Showing posts with label Grasindo. Show all posts
Showing posts with label Grasindo. Show all posts

Friday, April 15, 2016

99 Tips Jitu Jadi Freelancer Sukses Untuk Mahasiswa

Ery Yuni Wijianti & Dewi Anggiani
172 Halaman
Grasindo, 2015
Rp. 55.000,-

#1 Keuntungan Menjadi Freelancer
#2 Menangani Bermacam Tipe Klien
#3 Berkomunikasi Dengan Klien
#4 Isi Proposal yang Persuasif
#5 Membangun Jaringan
#6 Freelancer’s Tool
#7 Promosi Online and Offline
#8 Teknis Menjadi Freelancer
#9 Portofolio
#10 Menyusun Portofolio Digital
#11 Situs Untuk Penulis Lepas
#12 Situs Tempat Kerja Online
#13 Situs Untuk Blogger
#14 Cara Meningkatkan Honor
#15 Menyusun Kontrak Freelancer
DLL

Belakangan ini, aku melihat bekerja sebagai freelancer menjadi pilihan banyak orang. Tak terkecuali orang-orang yang kukenal. Aku tentu jadi penasaran, terlebih lagi soal informasi dasarnya. Aku harap isi buku 99 Tips Jitu Jadi Freelancer Sukses Untuk Mahasiswa bisa menjawab semua pertanyaanku. Now, let’s review it! :D

"Freelancer berarti tenaga lepas atau pekerja lepas. Orang yang bekerja secara freelance disebut freelancer. Mereka bekerja secara mandiri, tidak terikat pada satu perusahaan atau pemberi pekerjaan tertentu." - halaman i

99 Tips Jitu Jadi Freelancer Sukses Untuk Mahasiswa memuat 99 bagian yang membahas segala hal tentang freelancer. Pembahasan dimulai dari langkah awal menjadi freelancer (Keuntungan Menjadi Freelancer, Jadikan Rumah Tempat Kerja yang Produktif, dan Alasan Menjadi Freelancer), cara menghadapi klien (Klien Baik vs Buruk, Memaksimalkan Proposal untuk Mendapatkan Klien, dan Merawat Kontak), hal-hal yang mendukung karir freelancer (Desain Kartu Nama, Atur Jadwal, dan Pilih Koneksi Internet), membuat portofolio (Bangun Portofolio, Menyusun Portofolio Digital, dan Contoh Portofolio dan CV), berbagai pilihan karir freelancer (Copywriter, Twitter Buzzer, Desain Grafis, dan Penyiar Radio), situs-situs penyedia pekerjaan untuk freelancer (Situs untuk Para Penulis Lepas, Jaringan dan Program Afiliasi, dan Program Media Sosial), masalah yang sering dialami freelancer beserta solusinya (Kecanduan Kafein dan Nikotin, Masalah Keuangan dan Solusinya, dan Atasi Carpal Tunnel Syndrome) dan hal lainnya yang perlu dipertahankan oleh freelancer aktif (Cara Meningkatkan Honor, Menagih Pembayaran, dan Syarat-Syarat Kontrak Kerja).

Monday, January 25, 2016

[Blog Tour] Hello After Goodbye – Review



Haloooo! Too Early menjadi host untuk blog tour novel Hello After Goodbye. Novel debut Dhamala Shobita ini adalah salah satu pemenang pilihan Publisher Search for Authors #3 (PSA #3) untuk kategori Fiksi Dewasa. Panasaran sama ceritanya? Sebelum ikut giveaway-nya, baca review-nya dulu di bawah ini :D

Dhamala Shobita
202 Halaman
Grasindo, Desember 2015

"Menurutmu, ada berapa banyak orang yang dapat bertemu kembali dengan orang yang mereka sayangi setelah perpisahan?"

*

Ada dual hal yang membuat Hana kembali ke Korea Selatan. Pertama, menemukan ayahnya. Kedua, menemukan mantan kekasihnya – Jung Dae-Han. Pada kenyataannya, tidak mudah bagi Hana untuk menemukan keduanya.

