Tia Widiana
344 Halaman
PT. Gramedia Pustaka Utama, Mei 2013
Rp. 58.000,-
Jagad Arya dan Paras Ayunda mendapatkan kehidupan yang mungkin
diharapkan oleh semua pasangan pengantin baru. Segera setelah menikah, mereka
tinggal di rumah bernama Mahogany Hills, di pelosok pegunungan Sukabumi yang
sejuk dan indah.
Yang membedakan Jagad dan Paras dengan pasangan pengantin lainnya adalah mereka menikah bukan karena cinta. Baik Jagad maupun Paras punya rahasia yang mereka pendam. Kesepian, amarah, dan penyesalan bercampur aduk dengan rasa rindu dan kata cinta yang tak pernah terucapkan—semua itu senantiasa menggelayuti Mahogany Hills.
Dengan caranya masing-masing, Jagad dan Paras berjuang untuk menghadapi satu pertanyaan yang pada suatu titik harus mereka jawab: Sanggupkah mereka bertahan dalam pernikahan yang tak sempurna itu?
Yang membedakan Jagad dan Paras dengan pasangan pengantin lainnya adalah mereka menikah bukan karena cinta. Baik Jagad maupun Paras punya rahasia yang mereka pendam. Kesepian, amarah, dan penyesalan bercampur aduk dengan rasa rindu dan kata cinta yang tak pernah terucapkan—semua itu senantiasa menggelayuti Mahogany Hills.
Dengan caranya masing-masing, Jagad dan Paras berjuang untuk menghadapi satu pertanyaan yang pada suatu titik harus mereka jawab: Sanggupkah mereka bertahan dalam pernikahan yang tak sempurna itu?
Mahogany Hills adalah novel kedua
yang aku pinjem dari Pitimoss. Novel ini nggak masuk ke daftar buku pinjaman
incaranku sih. Aku sebenarnya berencana novel terjemahan. Tapi novel itu tidak
tersedia. Lalu mata aku tertuju ke novel ini. Bohong kalo aku nggak tertarik
setelah sempat membaca reviewnya yang kebanyakan positif dan jangan lupa gelar
juara 1 Lomba Penulisan Novel Amore 2012 oleh Gramedia. Aku juga agak penasaran
dengan terbitan Amore. Apa bedanya dengan Metropop? How about a try? ;)
Mahogany Hills bercerita tentang
kehidupan baru yang ditempuh Jagad Arya dan Paras Ayunda setelah mengikat diri
dalam janji suci. Jagad langsung membawa istrinya jauh dari Jakarta, menuju
sebuah rumah kokoh bernama Mahagony Hills di Sukabumi. Alasannya sih karena
Jagad sedan mengurus proyek resor di sana. Paras sih senang-senang aja karena
mereka bisa lebih mengenal pasangan masing-masing ditempat yang sepi itu. Tapi
Jagad sama sekali tidak berminat menyentuh Paras. Dia sebenarnya tidak ingin
setuju dengan perjodohan ini. Tapi kesehatan ibunya memaksa dirinya mengnikahi
Paras dan menjauhi wanita yang dia cintai bernama Nadia. Paras tidak menyadari
hal itu. Dia mengira bahwa sikapnya sebagai istri atau masakannya kurang
menyenangkan Jagad. Tapi begitu melihat Jagad dan Nadia bermesraan di depannya,
Paras harus memilih untuk bertahan atau mengaku kalah dengan mengugat cerai. Tapi
Paras tidak pernah berniat menikah untuk bercerai.
