Captain America: The Winter Soldier
Genre:
Action
Director:
Anthony Russo
Joe Russo
Cast:
Chris Evans, Scarlett Johansson, Sebastian Stan, Anthony Mackie,
Cobie Smulders, Frank Grillo, Emily VanCamp, Hayley Atwell, Robert Redford and Samuel L. Jackson
Dua tahun setelah kejadian di New
York, Steve Rogers aka Captain America bekerja di Washington D.C. untuk S.H.I.E.L.D. sambil terus menyesuaikan
diri dengan kehidupan modern. Bersama Natasha Romanoff aka The Black Widow,
Rogers menjalani misi untuk menyelamatkan kapal S.H.I.E.L.D. yang dibajak. Tapi
ternyata Natasha punya agenda lain, yaitu untuk mengambil data dari komputer
kapal tersebut dan memberikannya ke Nick Fury. Fury membutuhkan data tersebut
untuk menyelidiki sebuah proyek yang diberi nama Insight. Proyek yang dirancang
untuk mengeliminasi orang-orang yang berpotensi menjadi jahat itu membuat Fury
diburu. Lalu dia mempercayakan data tersebut pada Rogers dan Romanoff. Selain
mengurusi proyek tersebut, mereka juga menghadapi seorang prajurit yang dikenal
sebagai The Winter Soldier, yang sepertinya menjadi penjaga proyek tersebut.
Karena aku belum nonton film
Captain America: The First Avenger dan The Avengers, aku agak bingung
melihat dan mencerna percakapan antar karakter dan apa hubungan mereka
sebelumnya. Tapi setelah mengabaikannya, aku bisa menikmati jalan ceritanya.
Lagian ceritanya gak terlalu rumit. Tipikal film superhero Marvel lah, aksi si pahlawan bertarung seorang diri, ledakan
gede, dan banyak jokes yang oke. But what’s up with great hair and beautiful
eyes in this movie? The
Winter Soldier bisa-bisa nyaingin Thor nih hehehe.
My favorite scene:
pertarungan Captain America di dalam lift. So
intense yet awesome!
***
Genre:
Comedy
Director:
Nick Cassavetes
Cast:
Cameron Diaz, Leslie Mann, Nicky Minaj, Kate Upton, Nicolaj
Coster-Waldau, Taylor Kinney and Olivia Culpo
Carly Whitten, seorang pengacara mapan di New York, baru mengetahui
bahwa pacarnya, Mark King, ternyata sudah menikah dengan seorang wanita
bernama, Kate King. Kate sendiri sangat terpukul dengan hal tersebut. Dia
kebingungan dan akhirnya malah curhat kepada Carly. Mereka berdua lalu
menemukan fakta bahwa Mark juga berselingkuh dengan seorang wanita muda, Amber.
Kemudian, mereka bertiga memutuskan untuk berkerjasama dan membalas dendam pada
Mark. Tak disangka, rencana tersebut membuat mereka mengetahui bisnis rahasia
Mark.
Premis The Other Woman
sebenarnya menarik tapi sebenarnya tidak ada hal yang baru. Bagian awalnya termasuk
lancar dan menarik. Persahabatan Carly, Kate dan Amber yang tak terduga itu lucu.
Tapi perlahan aku, dan mungkin sebagian penonton di studio, agak kebingungan,
apakah pria itu adalah Mark yang sama atau orang lain yang sama persis
dengannya?
Lalu upaya balas dendam ketiga wanita dewasa itu terlihat silly dan nggak penting. Contohnya, Carly diam-diam menambahkan
obat pencahar ke dalam minuman Mark. Really?
Endingnya juga terasa aneh. Ketika Mark benar-benar tidak bisa mengelak dan
kehilangan banyak hal berharga, rasanya .. malah jadi kasian. Mungkin, mungkin
ya, balas dendam bukan obat terbaik untuk menghilangkan sakit hati.
My favorite scene: setiap scene yang melibatkan Amber
alias Kate Upton hehehehe.
***
Genre:
Action/Drama
Director:
Marc Webb
Cast:
Andrew Garfield, Emma Stone, Jamie Foxx, Dane DeHaan, Colm Feore,
Felicity Jones, Campbell Scott, Embeth Davidtz, Paul Giamatti and Sally Field
Karena terbayang oleh ucapan ayah
George Stacy, Peter Parker memutuskan hubungannya dengan Gwen Stacy selepas
lulus sekolah. Dia mengisi harinya dengan kuliah, menjadi fotografer lepas dan
tetap menjadi Spider-Man. Kehadirannya sebagai pahlawan membuat beberapa orang
mengaguminya bahkan sampai terobsesi. Salah satunya adalah Max Dillon, pekerja
di Oscorp. Dalam kecelakaan di perusahaan, dia malah berubah menjadi mahkluk
berkekuatan listrik. Dia tidak berniat berbuat jahat, tapi mendadak marah
karena Spider-Man mempermalukannya di depan masyarakat New York. Orang lain
yang menginginkan Spider-Man adalah Harry Osborn, teman lama Peter. Dia diwarisi
penyakit langka yang belum terobati. Dia merasa darah Spider-Man bisa
menyelamatkannya dari kematian.
Lagi-lagi aku nonton film sekuel yang film pertamanya belum aku
tonton. Tapi aku tetep bisa nikmatin The
Amazing Spider-Man 2:
Rise of Electro koq. Ceritanya bisa dibilang nggak nyambung langsung dengan
film pertamanya (mungkin). Aku tinggal nebak-nebak atau baca spoiler-nya di Wikipedia (setelah filmnya selesai tentunya). Kilas
balik ke peristiwa di mana ayah dan ibu Peter pergi ngebantu banget dan bisa
dibilang pondasi cerita film ini. Aku
suka banget adegan slow motion saat
Spider-Man bergelayutan di gedung-gedung tinggi, jokes yang oke, dan cantiknya
Emma Stone dalam rambut pirang. Bagian yang aku nggak suka itu kalau Peter lagi
emosional. Wajahnya yang mau nangis itu jelek banget, sekaligus nyebelin. Terus
saat Peter menemukan tempat rahasia ayahnya, banyak garis sinar gitu yang
ngingetin aku sama Star Trek. Hmmm.
My favorite scene: Peter/Spider-Man yang sedang sakit flu
harus mengurus penjahat yang mau merampok sebuah toko.
No comments:
Post a Comment
Thanks for leave your comment :D