Pencarian semakin terasa sulit ketika Jung Dae-Han dengan sengaja menghindari Hana. Di tengah permainan kucing dan anjing di antara keduanya, dan pencarian ayahnya, seorang laki-laki asing bernama Seo Hyun-Woo malah mengulurkan tangannya untuk membantu Hana.

Apakah Hana akan menemukan apa yang dicarinya bersama Hyun-Woo? Akankah Hana menjadi salah satu dari sekian banyak orang yang dapat bertemu kembali dengan orang-orang yang terpisah darinya?

Cukup lama penasaran dengan novel-novel pemenang PSA #3. Tidak hanya karena cover-nya unik, aku ingin tahu bagaimana para penulis mengeksplor cerita ber-setting Korea Selatan itu. Akhirnya aku berjodoh dengan Hello After Goodbye ini. Now, let’s review it! :D

"Berbahagialah, Hana. Berbahagia dan maafkan dirimu. Dengan begitu kau akan mendapat jawaban dengan lebih mudah." – halaman 42

Kim Hana mendapatkan kabar mantan kekasihnya, Jung Dae-Han, kembali ke Korea Selatan setelah menghilang selama dua tahun. Butuh waktu cukup lama bagi Hana untuk memantapkan diri dan terbang ke Seoul. Selain mencari Dae-Han dan menginginkan penjelasan tentang hubungan mereka yang berakhir mendadak, Hana juga mencari ayahnya. Kamilla, ibunya, bilang ayah Hana sudah punya keluarga baru. Berbekal alamat dari surat dan hadiah yang dia terima tiap tahun, Hana memulai perjalanannya.

Pencarian Hana akan ayahnya menemukan jalan buntu. Alamat asal surat itu malah membawanya ke rumah Dae-Han. Walaupun berhasil menemukan Dae-Han, laki-laki itu jelas-jelas menghindarinya. Hana yakin Dae-Han kini membencinya. Tapi Hana tidak mau menyerah. Di usaha selanjutnya, Hana mendapat teman perjalanan, Seo Hyun-Woo. Tak disangka, laki-laki yang cerewet dan suka ikut campur itu bisa membuat Hana menemukan kedua orang yang penting dalam hidupnya.

Saturday, October 24, 2015

Seruak

Vinca Callista
434 halaman
Grasindo, 2014
Rp. 65.000,-

Mau tak mau, Bonie harus berurusan dengan teman-teman barunya di Desa Angsawengi. Macam-macam pribadi, dari anak yang sangat menyenangkan sampai yang selalu menyebalkan, berinteraksi di rumah yang sama, karena kelompok mahasiswa ini sedang menjalani program Kuliah Kerja Nyata. Di kelompok anak muda ini hadir Arbil Radeagati – seorang aktor muda yang bermaksud melarikan diri dari tekanan keluarganya, penyakit yang menggerogoti jiwanya. Dan ada pula Mada Giorafsan, sahabat masa kecilnya yang mengetahui betapa Bonie tumbuh dari masa lalu yang gelap dan menjijikan.

Pada awalnya, hubungan di antara kesebelas pribadi ini hanya seputar program kerja di desa serta perkembangan chemistry yang bercabang jadi persahabatan dan permusuhan. Namun, nyatanya Desa Angsawengi terlalu terkonsep. Ada orang-orang yang sengaja menakut-nakuti mereka, sistem kehidupan di sana lama-lama jadi mencekam jiwa Bonie dan kawan-kawan. Tidak ada remaja yang tinggal di sana, malah ada kawanan anjing besar yang sering kali muncul bersama anak kecil berkepala botak, ada pula pria misterius yang selalu mengganggu dengan mesin pemotong rumputnya. Anak-anak ini terus diteror oleh penguakan rahasia yang menggiring mereka ke misteri yang nyatanya melibatkan pribadi Bonie.

