya aku dengerin kalian waktu itu. Seharusnya aku gak jadian sama Udith” kataku ” Tapi, aku sayang banget sama Udith. Gimana dong?”
Gak ada yang ngejawab. Semua terdiam

You May Also Like

0 comment(s)

Thanks for leave your comment :D