Wednesday, October 17, 2012

Alice in Wonderland


Lewis Carroll
175 halaman. 13 x 20,5 cm
Penerbit Atria, November 2009
Rp. 27.900,-

Alice terjatuh ke dalam lubang kelinci dan terdampar di negeri ajaib yang penghuninya jauh lebih ajaib lagi.

Di sana, Alice mengalami petualangan yang luar biasa. Alice bertemu seekor kelinci dengan arloji saku, mengikuti pesta minum teh yang diadakan si Pembuat Topi, dan kemudian bermain kriket dengan sang Ratu!

Tersesat di negeri khayalan ini membuat Alice penasaran, dan semakin penasaran setiap menitnya...

Alice in Wonderland adalah novel kelima sekaligus buku terakhir dari rangkaian novel hadiah Lomba Resensi Dunsa. Review ini melengkapi review-review sebelumnya, yaitu Semburat Senyum Sore, My Riddiculous Romantic Obsession, The Vampire Diaries: The Awakening dan Scones and Sensibility. Kenapa aku pilih novel klasik ini? Kita memang sudah menonton berbagai macam adaptasi cerita fantasi anak-anak ini dalam beberapa film. Tapi rasanya tidak lengkap kalau aku tidak membaca versi aslinya, walau dalam bentuk terjemahan bahasa Indonesia. J

Sampul novel yang lumayan tipis ini memperlihatkan Alice, dengan rambut pirang panjang ikal dan baju terusan berwarna biru muda yang sudah menjadi ciri khas, mengejar kelinci kedalam sebuah lubang bawah tanah. Kita semua tahu bahwa itu menjadi awal petualangan Alice di negeri ajaib, dan sekarang menjadi awal bagiku untuk mengetahui kisah asli Alice J

Petualangan Alice di negeri ajaib dibagi kedalam 12 bab. Setiap babnya menceritakan Alice yang bertemu berbagai macam orang, makhluk, dan segala hal yang tidak pernah dia temui sebelumnya. Dalam film adaptasinya, kita mungkin hanya pengenal kelinci dengan jam sakunya, sang pembuat topi yang senang menjamu tamu-tamunya dalam pesta minum teh, kucing Cheshire yang senang menyeringai, ulat bulu yang selalu sibuk dengan alat penghisapnya  atau seorang ratu yang kejam dan tak segan memenggal kepala setiap orang yang tidak sependapat dengannya. Padahal selain tokoh-tokoh yang sudah disebut itu, Alice bertemu dengan banyak orang (atau mahkluk) yang tidak kalah pentingnya. Contohnya seperti Gryphon yang membawanya bertemu kura-kura tiruan dan menceritakan sebuah cerita yang mengangumkan. Alice tampak senang dengan petualangannya itu. Hal itu tampak dai seringnya dia menyela perkataan lawan bicaranya. Tokoh Alice akan dibahas lebih lanjut besok J

Selain tokoh-tokoh yang banyak, perbedaan dan penemuan yang aku temukan ada di dalam cerita. Tiap bab menceritakan hal yang berbeda-beda dan kadang membuat pusing pikiran. Apalagi dengan beberapa puisi, lirik dan hal lain yang ditulis dalam ukuran huruf lebih kecil dan membentuk ekor tikus. Lalu aku berpikir, aku sendiri pusing dengan ceritanya, apakah anak kecil bisa memahaminya dan menikmatinya? Apakah ini salah satu efek dari penerjemahan? :o

Terlepas dari semua hal diatas, Alice in Wonderland adalah sebuah karya sastra yang tidak bisa dipisahkan dari masa kecil kita. Imajinasinya masih memberikan efek yang menganggumkan. Kita jadi ikut merasakan indahnya berimajinasi tentang negeri yang unik. Tapi tetap harus menanggung rasa pusing saat jatuh ke lubang bawah tanah. Decide your choice then J


6 comments:

  1. itu sebabnya saya sangat suka membaca daripada menonton, di buku biasanya lebih lengkap dan kita bisa bermain dengan imajinasi kita lebih liar :)

    ReplyDelete
  2. aku pernah baca buku ini, sayangnya gak bisa nangkep apa yang ingin disampaikan penulisnya.

    bisa jadi karena emang kepalaku yang gak mudeng, atau terjemahannya yang gak bagus. Waktu itu baca yang terbitan liliput

    ReplyDelete
  3. Terbitan tahun berapa tuh? Kayaknya cerita emang aneh dari sananya. Jadi diterjemahin sebagus mungkin juga bakal tetap membingungkan hehe

    ReplyDelete
  4. terbit tahun berapa?di grammed kira" ada gak ya ? :D

    ReplyDelete
  5. Ini terbitan November 2009. Tanya dulu aja lewat twitter atau liat web penerbitnya, siapa tau aja masih ada :)

    ReplyDelete

Thanks for leave your comment :D