Membeli Seruak adalah keputusan yang cukup berani. Jumlah halaman yang lumayan dan genre-nya belum terlalu populer. Namun, gelar Publisher Searching for Author (PSA) dan nama penulisnya membuatku optimis dengan ceritanya. Now, let’s review it :D

"Baru identik dengan kesan menarik. Tempat baru. Teman baru. Tebakan baru. Menarik untuk dicari tahu, atau menarik untuk dibiarkan begitu saja karena cukup tahu." – halaman 22

Bonie pergi melakukan Kuliah Kerja Nyata ke Desa Angsawengi bersama sepuluh mahasiswa dari berbagai jurusan dan mempunyai macam-macam kepribadian. Ada Jiana Aryon yang juga presenter acara musik dan tak segan mengeluarkan pendapat, Natanina dengan ciri khas bibir merah dan setipe dengan Jiana, Fabryan Sadamelik yang kocak dan menyenangkan, India Catur yang disebut-sebut mempunyai indera keenam, Arbil Radeagati yang muak dengan efek kepopulerannya sebagai aktor, Chamae Trileon yang jago memasak, Dwi Dwayanto si ketua koordinator yang suka seenaknya, Firsta Lula yang manja dan tak henti menyombongkan kekayaan keluarga, Mada Giorafsan yang lekat dengan kamera, dan pacar Mada, Kalima Faye, yang cermat mengamati kegiatan dan teman-teman barunya dengan ilmu Psilokog.

Hari-hari awal mereka di Desa Angsawengi menjadi ajang saling beradaptasi dengan orang-orang baru yang ternyata punya sejarah panjang. Pertemanan lama Bonie dan Mada membuat Faye cemburu. Apalagi saat Nina menanyakan kesetiaan Mada padanya. Lalu ada Fabryan yang sudah punya pacar tapi sangat tertarik dengan Nina. Sedangkan India dan Lula yang diam-diam menyukai Fabryan dan membenci keakraban cowok itu dengan Jiana. Arbi lebih sering menyendiri tapi tak luput dari perhatian Chamea dan Bonie. Banyak masalah lain yang menghambat perumusan program kerja mereka dan membuat suasana mencekam. Kunjungan mendadak ke acara Kenduri Sang Kepala Desa, bertemu nenek bergolok yang tinggal di pinggir hutan, diserang kawanan anjing ganas yang dipimpin seorang bocah, dan muncul informasi-informasi membingungkan yang berpotensi mengancam mereka sendiri.

Friday, July 3, 2015

Take Off My Red Shoes – Review

Halooo, ini adalah bagian kedua dari pembahasan Take Off My Red Shoes, novel terbaru dari Nay Sharaya. Pagi tadi, aku sudah berbagi wawancara singkatku dengan penulis bersangkutan. Sekarang saatnya bahas isi novel yang terinspirasi dongeng klasik berjudul ‘Sepatu Merah’ karya Hans Christian Andersen. Jangan lupa ikuti giveaway-nya yang akan dibuka sore nanti :)

Nay Sharaya
240 Halaman
Grasindo, Juni 2015
Rp. 58.000,-

Atha
Aku hanyalah seorang gadis yang terlalu lama memendam kesunyian. Hanya dua hal yang paling kuinginkan dalam hidupku. Mendapat tempat yang sama seperti Alia, saudara kembarku. Dan mendapat perhatian dari Ares, kakakku yang sempurna. Aku tak pernah ingin menyingkirkan siapa pun.

Alia
Aku memiliki semuanya. Memiliki semua yang tak dimiliki Atha. Mama dan Ares menyayangiku lebih dari segalanya. Tapi, ada seseorang. Dia satu-satunya orang yang selalu berada di samping Atha. Apakah salah jika aku ingin memilikinya juga?

Ares
Aku menyayangi kedua adikku dengan caraku sendiri. Dengan cara yang salah. Saat aku menyadarinya, semuanya sudah terlambat. Salah satu dari mereka menempuh jalannya sendiri dan akhirnya tersesat.

Kegan
Ada seseorang yang mengacaukan pikiranku. Seorang gadis bersepatu merah yang aneh. Kau tak akan pernah tahu apa yang ada dalam pikirannya. Tapi yang kutahu, sejak awal mengenalnya, matanya tak pernah berhenti menatap Ares, kakak lelakinya yang sekaligus adalah sahabatku sendiri.

