Suzanne Collins
424 halaman; 20 cm
PT. Gramedia Pustaka Utama, April 2012
Rp. 58.000,-
Api pemberontakan sudah tersulut. Dan Capitol ingin membalas
dendam
Katniss Everdeen berhasil keluar sebagai pemenang Hunger Games
bersama Peeta Mellark. Tapi kemenangan itu menyulut kemarahan Capitol.
Kemenangan Katniss ternyata membangkitkan semangat pemberontakan di beberapa
distrik untuk menentang kekuasaan Presiden Snow yang kejam.
Presiden Snow mengancam Katniss untuk meredakan kegelisahan
penduduk distrik dalam Tur Kemenangan-nya. Satu-satunya cara untuk meredakan
kegelisahan penduduk adalah membuktikan bahwa dia dan Peeta saling mencintai
tanpa ada keraguan sedikit pun. Jika gagal, keluarga dan semua orang yang
disayangi Katniss menjadi taruhannya....
Tersulut, sebuah novel sekuel yang menceritakan lanjutan kisah Katniss
Everdeen, the girl on fire, siapa
yang nggak penasaran coba? Setelah akhirnya bosan dengan apa yang ada di The
Hunger Games, aku mulai penasaran dengan kisah lanjutannya. Apalagi, again, film adaptasinya sedang dalam
proses syuting dan jadi berita hot
yang bener-bener bikin ‘hot’. Untung
@rimamari punya bukunya and was kind of
her to lend it to me. Thank you!! Next,
let’s start the review J
Aku udah denger, liat, dan nyari tau juga tentang kelanjutan cerita
Katniss. Jadi banyak sekali pengharapan yang aku bawa ketika membuka setiap
halaman novelnya. Hmm, sebenernya ada tiga sih :p
First, aku berharap bertemu dengan Katniss yang
kuat, tangguh, berani mengambil resiko dan juga tampil tomboy. Well, dia masih
mempunyai sifat-sifat itu tapi banyak punya sifat baru yang melekat di dirinya.
Paska menang dan berhasil keluar dari The Hunger Games, Katniss jadi suka mimpi
buruk, kelelahan entah karena apa dan juga galau, tak hanya ketika mendengar
ada beberapa pemberontakan tapi juga kisah cintanya dengan Gale dan Peeta.
Second, aku berharap kisah cinta palsu tapi asli
antara Katniss dan Peeta punya bagian lebih di novel ini. Dan, ta-da! Peeta jadi sangat romantis,
perhatian, sabar dan juga sangat sayang kepada Katniss walaupun dia tau bahwa
semuanya hanya untuk kepentingan reality show saja. Entah berapa banyak kalimat
Peeta yang bikin aku senyum-senyum dan tentunya aku kutip. Poor Peeta :’(
Third, aku tau bahwa Katniss dan Peeta kembali
ke arena The Hunger Games. Pada awalnya aku kaget sekaligus bingung, apa yang
bikin mereka bisa kembali dipaksa untuk bertarung dan apakah mereka bisa keluar
berdua lagi kali ini? Jawaban atas segala pertanyaan itu adalah Quarter Quell!
Setiap 25 tahun sekali selama The Hunger Games di selenggarakan, ada yang
namanya Quarter Quell dan ini adalah kali ketiga. Dengan peraturan yang tak
terduga dari Presiden Snow, Katniss dan Peeta harus kembali ke arena. Tapi kali
ini mereka tidak akan menghadapi lawan bocah-bocah seusia mereka, mereka
melawan para pemenang dari distrik lain yang masih hidup. Berat dan menariknya
pertarungan ini sudah bisa dibayangkan. Apalagi arena yang dirancang sangat
berbeda dan cukup mengagumkan. Entah bagaimana Collins bisa memikirkan ide ini
dan entah bagaimana film adaptasinya akan menvisualisasikannya. It left me breathless and also forced me to
finish it in a day! Tapi aku nggak mau bagi-bagi spoiler, karena sudah
bertebaran di web-web yang membahas up-coming
movienya :p
Setelah mendapatkan jawaban atas tiga harapan diatas, aku berpikir who says sequel can’t be good? Tersulut
membuktikannya dengan alur cerita yang lebih kompleks, konfik yang bertubi-tubi,
dan sebuah kalimat penutup dari Gale yang bikin aku pengen langsung baca novel
terakhirnya, Mockingjay. Sometimes,
aku berpikir aku seperti orang-orang dari Capitol. Begitu mudah terpengaruh
dengan kisah cinta Katniss dan Peeta tapi juga menyukai bagian dimana darah
menghujani cerita. Pernahkan kamu mikir kayak gitu juga? :O
akkkkkkkkkkkk pengen baca :D
ReplyDelete