Amanda Inez
220 Halaman
Gagas Media, Juni 2013
Rp. 43.000,-
Tuan Putri,
Kita berasal dari tempat yang berbeda.
Aku berasal dari Amerika, sementara dirimu gadis Indonesia penyuka bunga matahari. Kita dipertemukan oleh surat-surat dan kartu pos dari ibumu yang berhasil diselamatkan dari sebuah Kantor Pos yang terbakar. Setelah itu, hari-hari kita lebih berwarna, meski matamu hanya melihat kegelapan.
Namun kini, aku bahkan tak bisa melihatmu tersenyum. Dirimu disekap tidur panjang tanpa tahu kapan akan membuka mata.
Aku merindukanmu, Putri. Kumohon, bangunlah!
Kita berasal dari tempat yang berbeda.
Aku berasal dari Amerika, sementara dirimu gadis Indonesia penyuka bunga matahari. Kita dipertemukan oleh surat-surat dan kartu pos dari ibumu yang berhasil diselamatkan dari sebuah Kantor Pos yang terbakar. Setelah itu, hari-hari kita lebih berwarna, meski matamu hanya melihat kegelapan.
Namun kini, aku bahkan tak bisa melihatmu tersenyum. Dirimu disekap tidur panjang tanpa tahu kapan akan membuka mata.
Aku merindukanmu, Putri. Kumohon, bangunlah!
Tidak ada yang tidak tertarik
membeli Beauty Sleep ketika melihat cover-nya.
Ternyata cover sesungguhnya berwarna
biru dengan hiasan perak, bukan putih kekusaman. Hal unik itulah yang membuat
aku pengen membeli dan membaca novel ini. Tapi lagi-lagi ada banyak novel yang
lebih menarik dari Beauty Sleep (lihat review-review sebelumnya untuk
mengetahui judul-judulnya). Tapi kemudian, judul Beauty Sleep muncul di kocokan
buku (aku ngocok judul-judul novel yang belum terbaca saking bingungnya mau baca
yang mana). Akhirnya kesampean deeeeh. Langsung review aja yuk :D Beauty Sleep - Amanda Inez reviewed by Dhyn Hanarun
Beauty Sleep menceritakan seorang
‘Aku’ yang biasa dipanggil si Bodoh. ‘Aku’ menulis banyak surat yang menceritakan
hidupnya. ‘Aku’ memulainya dari kehidupannya di sebuah panti asuhan di Amerika
Utara, pertemanannya dengan Zack, pilihannya untuk pergi dan bekerja di
Indonesia dan bertemu dengan seorang gadis buta yang disebutnya sebagai Tuan
Putri. Menurut surat-surat tersebut, Tuan Putri sudah tertidur cukup lama dan
membuat ‘Aku’ frustrasi. ‘Aku’ lalu kembali menulis masa-masa Tuan Putri
sebelum tertidur panjang, saat ‘Aku’ membacakan buku atau surat, menemani ke
gereja dan menemukan Tuan Putri larut
dalam kesedihannya sendiri. Di setiap akhir tulisannya, ‘Aku’ selalu berharap
Tuan Putri akan segera bangun dan menghadapi hidup lebih kuat lagi. Beauty Sleep - Amanda Inez reviewed by Dhyn Hanarun
“Bahagia adalah
pilihan. Tak peduli di mana pun aku berada, aku bisa saja merasa sedih dan
tertekan. Namun, setelah itu, aku belajar bagaimana menerima segala sesuatu apa
adanya. Aku tidak lagi ingin menyiksa diriku sendiri. Bahagia adalah saat kau
membuat segala yang punya menjadi yang terbaik.” – halaman 31
Dengan menggunakan sudut pandang
orang kedua, Beauty Sleep ternyata sangat menarik dan bahkan terkesan seperti
novel karya luar. Tokoh ‘Aku’ perlahan-lahan memberitahu kita siapa dirinya dan
apa yang sebenarnya terjadi pada Tuan Putri. Nama mereka berdua bahkan baru
diketahui di bab terakhir. Gaya bercerita seperti ini bikin aku pengen terus
membaca dan menyelesaikan novel ini. Apalagi didukung dengan gaya bahasa yang
mengalir dan pilihan kata yang sederhana tapi tetep ngena. Kamu mungkin masih
bingung dengan plotnya sendiri. Apalagi aku tidak memberikan banyak hal menarik
dari sinopsis Beauty Sleep di atas itu. Karena, kalo aku membocorkan beberapa
kejadian, yaaa sama aja kayak aku ngasih spoiler
dong hehehe. Trust me, it’s better that
way :p Beauty Sleep - Amanda Inez reviewed by Dhyn Hanarun
Sayangnya, gaya bercerita seperti
itu ternyata punya kelemahan yang cukup fatal. Konfliknya tidak terasa sama
sekali. Ya, datar aja gitu kerasanya. Ini mungkin karena ceritanya
berloncat-loncat, tergantung topik yang si ‘Aku’ pilih. Kekurangan lain adalah the infamous typo! Selain itu, ada
beberapa kalimat yang terasa rancu dan kayaknya belum selesai. Contohnya, coba
lihat quote yang aku simpan setelah sinopsis di atas. Can you spot the mistake? :)) Beauty Sleep - Amanda Inez reviewed by Dhyn Hanarun
Yaa, walaupun begitu, Beauty Sleep
bukanlah debut yang mengecewakan dari Amanda Inez. Cerita dan cara
menyampaikannya sangat unik. Dan untuk pertama kalinya, aku merasa blurb bukunya pas dengan isi cerita
hehehehe. Why don’t you try to read it
too? :D Beauty Sleep - Amanda Inez reviewed by Dhyn Hanarun
Ratingnya lumayan tinggi di Goodreads. Jadi penasaran pengen 'nyicipin' debut Amanda Inez ini. :)
ReplyDelete