Take Off My Red Shoes sudah masuk daftar buku yang akan aku beli bulan kemaren. Aku tertarik dengan judulnya yang panjang (?) dan warna cover-nya yang cukup mencolok. Tak disangka sang penulis menawariku untuk me-review buku tersebut, jadi aku dapet gratisan hehehe. Now, let’s review it :D

"Karena merah selalu terlihat menarik. Selalu menonjol di manapun dia berada dan kamu nggak perlu kesulitan nemuin dia walaupun berada di tengah-tengah orang asing." – halaman 32

Atha dan Alia adalah sepasang saudari kembar yang memiliki warna kulit dan gaya rambut yang berbeda. Hobi mereka juga berbeda. Atha lebih suka membaca buku sedangkan Alia pandai menari. Sejak kecil mereka tinggal di sebuah panti asuhan sampai akhirnya diadopsi oleh sepasang suami istri. Pada awalnya mereka hanya ingin mengadopsi Alia untuk menjadi teman main Ares, anak laki-laki mereka. Tapi karena tak bisa dipisahkan, Atha akhirnya ikut serta. Atha sempat berpikir terpilihnya Alia disebabkan oleh sepatu berwarna merah yang dipakainya. Atha jadi menyenangi warna itu, terutama dalam bentuk sepatu.

Saat mereka menginjak bangku SMA, Atha masih terobsesi dengan sepatu berwarna merah. Dia ingin membeli sepasang sepatu baru dengan warna tersebut. Dia membutuhkannya dengan harapan Ares akan dekat dan mengajaknya jalan-jalan, seperti yang selalu dia lakukan bersama Alia. Tapi mama angkatnya tidak menyetujuinya, apalagi melihat barang merah Atha sudah terlalu banyak. Atha mendapatkan solusinya saat melihat kelompok cheerleader sekolahnya menggunakan sepatu merah setiap penampilan. Kegan, tetangga dan sahabat Ares, menganggap ide itu menggelikan tapi membantu Atha mengikuti audisi cheerleader. Perlahan Kegan sadar bahwa Atha tidak diperlakukan sebaik Alia oleh keluarganya. Dia bingung kenapa tidak seorang pun menyadari hal tersebut.

Wednesday, April 29, 2015

Metropolis

Windry Ramadhina
354 Halaman
Grasindo, 2013
Rp. 55.000,-

Setiap kota punya sisi gelap dan di sana mereka—mafia—berpesta.
Bram, polisi muda yang cerdas, anak seorang pecandu yang mati dibunuh pengedar. Miaa, perempuan misterius yang tidak pernah memiliki ayah. Johan, laki-laki yang lahir di kalangan mafia dan punya banyak piutang nyawa. Indira, perempuan berhati bersih, orang yang salah di tempat yang salah.

Keempatnya tenggelam dalam kegelapan metropolis, di tengah-tengah konflik antargeng pengedar narkotika Jakarta. Tapi, mereka tidak hitam, bukan pula putih sepenuhnya. Mereka manusia biasa yang punya ambisi, memendam niat buruk, melakukan kesalahan, serta merasakan benci dan cinta.

Sebenarnya bulan ini untuk tantangan membaca author wish-list, aku berencana membaca karya John Green. Tapi di Pittimos, buku-bukunya selalu dalam status dipinjam atau telat dikembalikan. Sangat membuatku kesal!Aku lewati saja dan mengambil karya penulis lain, Metropolis. Buku ini jadi semacam pembuka untuk bacaanku di bulan Mei yang bakal seputar action, thriller, misteri, pokoknya jauh dari kisah cinta berbunga-bunga. Now, let’s review it :D

"Hanya tersisa empat dari dua belas, Blur! Waktu kalian tidak banyak!" – halaman 49

Satu persatu pemimpin Sindikat 12, kelompok penguasa perdagangan narkotika di Jakarta, mati mengenaskan. Semula, mereka duga ini adalah perseteruan biasa antara penguasa wilayah 11 dan 10. Tapi kemudian kematian selanjutnya muncul dan mengisyaratkan sebuah pembunuhan berantai. Agusta Bram, Inspektur Sat Reserse Narkotika Polda Metro Jaya, menyelidiki kasus tersebut bersama asistennya, Erik. Bram tidak bisa dibilang polisi jujur karena dia kerap barter informasi dengan Ferry Saada, penguasa baru wilayah 10. Dia juga tak segan melanggar pedoman untuk mendapatan bukti yang lebih besar. Langkahnya agak tertahan dengan kehadiran Burhan D. Saputra, sebagai atasan barunya.

