Saturday, May 11, 2013

Cinta Brontosaurus

Genre:
Komedi/Drama
Sutradara:
Fajar Nugros
Pemain:
Raditya Dika, Eriska Rein, Soleh Solihin, Dewi Irawan, Meriam Bellina, Bucek, Tyas Mirasih, dan Pamela Bowie

Dika  adalah seorang penulis yang baru saja putus cinta dengan Nina, pacarnya setelah sekian lama. Semenjak putus cinta ini, dia percaya bahwa cinta bisa kadaluarsa. Kosasih, agen naskah Dika, mencoba untuk membuat Dika yakin terhadap cinta kembali, seperti Kosasih yakin dengan istrinya Wanda. Usaha ini, membawa Dika ke dalam serangkaian perkenalan absurd

Namun, cinta bisa datang tanpa persiapan. Seperti saat Dika bertemu dengan Jessica, seorang perempuan yang jalan pikirannya sama anehnya dengan Dika. Semakin Dika kenal dengan Jessica, semakin dia bertanya: apa benar cinta bisa kadaluarsa?

Di sisi yang lain, Mr. Soe Lim, menawarkan untuk memfilmkan buku Dika, yang berjudul Cinta Brontosaurus. Tertarik, Dika berusaha untuk menulis skrip film tersebut. Masalah mulai timbul ketika di tengah jalan, Mr. Soe Lim mencoba untuk mengubah naskah asli Dika menjadi film horror yang sedang laku 

Film ini adalah perjalanan Dika untuk memahami cinta, yang justru dia dapatkan dari pengalamannya bersama Jessica, teman, dan keluarganya sendiri (sumber)



Cinta Brontosaurus adalah film kedua yang diadaptasi dari blog-turn-into-novel karya Raditya Dika. Berbeda dari film sebelumnya, Kambing Jantan, Cinta Brontosaurus tidak mereka ulang apa yang ada di versi novelnya. Tapi lebih mengenai apa yang terjadi setelah novel itu terbit dan bagaimana Dika membuktikan bahwa cinta kadaluarsa itu memang benar adanya. Film ini mendapat perhatian yang luar biasa sejak hari pertama penayangannya. Antrian penonton hampir sama panjangannya dengan antrian film Hollowood seperti Harry Potter, The Twilight Saga, dan Iron Man Trilogy. Kabarnya porsi film ini ditambah sampe hampir 200 layar. Congrats :D

Penambahan layar itu juga sekaligus menunjukkan bahwa film itu diterima dan suskes. Aktor utama pria sekaligus penulis skenario melalui akun @radityadika dan sang sutradara di @captainugros sudah me-retweet beberapa testimoni dan kebanyakan mereka bilang kalo filmnya lucu, bikin ngakak sampe nangis. Hmm, jadi takut ketinggalan dan kehabisan nih. Buru-buru deh ke Blitz PVJ dan mesen tiket buat jadwal yang saat itu juga :D

Jika mau membandingkan, Cinta Brontosaurus lebih rame dari Kambing Jantan. Ramenya itu dari segi cerita yang nggak ketebak, akting Raditya Dika yang udah lumayan, dan sindiran langsung untuk para produser penjual film horror geje. Cerita yang nggak ketebak itu bisa jadi karena film ini bukan menceritakan ulang kisah Dika yang ditulisnya dalam novel Cinta Brontosaurus. Ini adalah kehidupan Dika setelah menulis novel itu dan kemungkinan inilah peristiwa yang menginspirasinya untuk menulis novel selanjutnya. Semuanya disajikan ada apanya oleh Raditya Dika yang berperan sebagai tokoh fiksi dirinya sendiri. Jika dalam Kambing Jantan, Dika agak kaku dan kedengerannya seperti lagi talkshow buku, kali ini dia bisa lebih natural dan lepas mengekspresikan galau-galaunya akan cinta kadaluarsa (mungkin karena emang udah hidupnya ya? :p) dengan lawan mainnya, si cantik nan imut Eriska Rein. Daaaaaaan, selain pencarian cinta yang tak kadarluarsa , jangan lupakan seluk beluk Dika dan agennya, Kosasih (‘Percaya sama Kosasih!’) dalam deal-deal dengan produser film. Selama ini banyak yang menyindir film-film horror Indonesia yang aneh tapi nyata dan bahkan menyelipkan unsur seksual, tapi belum ada yang menyindirnya dengan film juga (as long as I know). Judul film yang bikin kita mengerut dahi (‘Suster Push-Up’) dan juga kualitas gambar yang asal-asalan sepertinya memang sengaja disajikan untuk memperlihatkan betapa gejenya film tersebut. Gimana ya tanggapan produser yang bersangkutan? Apa mereka masih berani membuat film macam itu? :p  Eh, tambah deh sama lagu-lagu soundtracknya yang kedengeran kayak RAN, ternyata mereka adalah HiVi!

Kembali ke pembandingan dua film adaptasi novel Raditya Dika, untuk urusan jokes, baik Kambing Jantan dan Cinta Brontosaurus sama garingnya! Untuk Kambing Jantan, kegaringannya itu disebabkan oleh kekakuan akting dan keanehan pikiran Raditya yang belum dikenal orang. Sedangkan untuk Cinta Brontosaurus, kegaringannya itu disebabkan oleh jokes yang sudah sering digunakan di novel Raditya yang lain, di omongin di talkshow, di tweet (lalu di retweet) dan juga muncul di Malam Minggu Miko. Untungnya masih banyak orang yang belum tahu dan mereka tertawa. Aku jadi otomatis ikut tertawa dalam studio yang tidak penuh itu. Andai saja studio itu penuh, mungkin lebih rame ya ;) Selain soal jokes, aku agak bingung dengan ending yang ditawarkan Dika tentang ke-kadaluarsa-an cinta. Kenapa Dika bisa-bisanya membuat kesimpulan seperti itu hanya dengan beberapa mantan? Apa dia tidak menyadari kemesraan yang ditunjukan kedua orangtuanya? Aku bahkan masih mikir sampe sekarang. Apa aku harus nonton lagi?  -_-

Yah pada akhirnya, walaupun agak bingung dengan endingnya, aku menikmati Cinta Brontosaurus yang berani menawarkan sesuatu yang berbeda. Usaha mereka dalam mengulang-ngulang jokes yang sudah mau kadaluarsa tentang cinta kadaluarsa itu bahkan menggeser beberapa layar yang sebelumnya ditempati film Hollywood dan menjadi tuan rumah di negeri sendiri. Yayyyy, ditunggu film adaptasi berikutnya :D

No comments:

Post a Comment

Thanks for leave your comment :D