Harry Potter dan Batu Bertuah

by - 10:06 PM

J.K. Rowling
382 Halaman
PT. Gramedia Pustaka Utama, Juni 2001 (cetakan ketujuh)
Rp. 50.000,-

Harry Potter belum pernah jadi bintang tim Quidditch, mencetak angka sambil terbang tinggi naik sapu. Dia tak tahun mantra sama sekali, belum pernah membantu menetaskan naga ataupun memakai Jubah Gaib yang bisa membuatnya tidak kelihatan.

Selama ini dia hidup menderita bersama paman dan bibinya, serta Dudley, anak mereka yang gendut dan manja. Kamar Harry adalah lemari sempit di bawah tangga loteng, dan selama sebelas tahun, belum pernah sekali pun dia merayakan ulang tahun.

Tetapi semua itu berubah dengan datangnya surat misterius yang dibawa oleh burung hantu. Surat yang mengundangnya datang ke tempat luar biasa, tempat yang tak terlupakan bagi Harry--dan siapa saja yang membaca kisahnya. Karena di tempat itu dia tak hanya menemukan teman, olahraga udara, dan sihir dalam segala hal, dari pelajaran sampai makanan, melainkan juga takdirnya untuk menjadi penyihir besar... kalau Harry berhasil selamat berhadapan dengan musuh bebuyutannya.

Siapa sih yang meragukansihirdari seri Harry Potter? I’m not. Bahkan aku sudah ter’sihir’ hanya dengan membaca resensinya di Majalah Bobo (I was a cute child back then :p). Yang aku tau penyihir itu menakutkan dan sama sekali tidak stylish. Tapi Harry Potter menawarkan sesuatu yang berbeda, sebuah cerita tentang penyihir cilik yang menakjubkan. Karena itulah aku berani merengek-rengek ke orangtua untuk dibelikan novel tertebal pertamaku ini dan tidak membaginya dengan adikku :p Sekarang 11 tahun kemudian, aku membacanya lagi. Untuk menulis review, kayaknya semuanya udah tahu kisah lengkapnya dari buku (atau filmnya), jadi aku akan membagi beberapa bagian favorite dari buku pertama ini J

Bab 3 (Surat Dari Entah Siapa) dan 4 (Si Pemegang Kunci)
Setelah menceritakan kesehariannya yang penuh derita dan siksaan dari Bibi, Paman dan anaknya, Dudley, Harry akhirnya mendapat pencerahan tentang masa lalunya dan juga masa depannya sebagai penyihir. Pencerahan tersebut didapatnya dari sebuah surat yang ditujukan tepat dimana dia tinggal.

“Mr. H. Potter
Lemari di Bawah Tangga
Privet Drive no. 4
Little Whinging
Surrey”
halaman 47

Surat pertama gagal dibuka dan dihancurkan oleh Paman Vernon. Tapi Harry, dan juga surat tersebut, tidak menyerah. Surat berikutnya datang dalam jumlah yang banyak dan muncul dari berbagai celah yang ada.

“… surat, surat itu disorongkan di bawah pintu, disisipkan ke celah pintu, dan beberapa di antaranya bahkan dijejalkan lewat jendela kecil toilet bawah” – halaman 55

Surat tersebut akhirnya bisa dibaca lengkap saat Hagrid datang dan mengantarkannya langsung. Kedatangan sang penjaga kunci Hogwarts dan juga pengawas binatang liar itu juga menceritakan bagaimana orangtua Harry meninggal, seorang penyihir hitam yang namanya pantang untuk disebut dan segala sesuatu keperluan untuk memulai pembelajaran di sekolah sihir. Pencerahan ini tidak hanya berguna untuk Harry, yang jelas-jelas buta akan dirinya sendiri, tapi juga untuk para pembaca. Kita juga mulai mempelajari dunia baru ini bersama-sama dengan Harry J

Bab 6 (Perjalanan Dari Peron Sembilan Tiga Perempat)
Perjalanan ke tempat baru bersama teman dan juga makanan kecil yang manis selalu menyenangkan. Sama seperti perjalanan pertama Harry menuju Hogwarts. Dia mulai berteman dengan Ron Weasley dan mengenal hal-hal baru. Dan jangan lupakan kesan pertama makan makanan kecil ala dunia sihir.

“Yang dijualnya adalah Kacang Segala-Rasa Bertie Bott, Permen Karet Tiup Paling Hebat Drooble,  Cokelat Kodok, Pastel Labu, Bolu Kuali, Tongkat Likor, dan beberapa makanan aneh lain yang belum pernah dilihat Harry seumur hidupnya” – halaman 128

Aku super penasaran dengan Cokelat Kodok dan Kacang Segala-Rasa Bertie Bott J

Bab 10 (Hallowe’en)
Harry ternyata kemampuan mengendalikan sapu terbang dan menangkap yang sangat bagus. Oleh karena itu dia diajak bergabung ke dalam grup Quidditch. Oliver Wood, kapten tim Gryffindor mulai mengenalkan dan berlatih olahraga yang beranggotakan tujuh orang ini.

Tiga Chaser mencoba mencetak gol dengan Quaffle, si Keeper menjaga gawang, dua Beater menjauhkan Bludger dari tim mereka” – halaman 211

Harry mendapat posisi sebagai Seeker, penangkap Golden Snitch – sebuah bola kecil berwarna emas yang punya sepasang sayap. Jika Golden Snitch sudah berhasil ditangkap, maka pertandingan berakhir. Hmm, apakah Harry bisa menangkap bola kecil ini sebelum tim lawan? Pertandingannya pasti sangat mengasyikan ya J

Bab 17 (Laki-laki Dengan Dua Wajah)
Ini adalah dibagian yang paling menegangkan. Harry akhirnya mencapai ruangan terakhir, sendirian tanpa Ron dan Hermione. Disini dia bertemu dengan musuh yang sesungguhnya. Tapi orang tersebut bukanlah orang yang selama ini dia kira, bukan Snape ataupun Voldermort. When I was reading it for the first time, I was shocked and kinda amazed with Rowling’s twist J

Itulah empat bagian favorite dari buku Harry Potter dan Batu Bertuah. Tapi bukan berarti aku nggak suka bagian yang lain, hanya saja empat bagian ini adalah bagian yang paling berkesan. Membaca buku Harry Potter pertama adalah hal yang paling mengesankan di masa kecilku. Buku ini pula lah yang memunculkan keinginan untuk menulis ceritaku sendiri. Menakjubkan! :D

You May Also Like

1 comment(s)

Thanks for leave your comment :D