Bram berada di lokasi kejadian saat pembunuhan selanjutnya terjadi. Dia sempat mengikuti sang pelaku lalu bertemu dengan Miaa. Perempuan yang merupakan mantan polisi itu melakukan penyelidikan yang hampir sama dengan Bram. Dia selalu selangkah lebih maju dari Bram karena mendapat informasi dari seseorang yang menggunakan nama frank_sinatra13. Informasi itu membawanya kepada Aretha dan Johan. Ancaman yang Johan keluarkan memaksa Miaa menjadi sekutunya. Tapi Johan tidak sekuat yang dibayangkan. Dia beberapa kali harus meminta bantuan dari Indira.

Saturday, February 14, 2015

Fira dan Hafez

Fira Basuki
248 halaman
Grasindo, September 2013 (cetakan kedua)
Rp. 62.000,-

Tidak ada lagi yang bisa saya tambahkan tanpa mengurangi fokus buku ini. Buku ini bisa memuaskan kehausan orang akan cerita yang bagus. Ia menjadi inspirasi pada keindahan kehidupan yang disertai ketegaran dan perspektif yang utuh. Paling penting, buku ini mengajar kita tentang cinta. Fira mengutip kata-kata Robindranath Togore, "Love is an endless mystery, for it has nothing else to explain it"
Wimar Witoelar

Mbak Fira sosok yang menjadi inspirasi wanita smart, fun, dan fearless buat kamis Finalis FFF 2006. Kami mencintai Mbak Fira. […] Mbak Fira adalah sosok yang kuat, karena tidak semua wanita bisa sekuat Mbak Fira menghadapi semuanya yang dialami Mbak Fira. Kami bangga sama Mbak Fira. We always love you mbak Firaku sayang …
Sandra Dewi

I think it’s very deep, intimate, touchy yet beautiful love story. Makes me learn about love and never take granted what we have right now. And another lesson to learn is to learn the word ‘ikhlas’ – very powerful work.
Melaney Ricardo Lynch

Buku ini membuat saya lebih mengenal lagi MEREKA. Orang BAIK meninggalkan KEBAIKAN. Saya percaya betul itu. tentu ada keKUATan yang disiapkan Hafez untuk orang tercintanya. Itu yang terbesar yg saya RASAkan dari buku ini.
Alvin Adam – JustAlvin

Terlalu pilu untuk kulanjutkan. Bermula dari sering crita di Raudhah yg sudah bikin hatiku bergetar, karena aku pun pernah berdoa di sana, kencang, bergantung, berharap. Sampai pada detik-detik terakhir yang buat ku sendu sampai ulu hati.
Ayu Dewi

Saya kira cinta sejati hanya ada di film … ternyata ini nyata adanya. Sangat mengharukan.
Ivan Gunawan

Aku agak kaget menemukan buku Fira dan Hafez di salah satu toko buku diskon langgananku. Buku itu tidak punya sinopsis yang jelas, hanya komentar beberapa public figure. Walaupun begitu aku bisa membayangkan isinya dari tweet-tweet sang penulis yang rajin muncul di timeline-ku. Setahun kemudian ada kabar buku itu akan difilmkan. Aku jadi tertarik buat baca bukunya sebelum nonton filmnya (classic me). Tapi bukunya terbilang sudah langka dan sepertinya tidak ada tempat dan orang yang bisa aku minta pinjam. Untungnya dan hebatnya, tak lama kemudian aku mendapatkan buku tersebut secara cuma-cuma dari editor penerbit yang bersangkutan di Workshop Tulis Nusantara 2014. I was so lucky! Now, let’s review it :D

"Saya menangis di hari Hafez meninggal dan dimakamkan di hadapan banyak orang. Setelah itu, saya menyimpan air mata saya di hadapan umum, kebanyakan hanya menangis di depan para sahabat atau dalam kesendirian saya. Air mata yang tidak tampak di hadapan manusia, bukan berarti tak mencerminkan kepedihan hati penuh rasa." – halaman 99

