Winna Efendi
356 halaman. 14 x 20 cm
Gagas Media, 2012 (cetakan pertama)
Rp49.000
Menulis itu susah?
Banget.
Terutama kalau kita
nggak punya komitmen kuat dan disiplin untuk itu. Truth to be
told, menulis itu gampang-gampang susah. Terkadang terasa mudah dan
menyenangkan, apalagi jika ide mengalir selancar air. Namun, menulis juga dapat
terasa sulit karena tanpa teknik yang benar dan loyalitas untuk kembali ke
halaman-halaman yang belum rampung, tulisan kita akan terus tidak selesai atau
menjadi sebaik yang kita inginkan.Selama ini, banyak sekali teman dan pembaca
yang bertanya kepada saya:
- Gimana, sih,
caranya menulis fiksi yang enak dibaca?
- Bagaimana caranya menciptakan konflik yang nggak klise?
- Gimana proses menulis cerita dari awal sampai akhir?
- Ceritaku mandek dan nggak kelar-kelar, gimana ya supaya aku bisa menyelesaikannya?
- Bagaimana cara mengirimkan naskah ke penerbit, dan apa yang bisa kita lakukan supaya naskah tersebut ‘dilirik‘?
- Prosedur penerbitannya bagaimana?
- Bagaimana caranya menciptakan konflik yang nggak klise?
- Gimana proses menulis cerita dari awal sampai akhir?
- Ceritaku mandek dan nggak kelar-kelar, gimana ya supaya aku bisa menyelesaikannya?
- Bagaimana cara mengirimkan naskah ke penerbit, dan apa yang bisa kita lakukan supaya naskah tersebut ‘dilirik‘?
- Prosedur penerbitannya bagaimana?
Bagi kalian yang
ingin tahu jawaban dari pertanyaan-pertanyaan di atas, well, this
book might be the one for you.
Dan, mari bersama-sama
menikmati proses menyenangkan menulis naskah fiksi pertamamu.
Draf 1: Taktik
Menulis Fiksi Pertamamu adalah buku kedua yang membahas cara menulis fiksi
serta tata cara penerbitannya yang aku baca. Penasaran banget sama buku ini dan
jadinya kerasa susah banget nyarinya hahahaha. But finally I got it and I love
it! :D
Buku ini
memang tidak menawarkan hal yang benar-benar baru. Pertama melihat halaman
daftar isinya, hal-hal umum seperti cara memotivasi diri untuk menulis,
unsur-unsur dalam karya fiksi, cara pengirimkan naskah ke penerbit dan apa yang
akan dilakukan ketika naskah diterima atau ditolak ada disana. Walaupun sama
saja, aku masih semangat untuk baca ini. Karena aku yakin aku pasti dapet yang
baru atau paling nggak terus mengingatkan diri untuk terus menulis. Hmm,
kayaknya pikiran aku itu bener-bener salah ketika aku udah baca setengah bagian
dari buku ini. This book was totally awesome! J
Kelebihannya itu akan aku
jelaskan dalam beberapa poin dibawah ini J
-
Bahasanya enak dibaca dan rasanya jadi kayak
ngobrol dengan penulisnya. Ini bisa membangun cara percaya diri pada penulis
pemula dan juga hubungan baik antara penulis dan pembacanya.
-
Cara penjelasan materinya lengkap, detail dan
juga disertai dengan latihan-latihan menulis kecil. Latihan yang tidak ada
disetiap bab itu yang secara tidak
langsung membuat pembaca berubah dan mulai menulis sedikit demi sedikit.
-
Banyak hal yang bisa memotivasi diri tanpa
memaksakan kehendak penulis ataupun anggapan orang lain. Yang penting nulis!
-
Keputusan untuk menggunakan unsur-unsur fiksi
seperti point of view, plot, voice dan lainnya sepenuhnya ada ditangan kita dan
penulis buku ini mendukung kita sepenuhnya untuk hal itu J
Tapi dibalik kelebihan, tentunya
ada beberapa kekurangan yang tidak bisa dihindari L
-
Penulis terlalu banyak mengambil contoh dari
novel-novelnya dan juga novel penulis orang lain, bahkan mengungkapkan beberapa
spoiler yang menyangkut cerita, contohnya ending. Aku tentunya kecewa dengan
hal ini. Karena aku baru aja beli novel Hujan dan Teduh karya Wulan Dewatra dan
poin-poin utamanya udah dijelaskan secara singkat namun jelas di novel ini!
-
Ada error di halaman 56 tentang karakter
antagonis. Berikut potongannya . .
“Juga, semua novel harus memiliki karakter
antagonis. Dalam novel Ai, saya nggak
menggunakan karakter antagonis sama sekali. And that’s okay.”
Mungkin
seharusnya “Juga, semua novel tidak
harus memiliki karakter antagonis”
-
Error juga ditemukan di halaman 200 yang
membahas tentang deskripsi. Tapi error ini sepenuhnya kesalahan teknis layout
Akhir kata,
kekurangan tersebut bisa diabaikan jika kita tetap setia dengan tujuan kita
ketika membaca buku ini. Ya, menulis dan jadi penulis. Tidak ada salahnya untuk
membaca Draf 1: Taktik Menulis Fiksi Pertamamu karena kita juga tidak menulis
apa-apa tanpa membaca sama sekali. Recommended and let's writing fiction :D
Taktik menulis fiksiku:
ReplyDeleteTulis saja!