Prisca Primasari
203 Halaman
Grasindo, 2013 (cetakan pertama)
Rp. 43.000,-
Konichiwa! Selamat datang di Evergreen, kafe es krim penuh pelayan baik
hati, lagu The Beatles akan melengkapi hari-harimu. Tempat yang menghangatkan,
bahkan bagi seorang gadis pengeluh dan egois sepertimu, Rachel!
Di kafe itu, kau menemukan sebuah dunia baru, juga pelarian setelah dipecat dari pekerjaanmu. Menurutku itu bagus! Apa enaknya sih kerja jadi editor?
Namun, sebenarnya butuh berapa banyak kenangan dan sorbet stroberi untuk mengubah sifat egoismu? Atau yang kau butuhkan sebenarnya hanya kasih sayang? Mungkin dariku, si pemilik kafe? Hmmm?
Di kafe itu, kau menemukan sebuah dunia baru, juga pelarian setelah dipecat dari pekerjaanmu. Menurutku itu bagus! Apa enaknya sih kerja jadi editor?
Namun, sebenarnya butuh berapa banyak kenangan dan sorbet stroberi untuk mengubah sifat egoismu? Atau yang kau butuhkan sebenarnya hanya kasih sayang? Mungkin dariku, si pemilik kafe? Hmmm?
Evergreen adalah novel karya
Prisca Primasari kedua yang aku baca, setelah Paris: Aline. Di novel
sebelumnya, aku begitu menyukai gaya bahasanya yang membuat cerita begitu
mengalir. Aku juga berharap menemukan hal yang serupa di novel ini. Aku
sebenernya udah beli novel ini sejak lama, segera setelah denger kabar
terbitnya malahan. Tapi waktu itu berdekatan dengan bulan puasa dan katanya
novel ini punya tema kafe ice cream.
Aku menahan diri aja karena takut tergiur hehehehe. Aku juga agak ragu dengan
jumlah halamannya yang ‘sedikit’. Takut ceritanya kurang rame karena terlalu
singkat. Jangan-jangan ceritanya terlalu dipaksakan karena jumlah halamannya
tinggal sedikit lagi. Apakah aku benar soal itu? Let’s review it :D
Evergreen menceritakan tentang Rachel
yang baru saja dipecat dari Sekai Publishing. Mantan editor novel misteri itu
begitu putus asa. Dia terus-terusan mengeluh, memecahkan gelas yang ada sampai
berpikir untuk bunuh diri. Teman-temannya, Mei, Cho, Risa dan Akiko sudah
ratusan kali mendengar keluhannya itu. Mereka juga lelah menyuruh Rachel untuk mencari
pekerjaan baru karena Rachel terus mengeluh dan mengeluh. Mereka akhirnya tidak
mengacuhkannya. Rachel makin kesal mendapatkan perlakuan seperti itu. Di saat
itulah dia menemukan sebuah kafe ice
cream bernama Evergreen. Sorbet Stroberinya melelehkan rasa kesalnya.
Apalagi dengan senyuman dari para pelayannya, Fumio dan Gamma. Rachel terkagum-kagum
sekaligus heran dengan senyuman yang sangat tulus itu. Bagaimana mereka
melakukannya? Rasa penasarannya bertambah begitu bertemu dengan Yuya, pemilik
kafe tersebut, Kira, satu-satunya pelayan perempuan dan Tochiro-san, sang
pengunjung setia yang misterius. Yuya, yang biasa menjaga kasir, bisa melihat
bahwa perempuan cantik bermata biru itu sedang dalam masalah serius dan dia pun
menawarkan Rachel sebuah pekerjaan disana.