Fira Basuki menuliskan perjalanan cintanya dengan Hafez Agung Baskoro. Status Fira sebagai janda beranak satu dan perbedaan usia 11 tahun tidak menghalangi mereka untuk menikah. Namun, di usia pernikahan baru menginjak 3-4 bulan dan Fira tengah hamil, Hafez tiba-tiba koma dan akhirnya meninggal dunia. Fira menuliskan semua pengalaman dan perasaan itu dalam 27 bab (Akhirnya, Saya Menulis Ini, The One, Saya Merenung, Masa Kecil Saya, Saya dan Menulis, Masa Kecil Hafez, Hafez dan Musik, Foto, dan Film, Awal Pertemuan Kami, Sigaraning Nyawa, I Do, Hamil, Tanda-Tanda, Hafez Kembali ke Allah, Dan Saya Menangis, Ada Apa dengan Jumat?, Ada Apa dengan Hujan?, Syaza, Guru Saya, Belajar Sabar, Kiad, Si Kuat, Tuhan Mahabaik, Ohana, Berbagi, Pondok Al-Hafez, Seribu Tahun dan Janji Abadi, Kata Mereka, Lampiran Cerita Pendek dan Tentang CD: Love You So Much By Tantry). Buku ini dilengkapi CD yang berisikan lagu berjudul ‘Love You So Much’ karya Tantry, yang merupakan adik kandung Hafez.


Saturday, October 12, 2013

(Jurnal) Menulis Cara Gue!

Primadonna Angela
216 Halaman
Gramedia Widiasarana Indonesia, September 2013
Rp. 35.000,-

Resep paling jitu untuk menulis novel, cerpen atau puisi cuma satu: mulailah menulis. Ide-ide terbang rendah, inspirasi bermain-main mengelilingimu. Tengoklah mereka dan rekamlah itu dalam tulisan-tulisanmu. Buku ini salah satu cara untuk membuktikan bahwa: menulis “is absolutely fun activity”.

Di dalam buku ini, kamu bisa berkreasi sebebas-bebasnya, dengan dipandu oleh gagasan-gagasan kreatif dari Primadonna Angela.

Yuk, tulisakan semua ide sekarang juga.

Siapa yang nggak kenal atau tau dengan karya Primadonna Angela? Penulis yang selalu kultwit dengan hashtag #nulisyuk ini adalah seorang penulis yang cukup produktif. Pernah dalam satu bulan, dua novelnya yang bergenre teenlit terbit secara bersamaan atau novel lamanya di cetak ulang dalam cover yang berbeda. Novel barunya itu tiba-tiba saja muncul di timeline dan rak toko buku. Aku jelas kaget sekaligus kagum. Selama aku follow akun Twitternya, tidak ada gembar-gembor dia sedang menulis sesuatu sampai membocorkan plot, nama tokoh atau judul. Paling informasi dirinya telah mengedit atau menulis sesuai target dan memutuskan untuk istirahat dan memanjakan diri sejenak.  Selain itu yang aku temukan adalah kegiatannya mengasuh anak, perhatiannya pada topik-topik tertentu yang sedang hangat, memberikan tips dan motivasi tentang menulis.

Lalu di akhir bulan September, tiba-tiba info terbitnya (Jurnal) Menulis Cara Gue muncul di timeline aku. Awalnya aku pikir (Jurnal) Menulis Cara Gue adalah buku tentang cara menulis. Wah, aku sangat tertarik untuk membeli. Aku ingin tau apa yang membedakan buku ini dengan buku-buku tentang menulis yang sudah aku baca. Untung banget buku ini sudah tersedia di Rumah Buku (dapet diskon pula sampe 25%). Begitu sampe rumah, aku langsung membuka sampul plastiknya dan membaliknya tiap halaman.



Isinya kosong.


Karena buku berwarna orange ini bukanlah sebuah buku tentang menulis. Buku ini benar-benar seperti judulnya, sebuah jurnal. Di halaman daftar isi di jelaskan bahwa ‘buku ini merupakan jurnal pribadi, tempat kamu menuliskan ide dan inspirasimu’.

Kecewa kah aku?

