Genre:
Drama
Sutradara:
Fajar Nugros
Pemain:
Maudy Ayunda, Afgansyah Reza, Chealsea Elizabeth Islan,
Maxime Bouttier, dan Stevani Nepa
Refrain bercerita tentang perjalanan Niki dan Nata dalam menemukan
cinta mereka.
Setelah bertahun-tahun bersahabat, ada warna yang berbeda saat Niki dan Nata menginjak bangku SMA. Ada sosok Annalise, siswi baru yang ternyata Ibunya seorang model terkenal. Ada Oliver kapten basket tampan yang memikat Niki. Dan, ada Helena, kapten cheerleaders yang tidak pernah mau kalah.
Nata ternyata menyayangi Niki lebih dari sahabat. Sayangnya, Nata tidak berani mengungkapkan perasaannya, Nata hanya berani menuliskan isi hatinya lewat surat yang disimpan di sebuah amplop biru. Perasaan Nata tidak tersampaikan, sampai akhirnya Niki membaca surat itu ketika Nata sudah berangkat ke Austria untuk kuliah musik.
Setelah bertahun-tahun bersahabat, ada warna yang berbeda saat Niki dan Nata menginjak bangku SMA. Ada sosok Annalise, siswi baru yang ternyata Ibunya seorang model terkenal. Ada Oliver kapten basket tampan yang memikat Niki. Dan, ada Helena, kapten cheerleaders yang tidak pernah mau kalah.
Nata ternyata menyayangi Niki lebih dari sahabat. Sayangnya, Nata tidak berani mengungkapkan perasaannya, Nata hanya berani menuliskan isi hatinya lewat surat yang disimpan di sebuah amplop biru. Perasaan Nata tidak tersampaikan, sampai akhirnya Niki membaca surat itu ketika Nata sudah berangkat ke Austria untuk kuliah musik.
Kehebohan film Refrain terasa
banget di Twitter (apalagi untuk followers penulis novelnya, Winna Efendi). Pemilihan
para aktor (dan penyanyi :p) yang memerankan para tokoh fiksi, bocoran foto
adegan dari akun si sutradara sendiri sampai soundtrack yang dibawakan kedua
pemeran utama. Mungkin itu yang bikin aku rela nonton film ini di hari Sabtu.
Aku berharap film ini akan sama bagus dengan novelnya (walaupun belum baca) dan
bisa menggunggah para produser film untuk mengadaptasi novel-novel best seller
lainnya (daripada bikin cerita nggak jelas, kan?).
Namun kayaknya Refrain belum bisa
mewujudkan harapanku itu menjadi kenyataan. Karena . . hmm, aku gak mau bilang
filmnya jelek juga sih. Tapi susah kalo mau muji-muji selangit. Jadi, buat aku Refrain
itu yaa semacam FTV gitu tapi lebih baik dan lebih niat dari segi lokasi dan
para pemerannya. Untuk ide cerita, sebenarnya udah bagus. Sayang penceritaannya
kurang mengalir. Dari awal perkenalan tokoh Niki dan Nata, lalu kemunculan Anna
terasa terpotong-potong dan kosong. Nggak jelas nih mau dibawa kemana dan apa
efek dari munculnya Anna di antara Niki dan Nata yang udah kayak adik kakak
plus plus itu. Ketika Oliver muncul dan bikin Nata panas, keseruan akhirnya
muncul. Seru sekali melihat kelakuan anak SMA itu. Bener-bener bikin ketawa dan
inget masa-masa SMA sendiri. Nah, konflik utama udah terlihat dan penonton
mulai menebak-nebak endingnya :)
Selain gaya penceritaan yang
kurang mengalir, para pemeran yang berjumlah cukup banyak juga bikin cerita
nggak fokus. Jumlah mereka tidak berimbang dengan kemunculan mereka. Kakak
Nata, Danny, muncul dalam adegan topless (yang sama sekali tidak menggoda) dan
Helena and the gank cuma bisa mengertak Anna tanpa benar-benar terlihat eksis
di sekolah. Sebenarnya tokoh Niki, Nata, Anna dan Oliver sudah cukup untuk
menciptakan kisah cinta segi empat yang khas dengan anak SMA. Mereka berempat
tinggal diberi porsi yang lebih banyak. Sehingga mereka bisa berdialog dan
berakting dengan benar. Porsi Anna dan Oliver yang dikit itu membuat mereka timbul
dan tenggelam saja. Padahal Chealsea Elizabeth Islan dan Maxime Bouttier punya
wajah yang menjual untuk memikat penonton. Tapi kayaknya wajah aja emang nggak
cukup ya. Lihat sang pemeran Nata, Afgan. Kerjaannya cuma merenggut saja setiap
melihat Niki dan Oliver pergi bareng. Tapi untuk masalah suara, dia nggak
mengecewakan koq. Dari sekian banyak pemeran, tinggalkan Maudy Ayunda yang menonjol
dengan kemampuan aktingnya yang luar biasa. Dia cocok banget jadi memerankan
anak SMA yang jatuh cinta untuk pertama kalinya. She’s perfect :D
At last, pendapatku soal film
Refrain berbeda dengan timeline Twitter yang masih heboh sampe sekarang.
Mereka, yang kayaknya udah baca novelnya, seneng banget ada adegan di Austria.
Sedangkan menurutku, adegan itu tidak digarap maksimal. Nyadar nggak sama
perbedaan kualitas gambar saat mereka di Indonesia dan Austria? Refrain was not
really good, for me. It was okay though. Kecewa sih kecewa. Tapi aku masih
berharap bakal ada film remaja Indonesia yang bagus kedepannya. Looking forward
to read the novel asap! :D
ooo begitu yah? padahal novelnya bagus kak hehehe :D anw i like your review, bagus2 pendapatnya :D
ReplyDeletePenasaran sama novelnyaaaaa. Thanks udah baca dan komen :)
ReplyDelete