“Secara harfiah, evergreen berarti pohon yang selalu
berwarna hijau sepanjang tahun. Bisa pula diartikan selamanya. Aku ingin kafe
ini, juga orang-orang di dalamnya, bisa bersahabat selamanya, seperti cemara
yang tak pernah berubah warna.” – halaman 195
Evergreen begitu mengejutkan,
layaknya memakan berbagai rasa ice cream. Setiap rasa memiliki keunikan, plus
minus dan kenikmatannya tersendiri. Begitu pula dengan para tokohnya. Cerita tidak
hanya fokus pada Rachel yang pusing dengan masalahnya sendiri. Fumio, Gamma,
Kira, Yuya bahkan Tochiro-san juga punya cerita masing-masing yang tidak bisa
dibilang sepele. Walaupun cerita dimulai dengan sudut pandang dari Rachel, di
beberapa bagian Fumio mendapat ‘jatah’ sendiri. Dia menceritakan kisahnya yang
berjuang mencari ayahnya di Tokyo bersama adiknya yang sekarat, Toshi. Cerita
itu cukup menghubungkan dirinya dengan Rachel dan juga tokoh lainnya. Yah jadi
pantaslah cerita Fumio ini lebih banyak porsinya dibandingkan cerita dari tokoh
lainnya. Dengan membeberkan kisah masing-masing tokohnya, aku nggak nyangka
sama sekali akan menemukan benang penghubung bahkan twist. Luar biasa dan agak menegangkan
hahahaha :D
Sayangnya, tebakanku tentang
cerita yang dipaksakan itu sepertinya benar. Cerita kedekatan Rachel dan Yuya
mendadak muncul di akhir novel. Tak lama setelah itu ceritapun berakhir. Cerita
itu seolah hanya pemanis saja dan seolah ada pemikiran ‘cowok sama cewek kerja
bareng dan masa sih nggak ada yang cinlok sama sekali’ hehehehe. Tapi tak apa.
Karena tanpa cerita cinta antar lawan jenis, Evergreen sudah punya cerita cinta
lain yaitu antara kakak-adik, ayah-anak dan pertemanan yang tak kalah menarik
dan mengharukan :’)
“Memaafkan. Kata yang
lucu sekali, bukan? Sesuatu yang sulit diberikan. Padahal dengan melakukan itu,
berarti kita menyelamatkan hati kita sendiri. Pernahkan kau mendengar, bahwa
ketika kau memaafkan seseorang, kau membuka lagi pintu rumah yang sebelumnya
kau tutup rapat-rapat, yang telah membuat dirimu terperangkap dan kehabisan
nafas. Dan hidup.” – halaman 118
Selain masalah cerita, aku
bingung sendiri dengan pemilihan font
stylenya. Kenapa ya milih font style
kayak gini? Hurufnya sih jadi keliatan lucu dan berbeda. Tapi ukurannya yang
kecil agak membuatku pusing saat mulai membacanya. Tapi begitu aku tertarik dan
tenggelam ke dalam ceritanya, font style
itu tidak menganggu lagi koq. Dan untuk memilihan settingnya, aku kurang
merasakan ke-Jepang-annya. Tidak hal baru tentang Jepang yang aku temukan. Hal
yang baru mungkin hanya kosakata percakapan, yang sayangnya tidak dijelaskan
lewat footnotes secara lengkap :(
Yaaa, walaupun begitu, aku sangat
puas dengan Evergreen. Apalagi cerita cinta yang ditawarkan lebih mendalam dari
cerita cinta pada umumnya. Pesan yang bisa diambil menjadi pelajaran sangat
banyak dan bermakna. Oh iya, aku juga jadi pengen makan berbagai dessert, terutama wafel dan sorbet
hehehe. Recommended! :D
Walaupun ada beberapa kritik, tapi sepertinya bukunya menarik :p
ReplyDeleteAku tertarik juga dengan novel ini mbak. Em, kayaknya cukup seru dan nggak ketebak, ya? Tapi, masak nggak ada cinta-cintaannya sih Mbak?
ReplyDelete@Dian: cinta-cintaannya ada, tapi nggak banyak dan bukan hal yang utama.
ReplyDeleteHalooo, yang penasaran sama buku ini bisa beli buku punyaku, kujual dengan harga murah. Cek https://twitter.com/23rdProject/status/477284120205086720