Sempat sih. Tapi lama-lama, aku memang butuh sebuah jurnal untuk menuliskan setiap ide yang muncul tanpa pandang waktu. Aku selama ini menulis di jurnal yang bercampur dengan catatan kuliah, corat-coret iseng dan hal lain yang tidak ada hubungannya dengan menulis fiksi. Mungkin aku memang butuh sebuah jurnal khusus.

Halaman-halaman tersebut ternyata tidak sepenuhnya kosong. Ada sebuah kalimat di bagian atasnya. Setiap kalimat berbeda di setiap halamannya. Tidak hanya memotivasi kita untuk menulis, beberapa bahkan memberitahu kita cara menulis paparan, menanggapi kritikan, tetap belajar dan menjadi penulis yang rendah hati. Berikut ini adalah beberapa kalimat yang aku suka ;)







Di bagian belakang ada tiga lampiran tentang dunia tulis-menulis, yaitu ‘Empat Langkah Memoles Naskah’, ‘Lima Jurus Memikat Editor’ dan ‘Bagaimana Memilih Penerbit Yang Tepat’. Ketiganya cukup singkat. Karena kita tidak harus pusing memikirkan hal itu dulu. Sekarang yang harus kita lakukan ada menulis sampai selesai.


At last, (Jurnal) Menulis Cara Gue adalah tempat yang tepat untuk menuangkan ide dan inspirasimu. Kalimat-kalimat motivasinya terus mengingatkan apa tujuan kamu menulis dan juga membangkitkan semangatnya. Bawalah kemanapun kamu pergi (I do) dan hati-hati jangan sampai hilang ya hehehe. Recommended!


Monday, October 7, 2013

Evergreen

Prisca Primasari
203 Halaman
Grasindo, 2013 (cetakan pertama)
Rp. 43.000,-

Konichiwa! Selamat datang di Evergreen, kafe es krim penuh pelayan baik hati, lagu The Beatles akan melengkapi hari-harimu. Tempat yang menghangatkan, bahkan bagi seorang gadis pengeluh dan egois sepertimu, Rachel!

Di kafe itu, kau menemukan sebuah dunia baru, juga pelarian setelah dipecat dari pekerjaanmu. Menurutku itu bagus! Apa enaknya sih kerja jadi editor?

Namun, sebenarnya butuh berapa banyak kenangan dan sorbet stroberi untuk mengubah sifat egoismu? Atau yang kau butuhkan sebenarnya hanya kasih sayang? Mungkin dariku, si pemilik kafe? Hmmm?

Evergreen adalah novel karya Prisca Primasari kedua yang aku baca, setelah Paris: Aline. Di novel sebelumnya, aku begitu menyukai gaya bahasanya yang membuat cerita begitu mengalir. Aku juga berharap menemukan hal yang serupa di novel ini. Aku sebenernya udah beli novel ini sejak lama, segera setelah denger kabar terbitnya malahan. Tapi waktu itu berdekatan dengan bulan puasa dan katanya novel ini punya tema kafe ice cream. Aku menahan diri aja karena takut tergiur hehehehe. Aku juga agak ragu dengan jumlah halamannya yang ‘sedikit’. Takut ceritanya kurang rame karena terlalu singkat. Jangan-jangan ceritanya terlalu dipaksakan karena jumlah halamannya tinggal sedikit lagi. Apakah aku benar soal itu? Let’s review it :D

Evergreen menceritakan tentang Rachel yang baru saja dipecat dari Sekai Publishing. Mantan editor novel misteri itu begitu putus asa. Dia terus-terusan mengeluh, memecahkan gelas yang ada sampai berpikir untuk bunuh diri. Teman-temannya, Mei, Cho, Risa dan Akiko sudah ratusan kali mendengar keluhannya itu. Mereka juga lelah menyuruh Rachel untuk mencari pekerjaan baru karena Rachel terus mengeluh dan mengeluh. Mereka akhirnya tidak mengacuhkannya. Rachel makin kesal mendapatkan perlakuan seperti itu. Di saat itulah dia menemukan sebuah kafe ice cream bernama Evergreen. Sorbet Stroberinya melelehkan rasa kesalnya. Apalagi dengan senyuman dari para pelayannya, Fumio dan Gamma. Rachel terkagum-kagum sekaligus heran dengan senyuman yang sangat tulus itu. Bagaimana mereka melakukannya? Rasa penasarannya bertambah begitu bertemu dengan Yuya, pemilik kafe tersebut, Kira, satu-satunya pelayan perempuan dan Tochiro-san, sang pengunjung setia yang misterius. Yuya, yang biasa menjaga kasir, bisa melihat bahwa perempuan cantik bermata biru itu sedang dalam masalah serius dan dia pun menawarkan Rachel sebuah pekerjaan disana.

