Lessons Learnt #6: #KepoinPenulis bersama Riawani Elyta

by - 3:30 PM

Selain acara tanya jawab penulis dan pembacanya bernama #TanyaPenulis dari penerbit Gagas Media, Bukune juga punya program yang serupa bernama #KepoinPenulis. Karena kedua penerbit ini punya hubungan sangat dekat (kayak adek kakak gitu), programnya juga punya teknis yang sama. Sebelumnya pembaca diminta untuk mengajukan pertanyaan lewat akun Twitter milik penerbit, @Bukune dengan menyertakan hashtag penulis yang bersangkutan. Lalu penulis tersebut akan memilih beberapa pertanyaan untuk dijawab dalam sebuah video. Baca post sebelumnya di sini. Lalu mari lanjut ke penulis selanjutnya ;)

Penulis kedelapan
Riawani Elyta (@RiawaniElyta)
Buku karyanya yang udah aku baca:
Belum ada hehehe. Tapi aku tertarik untuk baca First Time in Beijing, yang masuk seri STPC dari Bukune ;)

The question:
00:55
@d_nurr1m
"Kebanyakan inspirasi dari novel2 ka @RiawanElyta itu darimana ya? #KepoinRia"

Her answer:
"Kalo inspirasi, bisa dari mana aja. Tetapi memang, saya sangat menyenangi hal-hal yang berkaitan dengan entrepreneurship atau perusahaan, dan salah satunya perusahaan dalam bidang makanan. Oleh sebab itu, sebagian dari novel-novel saya itu berbicara soal kuliner dan kisah cintanya sendiri. Kalau sumber inspirasinya yang paling banyak itu biasanya dari media, baik itu media cetak atau online. Karena dari situ bisa dijadikan sumber inspirasi apabila diramu dan ditambah lagi bumbu-bumbu kisah cinta, insya Allah, dia akan menjadi kisah yang menarik."

***

The question:
01:56
@Prytaa
"Gangguan dan motivasi terbesar ketika nulis cerita sekeren Beijing?"

Her answer:
"Gangguan terbesar ya? Kalo gangguan terbesar mungkin itu pernah saya alami pada saat-saat awal penulisan. Jadi menemukan feel itu, bagi saya, adalah hal yang terpenting dan itu memang prosesnya agak sedikit lama sampai menemukan feel yang benar-benar tepat. Motivasi terbesar adalah bahwa saya ingin menyampaikan bahwa di dalam hidup itu kita butuh perjuangan, perjuangan untuk mencapai sesuatu. Walaupun pada awalnya itu bukan sesuatu yang kita sukai. Itulah kemudian yang memotivasi perjalanan Lisa yang merupakan tokoh utama dalam First Time in Beijing. Bagimana dia from zero to hero, mengelola restoran dari ayahnya dari dia benar-benar tidak bisa memasak sampai dia dipercaya untuk memegang restoran"

***

The question:
03:35
@ratipramita
"Kak punya kebiasaan gak kalo nulis, misalnya sambil gigit kuku atau bibir?"

Her answer:
"Kebiasaan kalo nulis apa ya? Ngobrol ya biasanya, sama orang di sekitar. Karena memang saya jarang-jarang menulis dalam kesendirian. Selalu ada orang di sekitar saya. Kadang-kadang dari obrolan itu bisa memunculkan inspirasi. "

***

The question:
04:10
@fitriandiyani
"Kak Ria, susah gak sih kak mengolah tiap kata dan kalimat dalam penulisan novel First Time in Beijing?"

Her answer:
"Kalo susah atau nggak, itu mungkin pada awal-awalnya aja ya. Kita biasa lah memulai, memulai sesuatu sampai menemukan alur yang kita inginkan itu. Tapi biasanya kalo udah berlanjut ke halaman lima, sepuluh keatas itu, Alhamdulillah, sudah mulai lancar. Karena kita sudah mulai merasakan menyatuan dengan ceritanya, dengan karakter tokohnya."

Selain baca transkrip yang aku ketik, jangan lupa tonton videonya. Karena takutnya ada beberapa kata yang tidak terdengar sama aku dan jadinya tidak tertulis. Untuk bagian yang isinya titik-titik, aku lewat karena isinya cuma jokes dan keluar dari hal yang ditanyakan. Semoga penulis-penulis lain bisa menyusul dan memberi inspirasi lebih banyak lagi ;D

You May Also Like

0 comment(s)

Thanks for leave your comment :D