Suzanne Collins
13,5 x 20 cm. 432 Halaman
PT Gramedia Pustaka Utama, April 2012 (cetakan keenam )
Rp. 68.000,-
Katniss Everdeen
selamat dari Hunger Games, dua kali. Tapi dia belum sepenuhnya aman dari
ancaman Capitol meskipun kini ia dalam lindungan Distrik 13.
Pemberontakan makin merajalela di distrik-distrik untuk menjatuhkan Capitol. Kini tak ada seorang pun orang-orang yang dicintai Katniss aman karena Presiden Snow ingin menumpas revolusi dengan menghancurkan Mockingjay... bagaimanapun caranya.
Pemberontakan makin merajalela di distrik-distrik untuk menjatuhkan Capitol. Kini tak ada seorang pun orang-orang yang dicintai Katniss aman karena Presiden Snow ingin menumpas revolusi dengan menghancurkan Mockingjay... bagaimanapun caranya.
Mockingjay adalah seri terakhir dari kisah Katniss Everdeen.
Setelah berhasil lolos dari Hunger Games, dua kali, ini saatnya melawan musuh
sebenarnya. Bukan para peserta dari distrik lain, tapi sang pencetus Hunger
Games itu sendiri, Presiden Snow. Kisah ini tentunya sangat aku tunggu-tunggu.
Sebab pertempuran ini tidak hanya sebatas ‘permainan’ saja. Siapapun pemenangnya
akan menentukan nasib kehidupan Capitol dan distrik-distriknya. Apakah mereka
akan hidup dalam keadilan dan kesejahteraan yang selalu mereka impikan atau
tetap terkukung dalam permainan-pemainan menakutkan lainnya? :O
Jujur, aku agak kecewa dengan
buku terakhir ini. Dari buku pertama, aku dikenalkan pada Katniss, Peeta dan
para peserta lain yang berusaha untuk bertahan hidup. Lalu di buku kedua,
Katniss dan Peeta harus kembali ke arena Hunger Games dan berakhir dengan
perpisahan dan kehilangan yang besar. Dan di buku ketiga ini, aku berharap
Katniss bisa membawa semuanya kembali seperti semula. Tapi setiap peristiwa
senang apalagi sedih selalu meninggalkan bekasnya. Katniss berusaha tapi tetap
saja ingatan-ingatan mengerikan tentang Hunger Games tak akan pernah hilang
dari ingatannya L
Buku dibuka dengan kondisi Capitol
dan distrik-distriknya setelah Katniss memanah medan magnet di arena Hunger
Games keduanya. Capitol menjatuhkan bom-bom udaranya, membawa kesengsaraan bagi
distrik-distrik yang membangkang dan menghanguskan Distrik 12. Katniss dan
keluarganya ditampung oleh Distrik 13, yang ternyata hidup dibawah tanah.
Presiden Distrik 13, Coin, mengatur penduduknya dan penduduk Distrik 12 yang
selamat untuk hidup dalam kondisi yang serba ketat. Setiap suap makanan yang
masuk sudah ditakar dan dijatah, setiap orang sudah punya tugasnya
masing-masing dan juga dipersiapkan untuk menghadapi perang melawan Capitol. Emang
dasar Katniss keras kepala ya. Dia beberapa kali melanggar dan dia sendiri yang
mendapat batunya. Tapi sejak itu Katniss mulai belajar untuk bekerjasama dan
menurunkan sedikit egonya. Dia lakukan semua itu untuk keluarganya, Gale yang
selalu ada disampingnya, Peeta yang ditahan Capitol dan juga untuk mengabulkan
keinginannya untuk membunuh Presiden Snow dengan panahnya sendiri. Luka-luka
tembakan atau tusukan yang sudah dideritanya tidak akan sebanding dengan
kenangan dan kehidupan yang sudah direnggut dan dibom habis oleh perintah
Presiden Snow. Saat pemberontakan ini pula Katniss menemukan beberapa fakta
mengejutkan dari Presiden Snow dan juga dari pihak Distrik 13. Fakta tersebut
membimbingnya untuk memanah orang yang sebenarnya ‘berdosa’ dalam semua perang
ini J
Salah satu senior aku di kampus
menjadikan Mockingjay sebagai subjek
penelitian. Fokusnya pada Katniss Everdeen, seorang perempuan yang menjadi
seorang pemimpin dan membuka jalan bagi pemberontak untuk menuntut perubahan.
Karena hasil penelitian dan juga nilai cumlaude yang senior aku terima,
ekspetasi aku pada buku ini jadi sangat tinggi. Aku sudah membayangkan betapa
kerennya aksi Katniss dalam menyerang dan membela hak-haknya pada Capitol. Tapi
perang emang nggak selalu rame untuk diikuti dan lebih banyak sakitnya. Katniss
disini masihlah gadis yang terbakar, menanggapi pendapat semua orang dengan
kata ‘tidak’ dan tak bisa diprediksi jalan dan perilakunya. Dia butuh
seseorang, keluarga, teman terdekat, dan juga kekasihnya untuk mengendalikan
api yang terus menyala didalam tubuhnya. Tapi hebatnya, dia tidak haus
kekuasaan. Buktinya dia sama sekali tidak protes atau menuntut saat dia sama
sekali tidak mendapat tempat di pemerintahan yang baru di Capitol. Dia memilih
untuk tinggal di Distrik lamanya bersama kekasih yang selama ini dia cintai
secara tidak sadar. Siapa cobaaaa? J
Selain memperhatikan Katniss
sebagai simbol pemberontakan, aku sadar ada hal lain yang menarik. Hal itu
adalah saat Katniss dan kru televisi dari Distrik 13 membuat propo-propo tentang aksinya sebagai
pemberontakan. Tidak hanya tentang pemberontakan, tapi juga rahasia-rahasia
tentang masa lalu dan juga musuh utama mereka, Presiden Snow. Mereka membajak
saluran Capitol dan menayangkannya. Propo-propo
itulah yang selama ini menjadi senjata provokasi Capitol. Mereka memanipulasi
pada penduduk distrik-distrik dan menayangkan Hunger Games sebagai sesuatu yang
‘menyenangkan’. Hal itu pula yang disadari oleh para pemberontak. Tapi merasa
hal itu justru menandakan bahwa mereka tidak ada bedanya dengan kekejaman
Capitol. The power of audio visual,
whoaaaa :O
At last, siapapun yang penasaran
dengan Hunger Games harus membaca buku ini. Mockingjay mungkin saja tidak
begitu memenuhi harapan aku. Tapi buku ini menutup kisah Katniss Everdeen
dengan realistis. Happy ending yang masih menyisakan mimpi buruk. Sekarang aku
hanya bisa berharap versi layar lebarnya nanti (dua tahun lagi mungkin) akan
sedikit menghiburku J
No comments:
Post a Comment
Thanks for leave your comment :D