“Setelah menikah
denganmu, cinta jadi tidak begitu rumit. Denganmu, cinta menjadi sangat
sederhana. Cinta adalah memberi, menerima, dan memaafkan.” – halaman 329
Mahogany Hills menceritakan kisah
pasangan pengantin baru yang cukup kompleks, tapi masih bisa di nikmati. Thanks to gaya bahasanya yang mengalir
dan lugas, apa adanya. Tidak kalimat-kalimat yang sok puitis atau bikin kening
berkerut. Kalimat-kalimat yang ada sangat sederhana tapi bisa begitu bermakna,
mengena di hati pembaca karena begitu dekat dengan apa yang dirasakan oleh para
karakter. Jujur, sudah lama rasanya aku tidak merasakan kedekatan dengan
karakter dari novel yang aku baca. Biasanya setelah novel selesai dibaca,
ditulis reviewnya, dan disimpan di rak, hubungan aku dan novel itu berhenti
disana. Tapi sekarang, aku selalu pengen buka beberapa halaman dan mengulang
bagian Jagad dan Paras saling membohongi perasaan masing-masing. Aku
mengulangnya sampai aku bosan dan kayaknya aku belum bosan hahahaha. Apa ini
termasuk book hangover? Aku ngalamin
hal ini lagi? Terakhir ngalamin ini adalah ke Four dari Divergent, tapi alasan
ke-book hangover-an itu adalah si
Theo James dan upcoming movienya. Tapi sekarang? Aku bener-bener suka dengan
alur cerita, para karakter (kecuali si Nadia) dan kejujuran dalam penulisannya
:)
Untuk alur ceritanya sendiri, aku
menemukan beberapa formula yang biasa ditemukan dan digunakan novel-novel
romance untuk ‘menjebak’ kedua karakter di tempat yang sama. Formula itu adalah
perjodohan, benci jadi cinta dan juga amnesia. Garing? Pasaran? Nggak sama
sekali. Aku juga kaget kenapa aku bisa menerima formula itu tanpa mengeluh
ataupun mengejeknya sekali pun. Yang aku lakukan malahan menahan tangis saking
sukanya. Aku selalu berpikir tentang cerita dimana suami istri dijodohan dan
tinggal bersama tanpa dasar cinta. Mereka tidak berpisah, tidak juga segera
menyatu. Apa yang menahan mereka? Ketika mereka mulai berubah, yang cinta jadi
benci dan yang benci jadi cinta, bagaimana menyelesaikannya? Dengan penyakit
yang ‘paling gampang didapat dan dihilangkan’, amnesia! Pemikiran itu sempat
aku anggap tidak logis ataupun realistis. Namun novel ini menawarkan hal yang
serupa dan cukup realitis. Dengan setting di pelosok Sukabumi yang tenang,
pemilihan nama karakter yang menurutku sangat Indonesia, I never thought I would find the one. Really love it! Pantas saja novel ini jadi pemenang pertama :D
Walaupun kekaguman dan
kecintaanku kepada Mahogany Hills menggunung, aku menemukan ada beberapa hal
kecil yang menganggu. Ada beberapa bagian yang sedikit rancu dan bertentangan.
Aku tidak menemukan dimama Jagad menyatakan langsung bahwa dia tidak pernah
sarapan kepada Paras dan aku bingung bagian wajah Jagad mana yang Nadia cium,
pipi atau bibir? Aku nggak tau kenapa hal-hal yang tidak-terlalu-penting-tapi-menganggu
itu bisa muncul. Apakah bagian itu hilang saat diedit atau malah tidak melewati
proses pengeditan sama sekali? Aku selalu penasaran apakah novel pemenang lomba
seperti ini diedit lagi atau nggak, ya paling nggak untuk koreksi tanda baca :O
At last, Mahogany Hills adalah sebuah novel yang sederhana. Sederhana
dalam gaya bahasan dan juga kisah cinta yang disampaikannya. Tanpa perlu basa
basi ataupun kalimat puitis. Less is more.
Mungkin ego manusia lah yang membuatnya menjadi rumit hehehe. Aku tidak
memberikan spoiler lebih lanjut. Biarkan kamu sendiri yang menemukan dan
menikmati kesederhanaan itu. Very
recommended! :D
No comments:
Post a Comment
Thanks for leave your comment :D