Wednesday, February 13, 2013

Mockingjay

Suzanne Collins
13,5 x 20 cm. 432 Halaman
PT Gramedia Pustaka Utama, April 2012 (cetakan keenam )
Rp. 68.000,-

Katniss Everdeen selamat dari Hunger Games, dua kali. Tapi dia belum sepenuhnya aman dari ancaman Capitol meskipun kini ia dalam lindungan  Distrik 13.

Pemberontakan makin merajalela di distrik-distrik untuk menjatuhkan Capitol. Kini tak ada seorang pun orang-orang yang dicintai Katniss aman karena  Presiden Snow ingin menumpas revolusi dengan menghancurkan Mockingjay... bagaimanapun caranya.

Mockingjay adalah seri terakhir dari kisah Katniss Everdeen. Setelah berhasil lolos dari Hunger Games, dua kali, ini saatnya melawan musuh sebenarnya. Bukan para peserta dari distrik lain, tapi sang pencetus Hunger Games itu sendiri, Presiden Snow. Kisah ini tentunya sangat aku tunggu-tunggu. Sebab pertempuran ini tidak hanya sebatas ‘permainan’ saja. Siapapun pemenangnya akan menentukan nasib kehidupan Capitol dan distrik-distriknya. Apakah mereka akan hidup dalam keadilan dan kesejahteraan yang selalu mereka impikan atau tetap terkukung dalam permainan-pemainan menakutkan lainnya? :O

Jujur, aku agak kecewa dengan buku terakhir ini. Dari buku pertama, aku dikenalkan pada Katniss, Peeta dan para peserta lain yang berusaha untuk bertahan hidup. Lalu di buku kedua, Katniss dan Peeta harus kembali ke arena Hunger Games dan berakhir dengan perpisahan dan kehilangan yang besar. Dan di buku ketiga ini, aku berharap Katniss bisa membawa semuanya kembali seperti semula. Tapi setiap peristiwa senang apalagi sedih selalu meninggalkan bekasnya. Katniss berusaha tapi tetap saja ingatan-ingatan mengerikan tentang Hunger Games tak akan pernah hilang dari ingatannya L

Buku dibuka dengan kondisi Capitol dan distrik-distriknya setelah Katniss memanah medan magnet di arena Hunger Games keduanya. Capitol menjatuhkan bom-bom udaranya, membawa kesengsaraan bagi distrik-distrik yang membangkang dan menghanguskan Distrik 12. Katniss dan keluarganya ditampung oleh Distrik 13, yang ternyata hidup dibawah tanah. Presiden Distrik 13, Coin, mengatur penduduknya dan penduduk Distrik 12 yang selamat untuk hidup dalam kondisi yang serba ketat. Setiap suap makanan yang masuk sudah ditakar dan dijatah, setiap orang sudah punya tugasnya masing-masing dan juga dipersiapkan untuk menghadapi perang melawan Capitol. Emang dasar Katniss keras kepala ya. Dia beberapa kali melanggar dan dia sendiri yang mendapat batunya. Tapi sejak itu Katniss mulai belajar untuk bekerjasama dan menurunkan sedikit egonya. Dia lakukan semua itu untuk keluarganya, Gale yang selalu ada disampingnya, Peeta yang ditahan Capitol dan juga untuk mengabulkan keinginannya untuk membunuh Presiden Snow dengan panahnya sendiri. Luka-luka tembakan atau tusukan yang sudah dideritanya tidak akan sebanding dengan kenangan dan kehidupan yang sudah direnggut dan dibom habis oleh perintah Presiden Snow. Saat pemberontakan ini pula Katniss menemukan beberapa fakta mengejutkan dari Presiden Snow dan juga dari pihak Distrik 13. Fakta tersebut membimbingnya untuk memanah orang yang sebenarnya ‘berdosa’ dalam semua perang ini J

Salah satu senior aku di kampus menjadikan Mockingjay sebagai subjek penelitian. Fokusnya pada Katniss Everdeen, seorang perempuan yang menjadi seorang pemimpin dan membuka jalan bagi pemberontak untuk menuntut perubahan. Karena hasil penelitian dan juga nilai cumlaude yang senior aku terima, ekspetasi aku pada buku ini jadi sangat tinggi. Aku sudah membayangkan betapa kerennya aksi Katniss dalam menyerang dan membela hak-haknya pada Capitol. Tapi perang emang nggak selalu rame untuk diikuti dan lebih banyak sakitnya. Katniss disini masihlah gadis yang terbakar, menanggapi pendapat semua orang dengan kata ‘tidak’ dan tak bisa diprediksi jalan dan perilakunya. Dia butuh seseorang, keluarga, teman terdekat, dan juga kekasihnya untuk mengendalikan api yang terus menyala didalam tubuhnya. Tapi hebatnya, dia tidak haus kekuasaan. Buktinya dia sama sekali tidak protes atau menuntut saat dia sama sekali tidak mendapat tempat di pemerintahan yang baru di Capitol. Dia memilih untuk tinggal di Distrik lamanya bersama kekasih yang selama ini dia cintai secara tidak sadar. Siapa cobaaaa? J

Selain memperhatikan Katniss sebagai simbol pemberontakan, aku sadar ada hal lain yang menarik. Hal itu adalah saat Katniss dan kru televisi dari Distrik 13 membuat propo-propo tentang aksinya sebagai pemberontakan. Tidak hanya tentang pemberontakan, tapi juga rahasia-rahasia tentang masa lalu dan juga musuh utama mereka, Presiden Snow. Mereka membajak saluran Capitol dan menayangkannya. Propo-propo itulah yang selama ini menjadi senjata provokasi Capitol. Mereka memanipulasi pada penduduk distrik-distrik dan menayangkan Hunger Games sebagai sesuatu yang ‘menyenangkan’. Hal itu pula yang disadari oleh para pemberontak. Tapi merasa hal itu justru menandakan bahwa mereka tidak ada bedanya dengan kekejaman Capitol. The power of audio visual, whoaaaa :O

At last, siapapun yang penasaran dengan Hunger Games harus membaca buku ini. Mockingjay mungkin saja tidak begitu memenuhi harapan aku. Tapi buku ini menutup kisah Katniss Everdeen dengan realistis. Happy ending yang masih menyisakan mimpi buruk. Sekarang aku hanya bisa berharap versi layar lebarnya nanti (dua tahun lagi mungkin) akan sedikit menghiburku J 


No comments:

Post a Comment

Thanks for leave your comment :D