“Secara harfiah, evergreen berarti pohon yang selalu berwarna hijau sepanjang tahun. Bisa pula diartikan selamanya. Aku ingin kafe ini, juga orang-orang di dalamnya, bisa bersahabat selamanya, seperti cemara yang tak pernah berubah warna.” – halaman 195

Evergreen begitu mengejutkan, layaknya memakan berbagai rasa ice cream. Setiap rasa memiliki keunikan, plus minus dan kenikmatannya tersendiri. Begitu pula dengan para tokohnya. Cerita tidak hanya fokus pada Rachel yang pusing dengan masalahnya sendiri. Fumio, Gamma, Kira, Yuya bahkan Tochiro-san juga punya cerita masing-masing yang tidak bisa dibilang sepele. Walaupun cerita dimulai dengan sudut pandang dari Rachel, di beberapa bagian Fumio mendapat ‘jatah’ sendiri. Dia menceritakan kisahnya yang berjuang mencari ayahnya di Tokyo bersama adiknya yang sekarat, Toshi. Cerita itu cukup menghubungkan dirinya dengan Rachel dan juga tokoh lainnya. Yah jadi pantaslah cerita Fumio ini lebih banyak porsinya dibandingkan cerita dari tokoh lainnya. Dengan membeberkan kisah masing-masing tokohnya, aku nggak nyangka sama sekali akan menemukan benang penghubung bahkan twist. Luar biasa dan agak menegangkan hahahaha :D

Sayangnya, tebakanku tentang cerita yang dipaksakan itu sepertinya benar. Cerita kedekatan Rachel dan Yuya mendadak muncul di akhir novel. Tak lama setelah itu ceritapun berakhir. Cerita itu seolah hanya pemanis saja dan seolah ada pemikiran ‘cowok sama cewek kerja bareng dan masa sih nggak ada yang cinlok sama sekali’ hehehehe. Tapi tak apa. Karena tanpa cerita cinta antar lawan jenis, Evergreen sudah punya cerita cinta lain yaitu antara kakak-adik, ayah-anak dan pertemanan yang tak kalah menarik dan mengharukan :’)


“Memaafkan. Kata yang lucu sekali, bukan? Sesuatu yang sulit diberikan. Padahal dengan melakukan itu, berarti kita menyelamatkan hati kita sendiri. Pernahkan kau mendengar, bahwa ketika kau memaafkan seseorang, kau membuka lagi pintu rumah yang sebelumnya kau tutup rapat-rapat, yang telah membuat dirimu terperangkap dan kehabisan nafas. Dan hidup.” – halaman 118

Selain masalah cerita, aku bingung sendiri dengan pemilihan font stylenya. Kenapa ya milih font style kayak gini? Hurufnya sih jadi keliatan lucu dan berbeda. Tapi ukurannya yang kecil agak membuatku pusing saat mulai membacanya. Tapi begitu aku tertarik dan tenggelam ke dalam ceritanya, font style itu tidak menganggu lagi koq. Dan untuk memilihan settingnya, aku kurang merasakan ke-Jepang-annya. Tidak hal baru tentang Jepang yang aku temukan. Hal yang baru mungkin hanya kosakata percakapan, yang sayangnya tidak dijelaskan lewat footnotes secara lengkap :(

Yaaa, walaupun begitu, aku sangat puas dengan Evergreen. Apalagi cerita cinta yang ditawarkan lebih mendalam dari cerita cinta pada umumnya. Pesan yang bisa diambil menjadi pelajaran sangat banyak dan bermakna. Oh iya, aku juga jadi pengen makan berbagai dessert, terutama wafel dan sorbet hehehe. Recommended! :D